Realisasikan Investasi Rp47,24 Triliun, Jateng Kurangi Pengangguran 71.639 Orang
A
A
A
SEMARANG - Iklim investasi yang kondusif dan banyaknya kemudahan yang diberikan Provinsi Jawa Tengah membuat Jateng menjadi sasaran para investor. Terbukti, pada triwulan I-III tahun 2019 ini, Provinsi Jateng telah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp47,24 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri mengatakan, dari jumlah tersebut, penanaman modal asing (PMA) mendominasi investasi Jateng dengan total Rp32,27 triliun. Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan III tahun ini sebesar Rp14,97 triliun.
“Dengan capaian itu, maka target investasi Jateng pada tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp47,42 triliun sudah hampir tercapai. Prosentasi capaian realisasi investasi sampai saat ini sudah mencapai 99,6 persen,” kata Ratna saat dikonfirmasi, Kamis (14/11/2019).
Menurut Ratna, tingginya investasi berbanding searah dengan pengurangan angka pengangguran di Jawa Tengah. Hingga triwulan I sampai triwulan III tahun 2019, sebanyak 71.639 pengangguran berhasil diserap bekerja di sejumlah perusahaan tersebut.
Apalagi lanjut dia, sebaran perusahaan merata di berbagai daerah di Jawa Tengah. Mulai Jepara, Batang, Kota Semarang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Semarang, Cilacap, Sukoharjo, Boyolali dan daerah lainnya.
“Untuk sector industry, mayoritas bergerak pada bidang usaha listrik, gas dan air. Selain itu ada pula industri barang dari kulit dan alas kaki, tekstil, industry kendaraan bermotor, makanan, property dan lain sebagainya,” terangnya.
Dengan capaian tersebut, Ratna optimis investasi di Jateng akan terus meningkat di tahun yang akan datang. Apalagi, target pertumbuhan ekonomi Jateng sebesar 7 persen, maka sektor investasi yang akan menjadi andalan.
“Kami optimis target pertumbuhan ekonomi 7 persen itu akan tercapai. Sebab Jateng memiliki semuanya, mulai infrastruktur, ketersediaan lahan, tenaga kerja mumpuni, serta komitmen untuk memberikan kemudahan serta pro investasi. Dengan semua itu, kami optimis target 7 persen tidak akan sulit,” tutupnya.
Di lain sisi, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, Pemprov Jateng memang sedang mendorong masuknya investasi di berbagai bidang. Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya akan memberikan insentif dan fasilitas berupa penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu yang cepat.
“Bahkan, saya menyiapkan wisata investasi untuk para calon investor. Kita siapkan piknik, kuliner sambil melihat potensi-potensi investasi dan tempat wisata di Jawa Tengah. Pasti asik,” kata Ganjar saat menghadiri forum investasi bertajuk Central Java Investment Business Forum (CJIBF) di Jakarta, baru-baru ini.
Ganjar menergaskan, Jawa Tengah saat ini menjadi primadona investasi dari berbagai negara, sebab beberapa faktor. Di antaranya, iklim investasi yang tenang, kemajuan pembangunan infrastruktur, dan kondisi sosial warga Jawa Tengah akan membuat daya saing investasi Jawa Tengah kian membaik.
"Orang Jawa Tengah itu menarik. Sopan, orangnya sederhana, rajin, dan mudah menerima perubahan atau adaptif. Inilah juga yang menjadi salah satu faktor kenapa kita jadi favorit investor," ujarnya.
Terkait tenaga kerja, Ganjar menyebut bahwa Jawa Tengah sedang menghadapi kondisi bonus Demografi. Sehingga, investor tak perlu takut kehabisan sumber daya manusia (SDM) unggul. Terlebih, Jawa Tengah memiliki 378 perguruan tinggi dan 1.588 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang siap.
"Bahkan, kalau bapak-ibu menghendaki ada kultur khusus di pendidikan kita untuk mendukung industri bapak ibu, kita akan siapkan," tegas Ganjar.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri mengatakan, dari jumlah tersebut, penanaman modal asing (PMA) mendominasi investasi Jateng dengan total Rp32,27 triliun. Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan III tahun ini sebesar Rp14,97 triliun.
“Dengan capaian itu, maka target investasi Jateng pada tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp47,42 triliun sudah hampir tercapai. Prosentasi capaian realisasi investasi sampai saat ini sudah mencapai 99,6 persen,” kata Ratna saat dikonfirmasi, Kamis (14/11/2019).
Menurut Ratna, tingginya investasi berbanding searah dengan pengurangan angka pengangguran di Jawa Tengah. Hingga triwulan I sampai triwulan III tahun 2019, sebanyak 71.639 pengangguran berhasil diserap bekerja di sejumlah perusahaan tersebut.
Apalagi lanjut dia, sebaran perusahaan merata di berbagai daerah di Jawa Tengah. Mulai Jepara, Batang, Kota Semarang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Semarang, Cilacap, Sukoharjo, Boyolali dan daerah lainnya.
“Untuk sector industry, mayoritas bergerak pada bidang usaha listrik, gas dan air. Selain itu ada pula industri barang dari kulit dan alas kaki, tekstil, industry kendaraan bermotor, makanan, property dan lain sebagainya,” terangnya.
Dengan capaian tersebut, Ratna optimis investasi di Jateng akan terus meningkat di tahun yang akan datang. Apalagi, target pertumbuhan ekonomi Jateng sebesar 7 persen, maka sektor investasi yang akan menjadi andalan.
“Kami optimis target pertumbuhan ekonomi 7 persen itu akan tercapai. Sebab Jateng memiliki semuanya, mulai infrastruktur, ketersediaan lahan, tenaga kerja mumpuni, serta komitmen untuk memberikan kemudahan serta pro investasi. Dengan semua itu, kami optimis target 7 persen tidak akan sulit,” tutupnya.
Di lain sisi, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, Pemprov Jateng memang sedang mendorong masuknya investasi di berbagai bidang. Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya akan memberikan insentif dan fasilitas berupa penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu yang cepat.
“Bahkan, saya menyiapkan wisata investasi untuk para calon investor. Kita siapkan piknik, kuliner sambil melihat potensi-potensi investasi dan tempat wisata di Jawa Tengah. Pasti asik,” kata Ganjar saat menghadiri forum investasi bertajuk Central Java Investment Business Forum (CJIBF) di Jakarta, baru-baru ini.
Ganjar menergaskan, Jawa Tengah saat ini menjadi primadona investasi dari berbagai negara, sebab beberapa faktor. Di antaranya, iklim investasi yang tenang, kemajuan pembangunan infrastruktur, dan kondisi sosial warga Jawa Tengah akan membuat daya saing investasi Jawa Tengah kian membaik.
"Orang Jawa Tengah itu menarik. Sopan, orangnya sederhana, rajin, dan mudah menerima perubahan atau adaptif. Inilah juga yang menjadi salah satu faktor kenapa kita jadi favorit investor," ujarnya.
Terkait tenaga kerja, Ganjar menyebut bahwa Jawa Tengah sedang menghadapi kondisi bonus Demografi. Sehingga, investor tak perlu takut kehabisan sumber daya manusia (SDM) unggul. Terlebih, Jawa Tengah memiliki 378 perguruan tinggi dan 1.588 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang siap.
"Bahkan, kalau bapak-ibu menghendaki ada kultur khusus di pendidikan kita untuk mendukung industri bapak ibu, kita akan siapkan," tegas Ganjar.
(akn)