Mantan Kepala BNPT: Virus ISIS Lebih Mengerikan daripada Corona

Sabtu, 07 Maret 2020 - 14:00 WIB
Mantan Kepala BNPT: Virus ISIS Lebih Mengerikan daripada Corona
Mantan Kepala BNPT: Virus ISIS Lebih Mengerikan daripada Corona
A A A
JAKARTA - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai menyatakan, virus ISIS lebih mengerikan daripada virus Corona . Ansyaad menyebut, virus ISIS lebih radikal dan berbahaya. Sehingga langkah pemerintah yang menolak memulangkan ISIS mantan WNI harus didukung.

"Virus corona sudah jelas angkanya korbannya berapa persen, kalau virus radikal isis ini korban bangsa kita ini," kata Ansyaad dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM di bertajuk 'WNI ISIS Dipulangkan atau Dilupakan?' di Hotel Ibis Tamarin, Menteng, Jakarta, Sabtu (7/3/2020).

Ansyaad mengajak semua pihak fokus terhadap WNI eks ISIS yang dianggap telah tergabung dalam aksi radikalisme di sejumlah lokasi di timur tengah. Baginya, radikalisme ibu kandung dari terorisme.

"Tindakan radikal berasal dari radi dan akal itu banyak membuat maslahat. Kalau bicara radikalisme bukan elaborasi radikalisme, sudah menjadi terminologi global," ungkapnya. (Baca Juga: Konjen RI di Jeddah Ungkap Kondisi Terkini di Arab Saudi
Ia menjelaskan, merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia, radikalisme yakni suatu gerakan yang menginginkan pembaruan termasuk dengan cara kekerasan. Sebagai contoh, ISIS dan organisasi HTI yang telah dibubarkan oleh pemerintah. Bukti-bukti radikalisme ISIS dan HTI telah diteliti oleh Wahid Institut dan Maarif Institut.

Lebih lanjut Ansyaad mengatakan, ada tiga sumber munculnya radikalisme di Indonesia. Pertama, kelompok yang merasa dirinya benar, sementara kelompok yang lain tidak dan bahkan mengkafir-kafirkan.

Kedua, kelompok ini menganggap yang paling paham tentang doktrin agama dalam Al quran dan Hadits, lalu menganggap paham yang lain salah. Dan yang ketiga, kelompok ini merasa paling paham, sehingga mereka tak segan untuk menghakimi, membakar dan memotong leher kelompok lain, hingga membantai.

"Kami ingin mengajak semua ada satu arus baru sekarang 31 januari 2020, ada deklarasi konfrotasi al azhar bulan lalu, pembaharuan pemikiran islam," ungkap dia. (Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Telusuri Jejak Pasien Corona ke 3 dan 4(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6121 seconds (0.1#10.140)