Arbi Sanit: Mustahil Hatta Rajasa jadi capres
A
A
A
Sindonews.com - Kendati Pemilihan Presiden baru akan dihelat pada 2014 mendatang, namun sejumlah nama sudah mulai bermunculan untuk dicalonkan, salah satunya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.
Hatta didaulat menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Amanat Nasional (PAN) di Jakarta belum lama ini.
Pengamat politik senior Arbi Sanit menilai, Hatta Rajasa mustahil menjadi Presiden. Pasalnya, sejumlah faktor akan menghambat langkah Hatta. Terlebih, PAN hanya termasuk partai menengah yang konstituennya terbatas.
“Dia (Hatta) diusung partai yang memiliki basis konstituen terbatas. Kalau jadi presiden tidak bisa karena partainya kecil,” ujar Arbi kepada okezone, Selasa (16/1/2012).
Selain itu, lanjut Arbi, basis Islam yang kemungkinan dibidik Hatta dinilai tidak menjual. “Orang sudah pada takut dengan Islam. Lihat saja di Timur Tengah,” beber akademisi Universitas Indonesia ini.
Faktor Hatta sebagai orang Sumatera atau non Jawa juga memberi andil dalam keterpilihannya sebagai presiden. Arbi mengutarakan pernyataan tersebut berdasar pengalaman Jusuf Kalla di Pemilihan Presiden 2009. “Siapa yang bakal pilih. Hatta pemilihnya terbatas dan sedikit,” jelas Arbi.
Soal popularitas, Arbi menilai tidak menjadi jaminan. Sebab, popularitas tanpa dibarengi pengakuan dari masyarakat sebagai pemimpin juga tidak akan mendongkrak suara signifikan. “Kalau cuma populer, kucing juga populer. Pertanyaannya, siapa yang mau memilih kucing,” tandasnya.
Lantas, sebagai besan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mungkinkah Hatta juga diusung Partai Demokrat?
“Di Demokrat juga ada Ani Yudhoyono dan Anas Urbaningrum. Emang gampang,” singkat pria yang menjagokan Sri Mulyani dan Mahfud MD tersebut.
Hatta didaulat menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Amanat Nasional (PAN) di Jakarta belum lama ini.
Pengamat politik senior Arbi Sanit menilai, Hatta Rajasa mustahil menjadi Presiden. Pasalnya, sejumlah faktor akan menghambat langkah Hatta. Terlebih, PAN hanya termasuk partai menengah yang konstituennya terbatas.
“Dia (Hatta) diusung partai yang memiliki basis konstituen terbatas. Kalau jadi presiden tidak bisa karena partainya kecil,” ujar Arbi kepada okezone, Selasa (16/1/2012).
Selain itu, lanjut Arbi, basis Islam yang kemungkinan dibidik Hatta dinilai tidak menjual. “Orang sudah pada takut dengan Islam. Lihat saja di Timur Tengah,” beber akademisi Universitas Indonesia ini.
Faktor Hatta sebagai orang Sumatera atau non Jawa juga memberi andil dalam keterpilihannya sebagai presiden. Arbi mengutarakan pernyataan tersebut berdasar pengalaman Jusuf Kalla di Pemilihan Presiden 2009. “Siapa yang bakal pilih. Hatta pemilihnya terbatas dan sedikit,” jelas Arbi.
Soal popularitas, Arbi menilai tidak menjadi jaminan. Sebab, popularitas tanpa dibarengi pengakuan dari masyarakat sebagai pemimpin juga tidak akan mendongkrak suara signifikan. “Kalau cuma populer, kucing juga populer. Pertanyaannya, siapa yang mau memilih kucing,” tandasnya.
Lantas, sebagai besan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mungkinkah Hatta juga diusung Partai Demokrat?
“Di Demokrat juga ada Ani Yudhoyono dan Anas Urbaningrum. Emang gampang,” singkat pria yang menjagokan Sri Mulyani dan Mahfud MD tersebut.
()