Ingat! Corona Tak Kenal Usia, Sekali Kena Bisa Menulari Siapa Saja

Minggu, 22 Maret 2020 - 10:18 WIB
Ingat! Corona Tak Kenal Usia, Sekali Kena Bisa Menulari Siapa Saja
Ingat! Corona Tak Kenal Usia, Sekali Kena Bisa Menulari Siapa Saja
A A A
JAKARTA - Indonesia dan global, kelompok muda memiliki daya tahan yang lebih baik dibanding dengan usia lebih lanjut, namun bukan berarti tidak dapat terkena, bisa dan memungkinkan tanpa gejala.

“Inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor cepatnya penyebaran, karena kita terkena tanpa gejala dan kemudian tidak melakukan isolasi diri. Problem inilah yang kemudian menjadi hal yang mendasar sehingga sebaran bisa menjadi semakin cepat,” tutur Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan Wabah Virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto, di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu 21 Maret 2020 dikutip dari setkab.go.id.

Apabila virus menular ke saudara-saudara yang usianya lebih tua dan rawan, kata Yuri, akan menjadi permasalahan yang serius untuk keluarga. Meskipun masih merasa muda dan kuat, sambungnya, masing-masing bisa menjadi salah satu sumber penyebaran di dalam keluarga.

Oleh karena itu, Yuri meminta patuhi imbauan dari pemerintah untuk lebih banyak di rumah, patuhi betul untuk kemudian semaksimal mungkin tidak keluar dari rumah, yang menjadi penting dalam kaitan dengan pencegahan. (Baca juga: Kembali Bertambah, Korban Positif Corona Jadi 450 Orang dan Meninggal 38 Orang)

Pemerintah, lanjut Yuri, secara bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk mencoba melakukan pengendalian terhadap sebaran ini dan beberapa saat lalu sudah muncul kebijakan untuk melaksanakan pemeriksaan cepat, rapid test.

“Ini sudah kita laksanakan sejak kemarin sore di beberapa kecamatan di wilayah Jakarta Selatan. Kita akan melakukan ini secara luas di seluruh Indonesia pada kelompok yang berisiko,” ujarnya.

Rapid test, pemeriksaan cepat, akan disinergikan dengan kegiatan tracing pada kasus yang positif, sebagai contoh keluarga kasus positif yang dirawat di rumah sakit didatangi ke rumahnya dan seluruh yang ada di rumah tersebut dilakukan tes.

“Demikian juga nanti akan kita lakukan pelacakan di tempat kerjanya. Inilah yang dilakukan di dalam kaitan dengan pemeriksaan cepat terkait juga dilakukan dengan screening ini,” lanjut Yuri.

Tujuannya, sambung Yuri, adalah sesegera mungkin menemukan kasus-kasus positif dan kemudian melakukan isolasi di tengah masyarakat supaya tidak menjadi penyebaran baru.

Hasil negatif dari rapid test, kata Yuri, tidak memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan tidak sedang sakit, bisa saja pada pemeriksaan ini didapatkan hasil negatif pada orang yang sudah terinfeksi oleh virus ini tetapi respons serologi, respons imunitasnya belum muncul.

“Ini sering terjadi pada infeksi yang masih berada di bawah tujuh hari atau enam hari, hasilnya pasti akan negatif. Oleh karena itu, ini akan diulang lagi untuk enam hari atau tujuh hari kemudian dengan pemeriksaan yang sama,” tuturnya.

Siapa pun, sambung Yuri, meskipun di dalam pemeriksaannya negatif, tidak kemudian merasa dirinya sehat, tetap harus melaksanakan pembatasan, mengatur jarak dalam konteks berkomunikasi secara sosial.

“Oleh karena itu, pahami betul hasil negatif tidak memberikan garansi bahwa tidak sedang terinfeksi COVID-19. Ini yang harus kita mengerti bersama,” tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4259 seconds (0.1#10.140)