Dirjen Hubdat Pantau Langsung Lokasi Banjir di Tol Cipali
A
A
A
INDRAMAYU - Pascabanjir di Jalan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) KM 136 yang terjadi pada kemarin sore (31/1/2019), Kementerian Perhubungan segera melakukan inventarisir permasalahan dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Untuk mengetahui kondisi di lapangan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, meninjau langsung lokasi titik banjir di Jalan Tol Cipali KM 136, Rabu (1/1/2020).
Usai meninjau kondisi lapangan, Dirjen Budi beserta jajaran menggelar rapat koordinasi bersama dengan pihak operator Tol Cipali yaitu PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dan Polda Jawa Barat, bertempat di Kantor Operasional PT LMS, Gerbang Tol Subang, Tol Cipali KM 109.
"Saya minta pihak LMS membangun tanggul sepanjang lebar sungai atau cerukan tersebut, dengan adanya tanggul minimal akan mengurangi limpahan air yang demikian deras seperti kemarin sore," kata Dirjen Budi. "Kemudian kita harapkan dari pihak PU Pengairan dapat melakukan normalisasi daerah aliran sungai," lanjutnya.
Dirjen Budi juga meminta agar excavator ditambah jumlahnya agar pekerjaan normalisasi bisa lebih cepat. Kemudian dari pihak Polda Jawa Barat dan Polres Indramayu diminta membuat rencana rekayasa lalu lintas manakala lokasi tersebut ada potensi banjir seperti kemarin.
"Kita harapkan sudah ada rencana pengalihan arus, mungkin sebelum titik banjir, kendaraan bisa keluar tol untuk menghindari banjir, baru kemudian masuk lagi," kata Dirjen Budi.
Selain itu Dirjen Budi juga meminta PT LMS memasang CCTV di lokasi tersebut sehingga jika ada kejadian serupa dapat segera dilakukan keputusan cepat untuk penanganan. "Kalau ada potensi hujan lebat seperti kemarin, patroli yang dilakukan baik oleh PJR maupun petugas, intensitasnya ditingkatkan," ujar Dirjen Budi.
"Kepada petugas di lapangan terutama Kepolisian dan pihak operator jalan tol, kalau indikasi potensi seperti kemarin itu, airnya mengalir cukup deras, saya kira perlu dipertimbangkan, apakah kendaraan akan dilewatkan atau diberhentikan," lanjutnya.
Menurut Budi Setiyadi perlu dipertimbangkan antara derasnya air dengan kekuatan kendaraan. Permasalahan ini bukan hanya di lokasi banjir namun perlu penanganan yang lebih komprehensif, karena itu perlu ada koordinasi lebih lanjut.
Menurut penjelasan pihak operator Tol Cipali, banjir di KM 136 kemarin disebabkan karena adanya curah hujan yang tinggi, di daerah Lasem, hulu Sungai Cilalanang, sehingga air meluap hingga ke jalan, dan juga karena hilir sungai yang menyempit. Selain itu karena tidak adanya muara sungai yang memadai, maka aliran air menjadi tidak normal.
Dalam kegiatan tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi didampingi Direktur Prasarana Transportasi Jalan, Risal Wasal, Direktur Angkutan Jalan, Ahmad Yani, dan Kasubdit Dalops, Marwanto Heru Santoso. Hadir pula Dirlantas Polda Jabar, Kombespol Eddy Junaidi beserta jajaran dan pihak operator Tol Cipali, PT LMS. (cas/rhs/ptr/ei)
Usai meninjau kondisi lapangan, Dirjen Budi beserta jajaran menggelar rapat koordinasi bersama dengan pihak operator Tol Cipali yaitu PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dan Polda Jawa Barat, bertempat di Kantor Operasional PT LMS, Gerbang Tol Subang, Tol Cipali KM 109.
"Saya minta pihak LMS membangun tanggul sepanjang lebar sungai atau cerukan tersebut, dengan adanya tanggul minimal akan mengurangi limpahan air yang demikian deras seperti kemarin sore," kata Dirjen Budi. "Kemudian kita harapkan dari pihak PU Pengairan dapat melakukan normalisasi daerah aliran sungai," lanjutnya.
Dirjen Budi juga meminta agar excavator ditambah jumlahnya agar pekerjaan normalisasi bisa lebih cepat. Kemudian dari pihak Polda Jawa Barat dan Polres Indramayu diminta membuat rencana rekayasa lalu lintas manakala lokasi tersebut ada potensi banjir seperti kemarin.
"Kita harapkan sudah ada rencana pengalihan arus, mungkin sebelum titik banjir, kendaraan bisa keluar tol untuk menghindari banjir, baru kemudian masuk lagi," kata Dirjen Budi.
Selain itu Dirjen Budi juga meminta PT LMS memasang CCTV di lokasi tersebut sehingga jika ada kejadian serupa dapat segera dilakukan keputusan cepat untuk penanganan. "Kalau ada potensi hujan lebat seperti kemarin, patroli yang dilakukan baik oleh PJR maupun petugas, intensitasnya ditingkatkan," ujar Dirjen Budi.
"Kepada petugas di lapangan terutama Kepolisian dan pihak operator jalan tol, kalau indikasi potensi seperti kemarin itu, airnya mengalir cukup deras, saya kira perlu dipertimbangkan, apakah kendaraan akan dilewatkan atau diberhentikan," lanjutnya.
Menurut Budi Setiyadi perlu dipertimbangkan antara derasnya air dengan kekuatan kendaraan. Permasalahan ini bukan hanya di lokasi banjir namun perlu penanganan yang lebih komprehensif, karena itu perlu ada koordinasi lebih lanjut.
Menurut penjelasan pihak operator Tol Cipali, banjir di KM 136 kemarin disebabkan karena adanya curah hujan yang tinggi, di daerah Lasem, hulu Sungai Cilalanang, sehingga air meluap hingga ke jalan, dan juga karena hilir sungai yang menyempit. Selain itu karena tidak adanya muara sungai yang memadai, maka aliran air menjadi tidak normal.
Dalam kegiatan tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi didampingi Direktur Prasarana Transportasi Jalan, Risal Wasal, Direktur Angkutan Jalan, Ahmad Yani, dan Kasubdit Dalops, Marwanto Heru Santoso. Hadir pula Dirlantas Polda Jabar, Kombespol Eddy Junaidi beserta jajaran dan pihak operator Tol Cipali, PT LMS. (cas/rhs/ptr/ei)
(alf)