Disinfektan dari Cuka Kayu dan Bambu Dinilai Bisa Cegah Virus Corona
A
A
A
JAKARTA - Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berhasil memproduksi disinfektan dari cuka kayu dan bambu (asap cair) sebagai antisipasi penyebaran virus Corona atau COVID-19.
Dari hasil Penelitian dan Pengembangan Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH) ini juga diproduksi hand sanitizer dengan formula asap cair (cuka kayu), borneol, etanol, dan gliserol.
Pemakaiannya telah diujicobakan untuk lingkungan kantor dan dibagikan kepada para pegawai di lingkungan Perkantoran BLI Kampus Gunung Batu, Bogor. (Baca juga: Pemerintah Sudah Siapkan Jutaan Masker Bedah dan Ribuan Masker n95)
''Hasil pengujian asap cair kayu dan bambu terhadap kuman dari eksperimen yang dilakukan, cukup hanya dengan 1% sudah efektif,'' ujar Prof Gustan Pari, peneliti P3HH, BLI, Sabtu (21/3/2020).
Dijelaskan Gustan, uji toksisitas asap cair kayu dan bambu sebagai disinfektan, dilakukan bersama Ratih Damayanti dan tim. Riset ini menggunakan mikroorganisme bakteri yang terdapat pada telapak tangan dan udara di Laboratorium Mikrobiologi Hutan-Pusat Litbang Hutan, Bogor.
Hasilnya, asap cair kayu dan bambu dengan konsentrasi 1% memiliki kemampuan lebih baik dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme dibandingkan etanol (alkohol) 70%, yang selama ini sering dijadikan bahan dasar desinfektan.
''Asap cair yang diproduksi BLI layak dijadikan sebagai desinfektan terutama di tengah kelangkaan produk disinfektan di pasaran. Ini akan segera diproduksi massal untuk dibagikan ke lingkungan masyarakat yang membutuhkan,'' kata Prof Gustan.
Penyemprotan disinfektan yang dilakukan di seluruh ruangan kerja BLI lingkup Gunung Batu ini merupakan respons BLI menindaklanjuti Surat Edaran Menteri LHK Siti Nurbaya tentang pencegahan penyebaran Covis-19.
Salah satu upaya pencegahan dengan melakukan penyemprotan disinfektan pada sarana prasarana gedung/kantor, menerapkan budaya hidup bersih, dan menjaga lingkungan sekitar. Siti Nurbaya menyambut baik hasil inovasi BLI KLHK ini sebab bisa mengurangi dampak penyebaran virus corona.
"Semua pihak harus bergotong royong mengupayakan pencegahan virus berbahaya ini," kata Siti Nurbaya.
Dari hasil Penelitian dan Pengembangan Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH) ini juga diproduksi hand sanitizer dengan formula asap cair (cuka kayu), borneol, etanol, dan gliserol.
Pemakaiannya telah diujicobakan untuk lingkungan kantor dan dibagikan kepada para pegawai di lingkungan Perkantoran BLI Kampus Gunung Batu, Bogor. (Baca juga: Pemerintah Sudah Siapkan Jutaan Masker Bedah dan Ribuan Masker n95)
''Hasil pengujian asap cair kayu dan bambu terhadap kuman dari eksperimen yang dilakukan, cukup hanya dengan 1% sudah efektif,'' ujar Prof Gustan Pari, peneliti P3HH, BLI, Sabtu (21/3/2020).
Dijelaskan Gustan, uji toksisitas asap cair kayu dan bambu sebagai disinfektan, dilakukan bersama Ratih Damayanti dan tim. Riset ini menggunakan mikroorganisme bakteri yang terdapat pada telapak tangan dan udara di Laboratorium Mikrobiologi Hutan-Pusat Litbang Hutan, Bogor.
Hasilnya, asap cair kayu dan bambu dengan konsentrasi 1% memiliki kemampuan lebih baik dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme dibandingkan etanol (alkohol) 70%, yang selama ini sering dijadikan bahan dasar desinfektan.
''Asap cair yang diproduksi BLI layak dijadikan sebagai desinfektan terutama di tengah kelangkaan produk disinfektan di pasaran. Ini akan segera diproduksi massal untuk dibagikan ke lingkungan masyarakat yang membutuhkan,'' kata Prof Gustan.
Penyemprotan disinfektan yang dilakukan di seluruh ruangan kerja BLI lingkup Gunung Batu ini merupakan respons BLI menindaklanjuti Surat Edaran Menteri LHK Siti Nurbaya tentang pencegahan penyebaran Covis-19.
Salah satu upaya pencegahan dengan melakukan penyemprotan disinfektan pada sarana prasarana gedung/kantor, menerapkan budaya hidup bersih, dan menjaga lingkungan sekitar. Siti Nurbaya menyambut baik hasil inovasi BLI KLHK ini sebab bisa mengurangi dampak penyebaran virus corona.
"Semua pihak harus bergotong royong mengupayakan pencegahan virus berbahaya ini," kata Siti Nurbaya.
(maf)