Seleksi penyelenggara pemilu jangan sebatas mekanik
A
A
A
Sindonews.com - Seleksi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) masih dipenuhi wajah lama. Baik yang berada di tingkat nasional maupun lokal. Hal ini menjadi tantangan bagi tim seleksi untuk lebih selektif dan tidak meloloskan wajah-wajah lama itu.
Direktur Lingkar Madani Indonesa Ray Rangkuti mengatakan, daftar anggota yang masuk seleksi banyak berasal dari anggota penyelenggara pemilu yang lalu, baik di tingkat nasional maupun lokal.
"Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi timsel untuk selektif menentukan calon dan membuat kriteria serta metode yang tepat dalam guna menyaring calon penyelenggara pemilu yang lebih kredibel, bertanggung jawab, visioner dan dengan kesadaran untuk meningkatkan kualitas demokrasi," ujarnya saat berbincang dengan Sindonews, Kamis (12/1/2012).
Kenyataan bahwa pelaksanaan Pemilu 2009 penuh dengan kontroversi, termasuk banyak Pilkada yang jauh dari semangat menciptakan kompetisi jujur dan adil, merupakan modal awal untuk menempatkan secara pas calon-calon penyelenggara pemilu.
"Seleksi sejatinya menimbang unsur-unsur seperti itu. Sehingga, proses seleksi tidak menjadi mekanik. Dalam artian, sebuah proses yang dijalankan secara mekanik tanpa penilaian unsur kredibilitas, kejujuran, prestasi, prospek, dan hal-hal yang terkait dengan sisi manusiawi lainnya," terang Ray.
Jika hanya mengandalkan pada pemahaman kepemiluan, maka proses seleksi lama-lama akan jatuh menjadi proses yang mekanik. Untuk itu, mutlak menyertakan prinsip-prinsip keterbukaan dan partisipasi dalam setiap proses seleksi. Dua prinsip ini sejatinya menjadi sesuatu yang menonjol dari timsel saat ini.
"Kita semua mengetahui anggota timsel punya kepedulian tinggi untuk mengembangkan prinsip-prinsip itu. Beberapa pelamar mengadukan keheranan tentang pengumuman kelulusan adminstratif. Menurut mereka persyaratan administratif yang ditetapkan telah mereka penuhi, tapi nama mereka tidak dicantumkan sebagai orang yang lolos persyaratan," jelasnya. (san)
Direktur Lingkar Madani Indonesa Ray Rangkuti mengatakan, daftar anggota yang masuk seleksi banyak berasal dari anggota penyelenggara pemilu yang lalu, baik di tingkat nasional maupun lokal.
"Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi timsel untuk selektif menentukan calon dan membuat kriteria serta metode yang tepat dalam guna menyaring calon penyelenggara pemilu yang lebih kredibel, bertanggung jawab, visioner dan dengan kesadaran untuk meningkatkan kualitas demokrasi," ujarnya saat berbincang dengan Sindonews, Kamis (12/1/2012).
Kenyataan bahwa pelaksanaan Pemilu 2009 penuh dengan kontroversi, termasuk banyak Pilkada yang jauh dari semangat menciptakan kompetisi jujur dan adil, merupakan modal awal untuk menempatkan secara pas calon-calon penyelenggara pemilu.
"Seleksi sejatinya menimbang unsur-unsur seperti itu. Sehingga, proses seleksi tidak menjadi mekanik. Dalam artian, sebuah proses yang dijalankan secara mekanik tanpa penilaian unsur kredibilitas, kejujuran, prestasi, prospek, dan hal-hal yang terkait dengan sisi manusiawi lainnya," terang Ray.
Jika hanya mengandalkan pada pemahaman kepemiluan, maka proses seleksi lama-lama akan jatuh menjadi proses yang mekanik. Untuk itu, mutlak menyertakan prinsip-prinsip keterbukaan dan partisipasi dalam setiap proses seleksi. Dua prinsip ini sejatinya menjadi sesuatu yang menonjol dari timsel saat ini.
"Kita semua mengetahui anggota timsel punya kepedulian tinggi untuk mengembangkan prinsip-prinsip itu. Beberapa pelamar mengadukan keheranan tentang pengumuman kelulusan adminstratif. Menurut mereka persyaratan administratif yang ditetapkan telah mereka penuhi, tapi nama mereka tidak dicantumkan sebagai orang yang lolos persyaratan," jelasnya. (san)
()