Jokowi Minta Jajarannya Cari Solusi Permanen Atasi Karhutla

Kamis, 06 Februari 2020 - 14:29 WIB
Jokowi Minta Jajarannya Cari Solusi Permanen Atasi Karhutla
Jokowi Minta Jajarannya Cari Solusi Permanen Atasi Karhutla
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut 99% kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) disebabkan ulah manusia yang disengaja. Dia menyebut ulah manusia tersebut karena motif ekonomi yang perlu dicarikan solusi permanennya.

"Kemudian juga carikan solusi yang lebih permanen untuk upaya kebakaran hutan dan lahan yang sengaja untuk motif ekonomi," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

"Karena memang laporan yang saya terima 99% kebakaran hutan dan lahan terjadi karena ulah manusia yang disengaja untuk tadi motif ekonomi. Dan seluruh luas yang terbakar itu hampir 80% langsung masuknya ke kebun," tambahnya.

(Baca juga: Luas Karhutla Meningkat, Jokowi Sebut Apa Kurang yang Dicopot?)

Dia mengatakan, pembersihan lahan perkebunan yang paling murah adalah melalui pembakaran. Maka dari itu dia meminta agar hal ini ditata ulang kembali, termasuk dalam penegakan hukum.

"Kapolri, enggak usah mikir panjang yang namanya penegakan hukum, yang namanya punishment harus dilakukan dengan tegas. Baik itu administratif, baik itu perdata, baik itu pidana, lakukan tegas siapapun pemiliknya," ujarnya.

"Saya kira tahun kemarin sudah banyak yang terkena urusan penegakan hukum ini. Sehingga kita harapkan ini memberikan efek jera bagi pembakar hutan baik itu perusahaan maupun perorangan," sambungnya.

Selain itu dia meminta Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) agar yang pembasahan terus dilakukan. Kanal-kanal dijaga agar basah terus, terutama di daerah-daerah gambut yang mengalami penurunan muka air secara drastis di musim kemarau.

"Kemudian penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi gambut. Hati-hati yang namanya kubah gambut. Terus-terus dilanjutkan secara konsisten dan diminta kalau itu di dalam area konsesi juga terus kita yang jaga. Karena kalau enggak, yang namanya tempatnya air, kemudian diganti dengan tanaman industri, itu berbahaya," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6030 seconds (0.1#10.140)