IPNU Data Sekolah-sekolah Terpapar Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Paham radikalisme di Indonesia sudah semakin mengkhawatirkan, selain perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah, radikalisme juga sudah masuk ke lembaga pemerintahan, salah satunya Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menceritakan adanya laporan bahwa pegawai di kementeriannya ada yang terpapar radikalisme. Hal itu disampaikan, Sri Mulyani saat memberikan sambutan dalam diskusi yang diadakan oleh Gerakan Suluh Kebangsaan dengan tema "Merawat Semangat Hidup Berbangsa."
Menyikapi hal itu, Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Aswandi Jailani mengatakan, penguatan ideologi untuk meminimalisasi penyebaran radikalisme menjadi fokus utama bagi IPNU. Dia mengaku sudah mendata sekolah yang pelajarnya terpapar paham radikalisme. "Penguatan ideologi menjadi poin utama program IPNU. Kami sudah mendata sekolah-sekolah yang terpapar radikalisme," ujar Aswandi.
Untuk mencegah penyebaran radikalisme di kalangan pelajar, kata dia, IPNU melalui program Back to School mencoba membina para pelajar dengan mendatangkan figur-figur yang bekerja sama dengan pihak terkait. ”Para trainer yang akan terjun ke sekolah-sekolah tersebut terlebih dahulu diberikan pembekalan oleh ulama dan kepolisian," tambah dia.
Aswandi mengaku bersama pihak terkait juga akan memberikan pendampingan agar paham tersebut tidak semakin meluas di lingkup sekolah bahkan di masyarakat. Sebab Indonesia membutuhkan Islam yang ramah bukan yang marah.
Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menceritakan adanya laporan bahwa pegawai di kementeriannya ada yang terpapar radikalisme. Hal itu disampaikan, Sri Mulyani saat memberikan sambutan dalam diskusi yang diadakan oleh Gerakan Suluh Kebangsaan dengan tema "Merawat Semangat Hidup Berbangsa."
Menyikapi hal itu, Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Aswandi Jailani mengatakan, penguatan ideologi untuk meminimalisasi penyebaran radikalisme menjadi fokus utama bagi IPNU. Dia mengaku sudah mendata sekolah yang pelajarnya terpapar paham radikalisme. "Penguatan ideologi menjadi poin utama program IPNU. Kami sudah mendata sekolah-sekolah yang terpapar radikalisme," ujar Aswandi.
Untuk mencegah penyebaran radikalisme di kalangan pelajar, kata dia, IPNU melalui program Back to School mencoba membina para pelajar dengan mendatangkan figur-figur yang bekerja sama dengan pihak terkait. ”Para trainer yang akan terjun ke sekolah-sekolah tersebut terlebih dahulu diberikan pembekalan oleh ulama dan kepolisian," tambah dia.
Aswandi mengaku bersama pihak terkait juga akan memberikan pendampingan agar paham tersebut tidak semakin meluas di lingkup sekolah bahkan di masyarakat. Sebab Indonesia membutuhkan Islam yang ramah bukan yang marah.
(cip)