Gus Nabil: Empat Pilar Penting untuk Persatuan Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Indonesia masa kini menghadapi tantangan ekstrimisme, ekonomi global, serta resiko geo-politik regional-internasional. Dalam arus tantangan itu, polarisasi kelompok bangsa sangat riskan dan membahayakan. Perlu semangat persatuan, yang dimaknai dari nilai-nilai Pancasila.
Demikian pernyataan M. Nabil Haroen, Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (23/11). Dalam agenda itu, Nabil Haroen menegaskan pentingnya menyegarkan Pancasila dalam konteks kebangsaan saat ini.
"Indonesia sudah saatnya menjadi negara maju, negara dengan kesejahteraan warga, keamanan serta fasilitas kesehatan yang merata. Ini merupakan amanat dari nilai-nilai dasar Pancasila," ungkap Nabil melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews, Sabtu (23/11/2019).
Nabil Haroen menambahkan, bahwa generasi muda perlu mengenal dan memaknai Pancasila dalam perspektif baru, yang kontekstual dengan zaman kini. "Pancasila perlu disegarkan dalam pemaknaan dan sekaligus kontekstualisasi nilainya dalam pola relasi kebangsaan. Ini penting agar Pancasila selalu berdenyut dalam keseharian bangsa Indonesia. Ia menjadi pandu utama, kompas nilai-nilai, untuk meneroka jalan terbaik bagi bangsa Indonesia."
Dalam agenda sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini, Nabil Haroen mengajak semua warga untuk meneladani sikap dan perjuangan para pendiri bangsa. "Kita punya pejuang-pejuang dengan latar belakang etnis, agama dan kultur yang beragam. Dari Soekarno kita belajar berjuang gigih membela rakyat kecil, membela kaum Marhaen, membela Indonesia. Dari Hadratus Syaikh Hasyim Asyari kita berjuang untuk mendidik bangsa Indonesia, dengan segenap pengabdian dan khidmah kebangsaan. Dari Kiai Ahmad Dahlan, kita berjuang untuk mendorong nilai-nilai Indonesia yang berkemajuan," terang Nabil Haroen, yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama.
"Empat Pilar: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945, menjadi panduan penting bagi kita sebagai bangsa," jelas Nabil.
Bagi Nabil Haroen, sudah seharusnya nilai-nilai empat pilar, kita gunakan sebagai cara berpikir, bersikap dan bergerak di tengah ancaman ekstrimisme, tantangan ekonomi global serta geo-politik regional-internasional.
Menurut Nabil, Indonesia masih membutuhkan keteladanan politik dari negarawan. "Soekarno, Hatta, Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari, Ki Bagus Hadikusumo, hingga Kiai Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri merupakan di antara sosok-sosok negarawan negeri ini. Kita perlu meresapi langkah-langkah kebangsaan yang mereka tempuh, seraya menapaki jalan perjuangan dengan nilai-nilai utama untuk Indonesia masa kini dan mendatang."
Di sisi lain, Nabil berharap kecintaan terhadap tanah air menjadi nilai penjaga persatuan. "Warga Indonesia, di manapun berada, seyogyanya menjadi bangsa yang cinta dengan tanah airnya. Kita harus mencegah perpecahan, memulai rekonsiliasi di tingkat warga, sekaligus terus menerus menempa diri dengan kemandirian ekonomi, skill wirausaha dan menjaga gotong royong antar sesama," pungkasnya.
Demikian pernyataan M. Nabil Haroen, Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (23/11). Dalam agenda itu, Nabil Haroen menegaskan pentingnya menyegarkan Pancasila dalam konteks kebangsaan saat ini.
"Indonesia sudah saatnya menjadi negara maju, negara dengan kesejahteraan warga, keamanan serta fasilitas kesehatan yang merata. Ini merupakan amanat dari nilai-nilai dasar Pancasila," ungkap Nabil melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews, Sabtu (23/11/2019).
Nabil Haroen menambahkan, bahwa generasi muda perlu mengenal dan memaknai Pancasila dalam perspektif baru, yang kontekstual dengan zaman kini. "Pancasila perlu disegarkan dalam pemaknaan dan sekaligus kontekstualisasi nilainya dalam pola relasi kebangsaan. Ini penting agar Pancasila selalu berdenyut dalam keseharian bangsa Indonesia. Ia menjadi pandu utama, kompas nilai-nilai, untuk meneroka jalan terbaik bagi bangsa Indonesia."
Dalam agenda sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini, Nabil Haroen mengajak semua warga untuk meneladani sikap dan perjuangan para pendiri bangsa. "Kita punya pejuang-pejuang dengan latar belakang etnis, agama dan kultur yang beragam. Dari Soekarno kita belajar berjuang gigih membela rakyat kecil, membela kaum Marhaen, membela Indonesia. Dari Hadratus Syaikh Hasyim Asyari kita berjuang untuk mendidik bangsa Indonesia, dengan segenap pengabdian dan khidmah kebangsaan. Dari Kiai Ahmad Dahlan, kita berjuang untuk mendorong nilai-nilai Indonesia yang berkemajuan," terang Nabil Haroen, yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama.
"Empat Pilar: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945, menjadi panduan penting bagi kita sebagai bangsa," jelas Nabil.
Bagi Nabil Haroen, sudah seharusnya nilai-nilai empat pilar, kita gunakan sebagai cara berpikir, bersikap dan bergerak di tengah ancaman ekstrimisme, tantangan ekonomi global serta geo-politik regional-internasional.
Menurut Nabil, Indonesia masih membutuhkan keteladanan politik dari negarawan. "Soekarno, Hatta, Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari, Ki Bagus Hadikusumo, hingga Kiai Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri merupakan di antara sosok-sosok negarawan negeri ini. Kita perlu meresapi langkah-langkah kebangsaan yang mereka tempuh, seraya menapaki jalan perjuangan dengan nilai-nilai utama untuk Indonesia masa kini dan mendatang."
Di sisi lain, Nabil berharap kecintaan terhadap tanah air menjadi nilai penjaga persatuan. "Warga Indonesia, di manapun berada, seyogyanya menjadi bangsa yang cinta dengan tanah airnya. Kita harus mencegah perpecahan, memulai rekonsiliasi di tingkat warga, sekaligus terus menerus menempa diri dengan kemandirian ekonomi, skill wirausaha dan menjaga gotong royong antar sesama," pungkasnya.
(pur)