Penjelasan Menkes Soal Informasi Hoaks Korban Virus Corona

Senin, 03 Februari 2020 - 20:36 WIB
Penjelasan Menkes Soal Informasi Hoaks Korban Virus Corona
Penjelasan Menkes Soal Informasi Hoaks Korban Virus Corona
A A A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menyebut bahwa menangkal informasi bohong (hoaks) menjadi tantangan tersendiri dalam menangani virus Corona (3019-nCov) asal Wuhan, China.

(Baca juga: Menkominfo Catat Ada 54 Hoaks Seputar Virus Corona)

Bahkan, dia baru saja mendapatkan pesan dari orang di WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) bahwa, dia mendapatkan informasi hoaks bahwa di Indonesia sudah banyak yang meninggal dunia akibat virus Corona.

"Masalah komunikasi dan kebencanaan, ini adalah bencana biologis yang agak berbeda agak unik, namanya bisa emerging atau reemerging disease. Karena ini baru, maka ini namanya emerging disease," kata Terawan dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2020).

Terawan menjelaskan, dalam penanganan Corona ini, pihaknya dihadapkan dengan tantangan adanya informasi riil yang dibenturkan langsung dengan hoaks. Sehingga, pihaknya mengupayakan secara konservatif perihal komunikasi ini.

"Kemudian memang informasi berhadap-hadapan langsung antara informasi yang benar dengan yang tidak benar. Itu kita upayakan, konservatif saja menghadapi hal ini di bidang komunikasi dan informasi," ujarnya.

Selain itu, Terawan juga mengungkapkan bahwa orang WHO juga ada yang diserang haoks. Karena, baru saja dia mendapatkan pesan singkat dari temannya itu bahwa sudah ada korban meninggal dunia akibat virus Corona di Indonesia. Namun, ia sudah menjawab bahwa itu hoaks.

"Dan ini bukan kita aja diserang hoaks, dari WHO baru saja mengkonfirmasi ke saya, apa benar corona sudah menghinggapi Indonesia dan sudah banyak orang meninggal. Dari WHO, asli ini. Ini orang di WHO yang saya minta tolong untuk menghentikan PHE-IC (Public Health Emergency of International Concern dikeluarkan di China)," terang Terawan.

"Kami akan terus sosialisasikan, mungkin cara-cara yang konservatif akan kami ubah mungkin langsung masuk ke medsos-medsos, mungkin akan kami lakukan. Karena kuncinya ada di sosialisasi," tandasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6012 seconds (0.1#10.140)