Survei LSI cermin Pemilu 2014

Selasa, 04 Oktober 2011 - 05:04 WIB
Survei LSI cermin Pemilu 2014
Survei LSI cermin Pemilu 2014
A A A
Sindonews.com - Penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang mengungkap opini publik terhadap politikus, seolah meresmikan pernyataan yang selama ini menjadi rahasia umum.

Hasil penelitian ini pun diakui oleh para pengamat politik. Mereka menilai, hasil penelitian itu merupakan cermin keikutseraan publik pada Pemilu 2014 mendatang.

Bahkan peningkatan jumlah publik yang tak akan menggunakan hak pilihnya, golongan putih atau golput, tercermin dari hasil penelitian LSI yang dilansir Minggu 2 Oktober 2011.

"Bisa berpengaruh. Kan dari 2004 ke 2009, sudah terjadi peningkatan jumlah Golput," ucap pengamat politik dari Universitas Indonesia Donny Gahral dalam pesannya kepada Sindonews, Senin 3 Oktober 2011.

Namun dia memberi catatan, peningkatan jumlah golput bukan berarti publik tidak memiliki kesadaran politik. Sebaliknya, peningkatan ini menunjukkan betapa kesadaran politik publik meningkat.

"Masyarakat tidak lagi mau berpartisipasi dalam pemilihan yang cuma menghasilkan politikus korup," tukasnya.

Peningkatan jumlah golput ini juga merupakan meningkatnya kesadaran demokrasi. Oleh karena itu, jika tidak ingin jumlah golput meningkat, partai politik harus segera melakukan reformasi. Partai politik harus menyediakan politikus yang berkualitas.

Partai politik harus segera menyadari, kesadaran berpolitik publik harus berbanding lurus dengan kesadaran politikus dan partai politik untuk memiliki niat baik terhadap masyarakat. Sehingga publik tidak sia-sia berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Hasil survei LSI menunjukkan betapa sistem rekruitmen dan kaderisasi politikus kita masih buruk. Hal ini berarti partai politik sebagai mesin kaderisasi belum bekerja secara maksimal.

Partai lebih banyak menghasilkan politikus pengggeruk anggaran, daripada politikus yang mampu memanfaatkan anggaran sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Akademisi dan aktivis belum teruji dalam berpolitik, meski memiliki integritas.

"Soalnya politik bukan soal moral belaka, tetapi keberanian dan ketahanan psikologis juga," ucap suami dari politikus Rieke Dyah Pitaloka ini.

Donny menyakini hasil survei LSI akan berpengaruh 2014. Untuk ini saatnya bagi partai untuk bersih-bersih diri dari politikus busuk. "Kalau tidak akan ditinggalkan konstituen yang semakin cerdas," tandasnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyoroti hasil survei LSI terkait opini publik yang menyatakan politikus saat ini lebih buruk dari politikus era orde baru (orba).

Menurutnya, penurunan citra politikus di mata publik merupakan efek langsung dari reformasi. Di era ini, politikus dipotret secara langsung oleh publik tanpa tedeng aling-aling.

Berkat bantuan informasi media yang luar biasa, seluruh perilaku politikus seperti tersaji dengan kasat mata. Dalam suasana seperti ini, perilaku politikus yang buruk dengan segera menjadi bahan kritik luas masyarakat.

Sementara di orde baru, kejahatan politikus ditutup-tutupi. Bakan publik tidak diberi kesempatan untuk mengkritisi. "Para politisi ditempatkan setengah dewa yang tidak bisa salah, atau dikritik. Akibatnya sekalipun bejibun kebobrokan mereka, tetap terlihat suci," tukasnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5668 seconds (0.1#10.140)