Ferdinand Demokrat Jagokan Ahok Jadi Pimpro Ibu Kota Baru
A
A
A
JAKARTA - Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Wika) Tumiyana paling layak sebagai Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) baru. Hal tersebut merupakan pendapat pribadi Ferdinand Hutahaean, karena Partai Demokrat belum bersikap.
Diketahui, selain Ahok dan Tumiyana, dua orang kandidat lainnya adalah Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas. "Dari empat nama yang muncul, menurut saya yang paling layak untuk memimpin pembangunan IKN atau CEO Otorita IKN ada dua yaitu pertama Ahok," ujar Ferdinand Hutahaean kepada SINDOnews, Kamis (5/3/2020).
Menurut dia, karakter Ahok yang keras dan tidak kompromi, tepat mengurus pembangunan yang anggarannya ratusan trilliun. Dia melanjutkan, Ahok pekerja keras dan tepat waktu. "Sehingga pembangunan IKN di tangan Ahok lebih optimis bisa berjalan dan selesai tepat waktu," ungkapnya.
Selain Ahok, Tumiyana juga dianggapnya layak. "Beliau punya pengalaman dalam pembangunan konstruksi," ujarnya. (Baca Juga: Pembentukan Badan Otorita Ibu Kota Baru Dinilai Ramai karena Ada Ahok).
Dia melanjutkan, kapasitas kapabilitas Tumiyana untuk proyek raksasa seperti ini cukup memadai. 'Sayangnya, karena sudah terbiasa seperti birokrat, Tumiyana ini cenderung lebih kompromistis dan ini bisa membuat progres bisa terlambat dan bisa juga banyak kompromi-kompromi yang tak boleh terjadi," ujarnya.
Sementara Azwar Anas dan Bambang Brodjonegoro, kata dia, kurang memenuhi kriteria dari semua sudut. "Maka dari itu yang paling layak dan paling tepat ya Ahok. Jika bukan Ahok, ya Tumiya. Tapi chemistry dengan presiden perlu juga pertimbangan, maka Ahok memenuhi semua kriteria," pungkasnya.
Diketahui, selain Ahok dan Tumiyana, dua orang kandidat lainnya adalah Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas. "Dari empat nama yang muncul, menurut saya yang paling layak untuk memimpin pembangunan IKN atau CEO Otorita IKN ada dua yaitu pertama Ahok," ujar Ferdinand Hutahaean kepada SINDOnews, Kamis (5/3/2020).
Menurut dia, karakter Ahok yang keras dan tidak kompromi, tepat mengurus pembangunan yang anggarannya ratusan trilliun. Dia melanjutkan, Ahok pekerja keras dan tepat waktu. "Sehingga pembangunan IKN di tangan Ahok lebih optimis bisa berjalan dan selesai tepat waktu," ungkapnya.
Selain Ahok, Tumiyana juga dianggapnya layak. "Beliau punya pengalaman dalam pembangunan konstruksi," ujarnya. (Baca Juga: Pembentukan Badan Otorita Ibu Kota Baru Dinilai Ramai karena Ada Ahok).
Dia melanjutkan, kapasitas kapabilitas Tumiyana untuk proyek raksasa seperti ini cukup memadai. 'Sayangnya, karena sudah terbiasa seperti birokrat, Tumiyana ini cenderung lebih kompromistis dan ini bisa membuat progres bisa terlambat dan bisa juga banyak kompromi-kompromi yang tak boleh terjadi," ujarnya.
Sementara Azwar Anas dan Bambang Brodjonegoro, kata dia, kurang memenuhi kriteria dari semua sudut. "Maka dari itu yang paling layak dan paling tepat ya Ahok. Jika bukan Ahok, ya Tumiya. Tapi chemistry dengan presiden perlu juga pertimbangan, maka Ahok memenuhi semua kriteria," pungkasnya.
(zik)