Pemerintah Pastikan WNI Pasien Corona Banyak yang Sembuh

Kamis, 05 Maret 2020 - 06:21 WIB
Pemerintah Pastikan...
Pemerintah Pastikan WNI Pasien Corona Banyak yang Sembuh
A A A
JAKARTA - Ada kabar menggembirakan dari WNI yang positif terjangkit virus korona Covid-19. Dari 9 anak buah kapal (ABK) Kapal Pesiar Diamond Princess yang terpapar virus mematikan tersebut, 4 orang di antaranya dipastikan sembuh atau berstatus negatif. Sebelumnya seorang WNI yang menjalani penanganan intensif di Singapura juga dinyatakan sembuh.

Perkembangan kondisi teranyar tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Adapun 5 WNI yang kini menjalani perawatan di Jepang juga menunjukkan perkembangan positif dan kondisinya sudah stabil. Kondisi sama juga dialami 2 pasien korona yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso. Apa yang dialami WNI tersebut menambah banyak daftar pasien korona yang berhasil disembuhkan.

Retno Marsudi memastikan pemerintah terus melakukan komunikasi intensif dengan para WNI di beberapa negara yang mengalami perkembangan kasus korona yang dinilai signifikan. Bukan hanya di Jepang dan Singapura, tetapi juga di Iran, Korea Selatan, dan Italia.

"Kita melakukan komunikasi yang intensif melalui perwakilan kita kepada WNI kita. Kali ini fokus kita di 4 negara tersebut. Sejauh ini kondisi WNI kita di 4 negara tersebut dalam kondisi baik. Sementara yang dari Korea Selatan, Italia, dan Iran, kondisi WNI kita dalam kondisi baik dan komunikasi intensif terus dilakukan dengan KBRI kita," ujar dia di Jakarta (3/3).

Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang juga juru bicara penanganan virus korona (Covid-19) Achmad Yurianto mengungkapkan perkembangan positif dari pasien yang terkena korona di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Namun mereka belum boleh dipulangkan karena masih menunggu tes lanjutan. Menurut dia, untuk bisa pulang pasien harus dua kali negatif. “Dari tanggal 2, 5 hari kemudian akan kita cek ulang. Kalau dia negatif, kemudian 5 hari negatif baru dipulangkan. Jadi tetap hasil laboratorium sebagai parameter untuk memulangkan pasien tersebut,” kata Achmad.

Pada kesempatan sama dia juga menyampaikan kondisi teranyar 188 ABK World Dream di Pulau Sebaru yang sudah 6 hari diobservasi di Pulau Sebaru. Dia memastikan kondisi mereka negatif korona. Kondisinya sekarang sudah kita periksa, hasilnya negatif untuk korona. Hasilnya negatif seluruhnya,” katanya.

Achmad pun berharap kondisi 188 ABK akan tetap stabil hingga 14 hari observasi. “Mudah-mudahan ini berlangsung terus dan pada akhir masa observasinya yang 14 hari lagi kita akan periksa lagi spesimennya. Dan kalau hasilnya negatif, maka akan kita kembalikan kepada keluarganya. Tentunya dengan sebuah keyakinan bahwa mereka sehat dan oke dan sebuah keyakinan bahwa keluarganya menerima mereka,” tegasnya.

Bagaimana dengan kondisi ABK Kapal Diamond Princess? Dari 69 orang yang dibawa pulang ke Tanah Air, 68 sudah klir negatif. Mereka sudah diminta diturunkan ke Sebaru dan sudah berproses. “Sementara yang satu ini masih berproses karena akan kita lakukan konfirmasi lagi,” tambah Achmad.

Dia lantas menuturkan hingga kemarin Kemenkes telah memeriksa 446 spesimen terkait korona. Dari 446 spesimen tersebut, 168 berasal dari kiriman 48 rumah sakit di 23 provinsi. Spesimen dari Bali ada 11 bukan dari rumah sakit, 188 spesimen dari Kapal World Dream, dan 69 spesimen dari Kapal Diamond Princess. Selain itu ada 10 spesimen dari tim penjemput.

