Korban Corona Terus Bertambah, Pemerintah Segera Sreening Massal
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto mengungkapkan saat ini total kasus akibat virus corona terus bertambah menjadi 309 kasus dan 25 orang meninggal.
Upaya yang akan dilakukan pemerintah saat ini untuk menekan jumlah tersebut adalah dengan melakukan screening massal. (Baca juga: Korban Corona Terus Berjatuhan, 6 Orang Meninggal dalam Satu Hari)
"Kemudian yang berikutnya yang akan kita lakukan adalah pencarian untuk orang yang mengidap penyakit ini positif agar tidak menjadi sumber penularan di masyarakat. Pemerintah dalam melaksanakan pemeriksaan secara massal atau kita sebut sebagai screening massal terhadap Covid 19 yang sekarang sedang kita persiapkan keseluruhan," ungkap Yuri dalam Konferensi Press secara Online di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Yuri menjelaskan, metode pemeriksaan virus ini memang ada beberapa macam. "Tentunya kalau kita lihat dari sensitivitasnya untuk virus ini yang paling sensitif adalah pemeriksaan dengan metode molekuler. Tetapi menggunakan pemeriksaan imunoglobulin sebagai upaya tes screening awal dan bisa dilaksanakan secara massal adalah sebuah keputusan yang baik," jelasnya.
Beberapa negara sudah melakukan screening massal ini. Dan, Indonesia kata Yuri pun juga akan melaksanakan hal ini. "Tujuannya adalah untuk secepat mungkin bisa kita ketahui tentang positif yang berada di masyarakat," ucapnya.
"Tujuannya adalah untuk melaksanakan isolasi. Sudah barang tentu nanti kita akan mendapatkan kasus positif yang cukup banyak, namun tidak harus dimaknai masuk rumah sakit," sambungnya.
Namun Yuri mengatakan, pada kasus positif dengan tanpa gejala atau kasus positif dengan gejala yang ringan tentunya akan di edukasi untuk melaksanakan isolasi diri atau self isolation.
"Yang bisa dilaksanakan secara mandiri bank tentunya dengan monitoring yang dilaksanakan oleh Puskesmas atau petugas kesehatan lain yang sudah disepakati," katanya.
Yuri pun menambahkan bahwa dalam konsultasi kesehatan ini masyarakat juga bisa melakukannya denga aplikasi mobile. “Atau juga kita sudah mengembangkan bagaimana kemudian dapat melaksanakan konsultasi tentang kondisi kesehatannya melalui aplikasi online Halodoc misalnya," jelasnya.
"Ini yang akan kita desain sehingga skrining massal, pemeriksaan secara massal itu harus diikuti dengan langkah-langkah sosialisasi edukasi tentang bagaimana melaksanakan isolasi diri," tambahnya.
Menurutnya, ditambah dengan sarana untuk bisa melakukan monitoring baik dan konsultasi secara virtual dengan menggunakan aplikasi Halodoc. "Dan aplikasi yang lain yang mungkin nanti akan lanjut kita akan kembangkan," pungkasnya.
Upaya yang akan dilakukan pemerintah saat ini untuk menekan jumlah tersebut adalah dengan melakukan screening massal. (Baca juga: Korban Corona Terus Berjatuhan, 6 Orang Meninggal dalam Satu Hari)
"Kemudian yang berikutnya yang akan kita lakukan adalah pencarian untuk orang yang mengidap penyakit ini positif agar tidak menjadi sumber penularan di masyarakat. Pemerintah dalam melaksanakan pemeriksaan secara massal atau kita sebut sebagai screening massal terhadap Covid 19 yang sekarang sedang kita persiapkan keseluruhan," ungkap Yuri dalam Konferensi Press secara Online di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Yuri menjelaskan, metode pemeriksaan virus ini memang ada beberapa macam. "Tentunya kalau kita lihat dari sensitivitasnya untuk virus ini yang paling sensitif adalah pemeriksaan dengan metode molekuler. Tetapi menggunakan pemeriksaan imunoglobulin sebagai upaya tes screening awal dan bisa dilaksanakan secara massal adalah sebuah keputusan yang baik," jelasnya.
Beberapa negara sudah melakukan screening massal ini. Dan, Indonesia kata Yuri pun juga akan melaksanakan hal ini. "Tujuannya adalah untuk secepat mungkin bisa kita ketahui tentang positif yang berada di masyarakat," ucapnya.
"Tujuannya adalah untuk melaksanakan isolasi. Sudah barang tentu nanti kita akan mendapatkan kasus positif yang cukup banyak, namun tidak harus dimaknai masuk rumah sakit," sambungnya.
Namun Yuri mengatakan, pada kasus positif dengan tanpa gejala atau kasus positif dengan gejala yang ringan tentunya akan di edukasi untuk melaksanakan isolasi diri atau self isolation.
"Yang bisa dilaksanakan secara mandiri bank tentunya dengan monitoring yang dilaksanakan oleh Puskesmas atau petugas kesehatan lain yang sudah disepakati," katanya.
Yuri pun menambahkan bahwa dalam konsultasi kesehatan ini masyarakat juga bisa melakukannya denga aplikasi mobile. “Atau juga kita sudah mengembangkan bagaimana kemudian dapat melaksanakan konsultasi tentang kondisi kesehatannya melalui aplikasi online Halodoc misalnya," jelasnya.
"Ini yang akan kita desain sehingga skrining massal, pemeriksaan secara massal itu harus diikuti dengan langkah-langkah sosialisasi edukasi tentang bagaimana melaksanakan isolasi diri," tambahnya.
Menurutnya, ditambah dengan sarana untuk bisa melakukan monitoring baik dan konsultasi secara virtual dengan menggunakan aplikasi Halodoc. "Dan aplikasi yang lain yang mungkin nanti akan lanjut kita akan kembangkan," pungkasnya.
(maf)