Inovasi Bantu Pemantau Kehamilan di Pelosok Daerah
A
A
A
JAKARTA - Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan stunting menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia. Berdasarkan data terakhir, jumlah AKI di Indonesia adalah sebesar 305 jiwa per 100.000 ibu, sedangkan AKB sebesar 24 jiwa per 1.000 bayi. Adapun angka stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Angka ini masih jauh dari batas maksimal stunting yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebesar 20%.
Menyikapi permasalahan ini, Sehati Group, melalui solusi Sehati TeleCTG membuat terobosan dalam hal layanan kesehatan untuk menjangkau bidan dan ibu hamil hingga ke pelosok-pelosok daerah. Dr. Ari Waluyo, Sp.OG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati Group mengatakan, Sehati Group lahir dari analisa terhadap kondisi kesehatan saat ini, di mana penurunan AKI, AKB dan stunting menjadi prioritas pemerintah.
"Hal penting yang perlu menjadi perhatian antara lain, pemenuhan nutrisi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan terlatih yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang mumpuni, serta distribusi layanan kesehatan yang menjangkau hingga pelosok Tanah Air," beber dr. Ari.
Ia melanjutkan, hingga saat ini solusi Sehati TeleCTG telah digunakan oleh 20.000 ibu hamil dan lebih dari 10.500 bidan di 11 provinsi dan 27 Kabupaten Indonesia. Solusi Sehati TeleCTG beroperasi di daerah terpencil maupun perkotaan. Salah satu Kabupaten yang telah menggunakan solusi ini adalah Indramayu dan Kupang, hasil kerja sama antara Sehati Group dengan Kementerian Desa PDTT dan Dinas Kesehatan setempat.
Penggunaan solusi Sehati TeleCTG di Kabupaten Indramayu dan Kupang, telah berhasil menurunkan jumlah ibu dan bayi yang meninggal, mendeteksi faktor resiko, meningkatkan angka rujukan dini dan identifikasi faktor resiko yang berpotensi menyebabkan stunting intra-uterine.
Dr. H. Deden Bonni Koswara, MM., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu mengatakan, dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu menggunakan Sehati TeleCTG sebagai salah satu upaya intervensi AKI, AKB dan stunting di wilayah Indramayu. Melalui layanan kesehatan maternal ini, para bidan terbantu dalam mendeteksi faktor risiko ibu hamil, serta melakukan intervensi tepat sasaran sehingga dapat dikelola dengan baik.
Sehati TeleCTG telah membantu 126 bidan, 892 ibu hamil, dan mendeteksi 167 ibu hamil berisiko. "Penggunaan aplikasi Sehati TeleCTG di Kabupaten Indramayu ikut berperan dalam penurunan AKI dan AKB yang cukup signifikan, yaitu AKI yang pada 2018 sebanyak 61 jiwa, menurun menjadi 34 jiwa pada 2019. Sedangkan AKB yang semula 242 jiwa pada 2018, menurun menjadi 215 jiwa pada 2019," kata dr. Deden.
Adapun Mariana A. Sailana, S.Tr. Keb., Pengelola KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang mengatakan, dinas Kesehatan Kabupaten Kupang juga telah menggunakan solusi Sehati TeleCTG di 14 puskesmas sejak Desember 2018. Dengan teknologi Sehati TeleCTG, sebanyak 47 bidan berhasil memeriksa 1.471 ibu hamil, dan mendeteksi 991 ibu hamil berisiko. "Kami juga berhasil menurunkan AKI dari sebelumnya 8 jiwa menjadi 5 jiwa. Faktor risiko kehamilan yang umumnya kami deteksi adalah anemia, kehamilan terlalu dekat, serotinus, kurangnya nutrisi ibu dan usia terlalu tua," pungkas Mariana. (Sri Noviarni)
Menyikapi permasalahan ini, Sehati Group, melalui solusi Sehati TeleCTG membuat terobosan dalam hal layanan kesehatan untuk menjangkau bidan dan ibu hamil hingga ke pelosok-pelosok daerah. Dr. Ari Waluyo, Sp.OG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati Group mengatakan, Sehati Group lahir dari analisa terhadap kondisi kesehatan saat ini, di mana penurunan AKI, AKB dan stunting menjadi prioritas pemerintah.
"Hal penting yang perlu menjadi perhatian antara lain, pemenuhan nutrisi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan terlatih yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang mumpuni, serta distribusi layanan kesehatan yang menjangkau hingga pelosok Tanah Air," beber dr. Ari.
Ia melanjutkan, hingga saat ini solusi Sehati TeleCTG telah digunakan oleh 20.000 ibu hamil dan lebih dari 10.500 bidan di 11 provinsi dan 27 Kabupaten Indonesia. Solusi Sehati TeleCTG beroperasi di daerah terpencil maupun perkotaan. Salah satu Kabupaten yang telah menggunakan solusi ini adalah Indramayu dan Kupang, hasil kerja sama antara Sehati Group dengan Kementerian Desa PDTT dan Dinas Kesehatan setempat.
Penggunaan solusi Sehati TeleCTG di Kabupaten Indramayu dan Kupang, telah berhasil menurunkan jumlah ibu dan bayi yang meninggal, mendeteksi faktor resiko, meningkatkan angka rujukan dini dan identifikasi faktor resiko yang berpotensi menyebabkan stunting intra-uterine.
Dr. H. Deden Bonni Koswara, MM., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu mengatakan, dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu menggunakan Sehati TeleCTG sebagai salah satu upaya intervensi AKI, AKB dan stunting di wilayah Indramayu. Melalui layanan kesehatan maternal ini, para bidan terbantu dalam mendeteksi faktor risiko ibu hamil, serta melakukan intervensi tepat sasaran sehingga dapat dikelola dengan baik.
Sehati TeleCTG telah membantu 126 bidan, 892 ibu hamil, dan mendeteksi 167 ibu hamil berisiko. "Penggunaan aplikasi Sehati TeleCTG di Kabupaten Indramayu ikut berperan dalam penurunan AKI dan AKB yang cukup signifikan, yaitu AKI yang pada 2018 sebanyak 61 jiwa, menurun menjadi 34 jiwa pada 2019. Sedangkan AKB yang semula 242 jiwa pada 2018, menurun menjadi 215 jiwa pada 2019," kata dr. Deden.
Adapun Mariana A. Sailana, S.Tr. Keb., Pengelola KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang mengatakan, dinas Kesehatan Kabupaten Kupang juga telah menggunakan solusi Sehati TeleCTG di 14 puskesmas sejak Desember 2018. Dengan teknologi Sehati TeleCTG, sebanyak 47 bidan berhasil memeriksa 1.471 ibu hamil, dan mendeteksi 991 ibu hamil berisiko. "Kami juga berhasil menurunkan AKI dari sebelumnya 8 jiwa menjadi 5 jiwa. Faktor risiko kehamilan yang umumnya kami deteksi adalah anemia, kehamilan terlalu dekat, serotinus, kurangnya nutrisi ibu dan usia terlalu tua," pungkas Mariana. (Sri Noviarni)
(nfl)