Dampingi Presiden Tinjau IKN, Menteri LHK Jelaskan Soal Smart City
A
A
A
JAKARTA - Nantinya Ibu Kota Negara (IKN), didesain dengan menggunakan konsep kota cerdas (smart city) dan forest city atau bush capital, harus sekaligus dengan pemulihan dan perlindungan lingkungan.
Hal ini dikatakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan, pesan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada jajaran Kementerian LHK terkait IKN.
Penegasan Siti Nurbaya tersebut dikemukakan usai mendampingi Jokowi meninjau lokasi Ibu Kota Negara yang berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).
Terkait dengan konsep pembangunan IKN yang menggabungkan konsep kota cerdas (smart city) dan forest city tersebut, lanjut Siti Nurbaya, Kementerian LHK terus mendalami langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk tujuan tersebut.
"Tentu saja dengan tetap menjaga habitat, terutama orang utan dan bekantan, serta pemulihan lingkungan vegetasi (alam) dan penanganan eks tambang,” ujar Siti Nurbaya.
Untuk itu ungkap Menteri LHK, direncanakan tahun depan akan dibangun kebun bibit persemaian modern pada areal seluas 120 ha, dengan produksi bibit paling sedikit 15 juta batang per tahun.
"Untuk membangun gagasan besar ini, segala sesuatunya dipersiapkan, terutama pada bagian tugas kami di Kementerian LHK, yaitu pada aspek lingkungan," ujar Siti.
Dikemukakan Siti, Kementerian LHK telah melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk menjadi dasar penyusunan masterplan IKN dan nantinya dalam RTRW yang akan memberi pengaruh pada Kebijakan Rencana dan Program (KRP) berdasarkan kondisi lapangan dan peraturan-peraturan yang ada.
"Sambil terus dilakukan juga rehabilitasi hutan dan lahan yang proses pengerjaannya dimasukkan dalam kerangka waktu (time frame) yang sama,” katanya.
Di lapangan, ungkap Siti Nurbaya, Jokowi menegaskan, bahwa kondisi eks HTI yang hijau dan cukup baik ini agar dijaga dan ditata dalam bentuk mozaik tanaman. Artinya ada pohon-pohon fast growing karena eks HTI, tapi juga harus dikombinasi dengan pohon kayu keras dan lokal yang berumur panjang seperti kayu keras ulin terutama ditanam pada bagian-bagian pembah atau flood plain dan teras sungai.
"Tempat yang baik dan indah juga harus dibangun dengan teknik konstruksi yang harus sangat ramah lingkungan, minimallan cut and filled serta serta dijaga habitat satwa sebaik mungkin, diatur dengan teknik-teknik green infrastructure," papar Siti.
Dalam kunjungan ke lokasi IKN ini Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Mendagri Tito Karnavian, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri BUMN Erick Thohir dan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman.
Hal ini dikatakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan, pesan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada jajaran Kementerian LHK terkait IKN.
Penegasan Siti Nurbaya tersebut dikemukakan usai mendampingi Jokowi meninjau lokasi Ibu Kota Negara yang berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).
Terkait dengan konsep pembangunan IKN yang menggabungkan konsep kota cerdas (smart city) dan forest city tersebut, lanjut Siti Nurbaya, Kementerian LHK terus mendalami langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk tujuan tersebut.
"Tentu saja dengan tetap menjaga habitat, terutama orang utan dan bekantan, serta pemulihan lingkungan vegetasi (alam) dan penanganan eks tambang,” ujar Siti Nurbaya.
Untuk itu ungkap Menteri LHK, direncanakan tahun depan akan dibangun kebun bibit persemaian modern pada areal seluas 120 ha, dengan produksi bibit paling sedikit 15 juta batang per tahun.
"Untuk membangun gagasan besar ini, segala sesuatunya dipersiapkan, terutama pada bagian tugas kami di Kementerian LHK, yaitu pada aspek lingkungan," ujar Siti.
Dikemukakan Siti, Kementerian LHK telah melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk menjadi dasar penyusunan masterplan IKN dan nantinya dalam RTRW yang akan memberi pengaruh pada Kebijakan Rencana dan Program (KRP) berdasarkan kondisi lapangan dan peraturan-peraturan yang ada.
"Sambil terus dilakukan juga rehabilitasi hutan dan lahan yang proses pengerjaannya dimasukkan dalam kerangka waktu (time frame) yang sama,” katanya.
Di lapangan, ungkap Siti Nurbaya, Jokowi menegaskan, bahwa kondisi eks HTI yang hijau dan cukup baik ini agar dijaga dan ditata dalam bentuk mozaik tanaman. Artinya ada pohon-pohon fast growing karena eks HTI, tapi juga harus dikombinasi dengan pohon kayu keras dan lokal yang berumur panjang seperti kayu keras ulin terutama ditanam pada bagian-bagian pembah atau flood plain dan teras sungai.
"Tempat yang baik dan indah juga harus dibangun dengan teknik konstruksi yang harus sangat ramah lingkungan, minimallan cut and filled serta serta dijaga habitat satwa sebaik mungkin, diatur dengan teknik-teknik green infrastructure," papar Siti.
Dalam kunjungan ke lokasi IKN ini Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Mendagri Tito Karnavian, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri BUMN Erick Thohir dan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman.
(maf)