TNI AU target 180 pesawat tempur
A
A
A
Sindonews.com - TNI Angkatan Udara (AU) kembali akan mendatangkan beberapa pesawat, baik tempur maupun pesawat pendukung serta alat utama sistem persenjataan (alutsista) lainnya pada 2012 ini.
Pengadaan ini untuk melanjutkan program peningkatan kemampuan alutsista dalam Rencana dan Strategi (Renstra) Pembangunan TNI AU 2010– 2014. Kepala Staf TNIAU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, pihaknya menargetkan memiliki 180 pesawat tempur, untuk ditempatkan di tujuh skuadron AU. Namun karena keterbatasan anggaran, pengadaannya akan dilakukan secara bertahap.
“Target ini juga sebagai sasaran jangka panjang dalam mewujudkan kekuatan pokok minimum TNI AU pada tahun 2024,” kata Imam Sufaat, seusai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU dan Apel Komandan Satuan 2012 di Gedung Sabang Merauke, Kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Kamis 26 Januari 2012.
Menurut Imam pengadaan pesawat tersebut merupakan salah satu Renstra 2010–2014, terutama menambah dan mengganti alutsista, khususnya yang tua dan tidak layak pakai Apalagi, alutsista yang dimiliki TNI saat ini masih kurang.
“Selain itu,juga sebagai upaya TNI AU dalam membangun kekuatan dan meningkatkan postur serta kemampuan profesionalisme dalam mengemban tugas pokok,” terangnya.
Berdasarkan kesiapan alutsista pada 2012, rencana kebutuhan jam terbang sebanyak 60.061 jam yang digunakan untuk mendukung kesiagaan penanggulangan bencana, memenuhi kebutuhan latihan awak pesawat, operasi, pendidikan, dan kegiatan lain.
“Untuk radar dibutuhkan jam operasional sebanyak 18 jam per hari,”jelas mantan gubernur AAU ini. Kepala Penerangan AAU Mayor Sus Hamdi Londong Allu mengatakan, adanya penambahan alutsista tersebut bukan hanya akan berdampak pada kekuatan TNI AU, melainkan juga pada perwira TNI AU itu sendiri, terutama kualitas mereka dalam mengoperasionalkan alutsista itu. Sebagai pemakai alutsista yang modern itu, perlu kecerdasan dan skill yang mumpuni.
Sementara itu,TNI Angkatan Darat (TNI AD) akan memprioritaskan peningkatan kemampuan intelijen pada 2012. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menuturkan, bidang intelijen menjadi salah satu prioritas untuk terus ditingkatkan kesiapannya.
Dengan begitu, kemampuan penyelidikan ataupu pengamanan dan penggalangan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat bisa tercapai.
Satuan intelijen memegang peran penting sebagai deteksi dini atas ancaman gangguan keamanan ataupun ancaman asing.
“Kita tingkatkan satuan intelijen, terutama untuk memantau maraknya terorisme di daerah dan deteksi dini di komando kewilayahan dari tingkat Babinsa hingga Kodam,” ujarnya di Jakarta.
Penguatan bidang intelijen diikuti dengan bidang personel. Nantinya akan dilakukan penataan kekuatan personel sesuai dengan kekuatan pokok minimal. Penguatan bidang intelijen juga menjadi prioritas TNI Angkatan Laut 2012.
“Upaya pengoptimalisasian pendeteksian dini terhadap kegiatan-kegiatan yang berpotensi terhadap terjadinya pelanggaran hukum di laut dan gangguan keamanan di wilayah yurisdiksi nasional menjadi sasaran TNI AL pada 2012,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) LaksamanaTNI Soeparno.(azh)
Pengadaan ini untuk melanjutkan program peningkatan kemampuan alutsista dalam Rencana dan Strategi (Renstra) Pembangunan TNI AU 2010– 2014. Kepala Staf TNIAU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, pihaknya menargetkan memiliki 180 pesawat tempur, untuk ditempatkan di tujuh skuadron AU. Namun karena keterbatasan anggaran, pengadaannya akan dilakukan secara bertahap.
“Target ini juga sebagai sasaran jangka panjang dalam mewujudkan kekuatan pokok minimum TNI AU pada tahun 2024,” kata Imam Sufaat, seusai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU dan Apel Komandan Satuan 2012 di Gedung Sabang Merauke, Kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Kamis 26 Januari 2012.
Menurut Imam pengadaan pesawat tersebut merupakan salah satu Renstra 2010–2014, terutama menambah dan mengganti alutsista, khususnya yang tua dan tidak layak pakai Apalagi, alutsista yang dimiliki TNI saat ini masih kurang.
“Selain itu,juga sebagai upaya TNI AU dalam membangun kekuatan dan meningkatkan postur serta kemampuan profesionalisme dalam mengemban tugas pokok,” terangnya.
Berdasarkan kesiapan alutsista pada 2012, rencana kebutuhan jam terbang sebanyak 60.061 jam yang digunakan untuk mendukung kesiagaan penanggulangan bencana, memenuhi kebutuhan latihan awak pesawat, operasi, pendidikan, dan kegiatan lain.
“Untuk radar dibutuhkan jam operasional sebanyak 18 jam per hari,”jelas mantan gubernur AAU ini. Kepala Penerangan AAU Mayor Sus Hamdi Londong Allu mengatakan, adanya penambahan alutsista tersebut bukan hanya akan berdampak pada kekuatan TNI AU, melainkan juga pada perwira TNI AU itu sendiri, terutama kualitas mereka dalam mengoperasionalkan alutsista itu. Sebagai pemakai alutsista yang modern itu, perlu kecerdasan dan skill yang mumpuni.
Sementara itu,TNI Angkatan Darat (TNI AD) akan memprioritaskan peningkatan kemampuan intelijen pada 2012. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menuturkan, bidang intelijen menjadi salah satu prioritas untuk terus ditingkatkan kesiapannya.
Dengan begitu, kemampuan penyelidikan ataupu pengamanan dan penggalangan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat bisa tercapai.
Satuan intelijen memegang peran penting sebagai deteksi dini atas ancaman gangguan keamanan ataupun ancaman asing.
“Kita tingkatkan satuan intelijen, terutama untuk memantau maraknya terorisme di daerah dan deteksi dini di komando kewilayahan dari tingkat Babinsa hingga Kodam,” ujarnya di Jakarta.
Penguatan bidang intelijen diikuti dengan bidang personel. Nantinya akan dilakukan penataan kekuatan personel sesuai dengan kekuatan pokok minimal. Penguatan bidang intelijen juga menjadi prioritas TNI Angkatan Laut 2012.
“Upaya pengoptimalisasian pendeteksian dini terhadap kegiatan-kegiatan yang berpotensi terhadap terjadinya pelanggaran hukum di laut dan gangguan keamanan di wilayah yurisdiksi nasional menjadi sasaran TNI AL pada 2012,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) LaksamanaTNI Soeparno.(azh)
()