Perebutan Kursi Ketum PAN Mulai Memanas, Kandidat Saling Klaim Dukungan

Senin, 10 Februari 2020 - 08:10 WIB
Perebutan Kursi Ketum...
Perebutan Kursi Ketum PAN Mulai Memanas, Kandidat Saling Klaim Dukungan
A A A
JAKARTA - Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) ke-V yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara, baru dibuka hari ini. Namun, perebutan kursi ketua umum PAN sudah mulai memanas. Klaim dukungan sudah mulai muncul dari sejumlah kubu kandidat yang bakal memperebutkan kursi pucuk pimpinan partai berlogo matahari terbit ini.

Tim Pemenangan Caketum Zulkifli Hasan, Yandri Susanto, mengklaim bahwa Zulkifli Hasan sudah mengantongi dukungan 392 pemilik suara atau voter DPD dan DPW PAN se-Indonesia. “Sebanyak 392 pemilik suara atau voter dari DPD dan DPD PAN se-Indonesia solid dukung Zulkifli Hasan di Kongres V PAN,” kata Yandri dalam konsolidasi DPW/DPD PAN se-Indonesia di Hotel Claro, Makassar, Sulsel, kemarin.

Sebanyak 392 pemilik suara dari DPD dan DPD PAN se-Indonesia tersebut, menurut Ketua DPD PAN ini, meminta Zulkifli Hasan untuk memimpin kembali sebagai Ketua Umum PAN periode 2020–2025. Yandri juga menambahkan, ke-392 pemilik suara itu akan berangkat bersama hari ini ke acara kongres. Para voter ini juga sudah menjalani serangkaian pembekalan dalam acara konsolidasi DPW/DPD PAN se-Indonesia di Makassar.

Ketua DPD PAN Tapanuli Utara, Sumut, Fauzan Daulay, juga mengaku memilih Zulkifli Hasan kembali sebagai ketua umum periode 2020–2025 lantaran kepemimpinan yang bisa membuat PAN kembali berjaya. “Sumatera Utara ada 33 DPD, kami yang hadir ada ke sini mendukung Pak Zulkifli Hasan ada 14. Insya Allah, ada enam DPD lagi yang juga memilih. Ketum sangat luar biasa menghormati kami,” ungkapnya. (Baca: Pembukaan Kongres V Pan Bertema Pesta Rakyat)

Fauzan Daulay secara terang-terangan menyebut dukungan kepada Zulhas sebagai Ketua Umum PAN periode 2020–2025 juga hadir dari kabupaten/kota di Sumatera Utara. “Ini ada lima kabupaten dari calon yang katanya dari kampung kami putra daerah kami katanya. Ada Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Tapanuli Selatan, Madinah, ada Silibuan, dan dari sanalah marga Harahap ada,” ujarnya.

Klaim yang sama dilontarkan caketum PAN Mulfachri Harahap. Dia juga mengklaim telah mengantongi 355 suara. “Sebanyak 298 pemilik suara telah bergabung pada konsolidasi akhir di Surabaya 7–8 Februari 2020. Sedangkan jumlah sisanya mereka yang karena kesibukannya sebagai kepala/wakil kepala daerah dan anggota legislatif di provinsi maupun kabupaten/kota masih menjalankan tugasnya, dan akan segera bergabung di Kendari,” ungkap Mulfachri.

Wakil Ketua DPW PAN DKI Jakarta Sugiyanto menyatakan dukungannya kepada Mulfachri. Bahkan, dia memprediksi calon dukungannya itu bakal meraih suara mayoritas. Hal itu salah satunya disebabkan Mulfachri memilih pasangan yang tepat, yakni Hanafi Rais sebagai calon sekjen. “Mulfachri, Insya Allah menang. Saya prediksi 90% Mulfachri menang,” katanya.

Sugiyanto membeberkan, Mulfachri adalah pendiri PAN. Selain itu, dia punya pengalaman atau jam terbang yang tinggi. Secara pribadi, karakter Mulfachri juga merangkul semua. Mulfachri punya sikap politik yang tegas. “Yang paling penting, dia berpasangan dengan Hanafi Rais (sebagai calon sekjen),” katanya.

Sugiyanto mengatakan, calon pesaing terkuat Mulfachri adalah petahana Zulkifli Hasan. Namun, panggilan sebagai saksi yang dilayangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Zulkifli Hasan bisa saja menjadi salah satu faktor membuat pria yang akrab disapa Zulhas itu kalah dalam kongres. “Saya sudah hubungi voters DKI, Sekwil, dan ketua DPD, saya tekankan untuk pilih Mulfachri,” kata Sugiyanto.

Sementara itu, Panitia Pelaksana Kongres V PAN menyatakan, debat publik calon ketua umum (caketum) PAN periode 2020–2025 diperkirakan dibatalkan atau tidak jadi dilangsungkan. Sebab, hingga kemarin belum ada jadwal pelaksanaan debat itu dalam agenda Kongres V PAN. “Kalau dalam rundown acara, baik acara seremoni maupun substansi yang menyangkut persidangan itu, tidak diagendakan untuk debat. (Agenda) Pembahasan tatib kemudian dilanjutkan dengan komisi-komisi, dilanjutkan dengan tatib pemilihan dan pemilihan. Bisa singkat dan cepat,” ungkap Sekretaris Organizing Committee (OC/Panitia Pelaksana) Kongres V PAN Yahdil Harahap.

Adapun opsi pemaparan visi-misi di atas podium, menurut Yahdil, sudah dilakukan informal di depan para peserta sehingga kongres nanti tidak melakukan lagi agenda itu secara formal. “Toh, semua calon sudah melakukan sosialisasi dan konsolidasi kepada para peserta, sehingga secara formal itu tidak dibutuhkan lagi. Artinya, para peserta sudah tahu apa yang akan menjadi rencana, program, dan platform politik. Saya kira para peserta sudah tahu,” ujarnya. (Baca juga: Selain Suksesi Ketum, Kongres PAN Akan Tentukan Sikap Politik)

Meski demikian, kata Yahdil, bukan berarti bahwa opsi pemaparan visi-misi caketum itu akan batal karena semuanya akan bergantung pada pembahasan tata tertib (tatib). Khususnya jika hal itu diinginkan oleh mayoritas peserta masuk ke dalam tatib tentang pemilihan. “Masih dinamis, tapi kalau itu tidak diperlukan, toh para calon sudah menyampaikan secara informal pada saat pertemuan-pertemuan dengan para peserta,” katanya.

Sekretaris Steering Committee (SC/Panitia Pengarah) Kongres V PAN Saleh Partaonan Daulay mengaku, sebelumnya memang pihaknya mengagendakan debat publik. Namun, karena sejumlah pertimbangan di antaranya debat memerlukan setidaknya 3–4 jam dengan kondisi waktu yang tersedia tidak cukup serta harus ada panelis independen yang juga perlu waktu untuk menentukannya, maka kemungkinan debat sangat kecil digelar. “Nah, itu tetap jadi opsi, tetapi opsi yang hampir disepakati itu akan melakukan penyampaian visi-misi sebelum pemilihan. Minimal visi-misi disampaikan,” katanya. (Eidi Krina Jason Sembiring/Dzikry Subhanie/Kiswondari)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0805 seconds (0.1#10.140)