“Secara keseluruhan kita hingga saat ini sudah memeriksa kurang lebih 446 spesimen. Ada 2 yang sudah jelas-jelas positif dan ada 10 yang nanti kita coba akan dalami lagi,” ungkap Achmad saat memberikan keterangan di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta.

Sementara itu, walaupun penanganan wabah korona menunjukkan hasil positif, pemerintah tetap terus meningkatkan kewaspadaannya. Kemarin pemerintah memastikan telah menyusun protokol penanganan penyebaran korona.

Langkah ini disampaikan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam rapat koordinasi (rakor) protokol penanganan virus korona di KSP. Rakor ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengantisipasi penanganan virus korona.

“Kementerian/lembaga akan menjalankan protokol tersebut sesuai dengan bidang masing-masing. Protokol ini harus disebar,” katanya melalui siaran pers yang diterima KORAN SINDO kemarin.

Moeldoko memaparkan ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam protokol tersebut. Pertama, penyusunan protokol penanganan kasus Covid-19 dari orang dalam pemantauan (ODP) hingga sehat kembali. Kemudian langkah kedua membentuk protokol penanganan orang-orang yang masuk dari luar negeri di beberapa pintu perbatasan.

“Terkait hal ini Presiden sudah menekankan ada sebanyak 135 pintu masuk di wilayah perbatasan,” tuturnya.

Ketiga, penyusunan protokol komunikasi oleh Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) serta Kementerian Komunikasi dan Informasi (Menkominfo). “Ini yang harus kita atur, jangan sampai berbeda ucapan dari gubernur atau wali kota,” tegas Moeldoko.

Terakhir, pembentukan protokol pendidikan, baik itu dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Misalnya, melalui akses atau jaringan pesantren-pesantren dan sebagainya. “Selain itu Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai juga perlu menjelaskan kelangkaan bahan baku impor masker,” katanya.

Moeldoko lantas menuturkan bahwa pemerintah dipastikan tidak akan menerbitkan peraturan presiden (perpres) terkait penanganan korona. Pasalnya pemerintah telah memiliki instrumen sebagai strategi penanganan virus korona.

“Instrumen Inpres 4/2019. Itu sangat-sangat kuat untuk menangani pandemi global. Termasuk juga nuklir, biologi, kimia. Itu sudah sangat jelas menteri siapa berbuat apa. Detail itu job description-nya. Kemudian untuk Kemenkes buat juknis, bukunya tebal untuk menindaklanjuti inpres itu. Jadi sudah cukup,” katanya.

Evolusi Korona

Ilmuwan dari National Science Review mendapatkan temuan baru. Virus korona Covid-19 ternyata berevolusi menjadi dua jenis dengan tingkat penularan dan habitat yang berbeda. Hal itu berdasarkan pengamatan terhadap 103 genom virus korona yang mulai mengalami mutasi akibat adanya perubahan iklim.

National Science Review membagi jenis virus korona itu menjadi S dan L. Tipe S merupakan virus korona asli, sedangkan L evolusi. Tipe L diyakini muncul Januari, sedangkan tipe S sejak Desember. Sejauh ini tipe L juga disebut menular lebih cepat dan banyak ditemukan di pusat Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. “Namun studi lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami evolusi dan penyebaran virus tersebut,” ungkap National Science Review seperti dikutip SCMP.

Menurut National Science Review, upaya pengisolasian Kota Wuhan, juga kota-kota di sekitarnya, membantu membatasi penyebaran virus tipe L ke wilayah lain.

Virus korona juga ditemukan di dalam sampel tinja pasien sehingga virus itu dapat menular melalui tinja dan urine dengan cara aerosolisasi, konversi partikel di udara. Namun sebagian besar penularan di China terjadi melalui kontak langsung dengan pasien atau melalui partikel yang dikeluarkan pasien lewat mulut. (Binti Mufarida/Dita Angga/Muh Shamil)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0997 seconds (0.1#10.140)