GP Ansor Duga Ada Kelompok yang Benturkan Pancasila dengan Islam
A
A
A
JAKARTA - Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto telah menggelar silaturahmi dengan jajaran Pengurus Gerakan Pemuda Ansordi Kantor GP Anshor, Kramat Raya, Jakarta, Kamis (16/1/2020) malam.
Hasto menyatakan, di dalam pertemuan itu, pihaknya mengaku akan melakukan kerja sama yang kongkret melalui kaderisasi kepemimpinan. Hasto melihat kerja sama ini perlu dilakukan mengingat kepeloporan Ansor dalam kepemudaan dianggap luar biasa. (Baca juga: Didampingi Dua Anggota DPR, Hasto Temui Pengurus GP Ansor)
"Semangat hubbul wathon minal iman itu betul-betul bergema. Kami juga membangun kesadaran sejarah ini, kemudian mendorong kerja sama agar Indonesia maju," kata Hasto.
Menurut dia, kuncinya adalah menaruh perhatian yang begitu besar kepada kaum muda seperti GP Ansor untuk kemajuan Indonesia dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab sebagai partai politik, pihaknya tidak bisa sendirian karena Republik ini dibangun dengan gotong royong, maka kedua belah pihak harus menekankan komitmen bersama.
"Kalau urusan Pancasila dan NKRI, menjaga konstitusi dan kebhinekaan itu tidak perlu diragukan antara GP Ansor dan PDIP. Dengan meletakkan fundamen kerja sama berdasarkan akar sejarah, kita bisa bersama-sama untuk Indonesia raya," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, kerja sama kepemudaan perlu dilakukan mengingat saat ini ada kelompok tertentu yang dianggap tidak memahami sejarah Islam di Indonesia, mereka ingin mengadu domba antara kelompok Islam dan Nasionalis.
Untuk itu, Gus Yaqut sapaan akrabnya mengatakan, kelompok Islam yang diwakili NU dan kelompok nasionalis yang diwakili PDIP menginginkan hal itu tidak terjadi. "Kita rasakan di banyak hal, di lapangan kita diadu-adu antara Islam dan nasionalis, antara Islam dibenturkan dengan Pancasila. Malam ini kita sepakat meminimalisir hal itu," kata Gus Yaqut.
Hasto menyatakan, di dalam pertemuan itu, pihaknya mengaku akan melakukan kerja sama yang kongkret melalui kaderisasi kepemimpinan. Hasto melihat kerja sama ini perlu dilakukan mengingat kepeloporan Ansor dalam kepemudaan dianggap luar biasa. (Baca juga: Didampingi Dua Anggota DPR, Hasto Temui Pengurus GP Ansor)
"Semangat hubbul wathon minal iman itu betul-betul bergema. Kami juga membangun kesadaran sejarah ini, kemudian mendorong kerja sama agar Indonesia maju," kata Hasto.
Menurut dia, kuncinya adalah menaruh perhatian yang begitu besar kepada kaum muda seperti GP Ansor untuk kemajuan Indonesia dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab sebagai partai politik, pihaknya tidak bisa sendirian karena Republik ini dibangun dengan gotong royong, maka kedua belah pihak harus menekankan komitmen bersama.
"Kalau urusan Pancasila dan NKRI, menjaga konstitusi dan kebhinekaan itu tidak perlu diragukan antara GP Ansor dan PDIP. Dengan meletakkan fundamen kerja sama berdasarkan akar sejarah, kita bisa bersama-sama untuk Indonesia raya," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, kerja sama kepemudaan perlu dilakukan mengingat saat ini ada kelompok tertentu yang dianggap tidak memahami sejarah Islam di Indonesia, mereka ingin mengadu domba antara kelompok Islam dan Nasionalis.
Untuk itu, Gus Yaqut sapaan akrabnya mengatakan, kelompok Islam yang diwakili NU dan kelompok nasionalis yang diwakili PDIP menginginkan hal itu tidak terjadi. "Kita rasakan di banyak hal, di lapangan kita diadu-adu antara Islam dan nasionalis, antara Islam dibenturkan dengan Pancasila. Malam ini kita sepakat meminimalisir hal itu," kata Gus Yaqut.
(cip)