Hari Pahlawan, Momentum Tingkatkan Kepedulian terhadap Sesama
A
A
A
JAKARTA - Hari Pahlawan harus menumbuhkan semangat komponen bangsa untuk selalu menjaga persatuan dan kepedulian kepada rakyat. Hal itu disampaikan Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini di Jakarta, Minggu (10/11/2019).
Jazuli mengungkapkan, pertama, kepahlawanan adalah tentang persatuan. "Indonesia merdeka karena persatuan. Tidak ada cara lain. Sebaliknya penjajah pasti kerjaannya memecah belah dan melemahkan persatuan," ungkap Jazuli.
"Eksperimentasi itulah yang dipraktekkan para penjajah hingga mampu bertahan puluhan bahkan ratusan tahun di Indonesia," sambungnya.
Untuk itu menurut Jazuli, setiap komponen bangsa (siapapun mereka) jika cinta dengan kemerdekaan, cinta kepada pahlawan, jaga betul persatuan. Jangan mengelurakan pernyataan, sikap, dan perbuatan yang membuat ikatan persatuan kita koyak.
"Jangan asal bicara yang membuat rakyat tidak nyaman, saling curiga, merasa didiskriminsi dan diperlakukan tidak adil. Ini benih-benih yang merusak persatuan bahkan bisa menjadi sumber konflik vertikal maupun horisontal," ungkap Jazuli.
Kedua, kepahlawanan adalah tentang kepedulian kepada rakyat. "Tujuan utama negara Indonesia merdeka adalah mensejahterakan rakyat. Begitu amanat pembukaan UUD 1945. Maka, menjadi pahlawan di era sekarang adalah dengan menunjukkan kepedulian dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat," ungkap Jazuli.
Menurutnya, masyarakat yang peduli, gemar membantu, menjadi relawan kemanusiaan, menumbuhkan semangat gotong royong mereka adalah pahlawan. Pemerintahan dan DPR yang menghadirkan kebijakan prorakyat, meringankan beban ekonomi rakyat, menjamin akses kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan juga layak disematkan mewarisi spirit kepahlawanan.
Kita semua mesti instrospeksi apakah selama ini kita benar-benar menghormati para pahlawan dan mewarisi spirit kepahlawanan mereka.
"Tugas kita sekarang untuk menjaga persatuan dan semaksimal mungkin merawat kepedulian kepada rakyat. Inilah cara kita menghormati para pahlawan," pungkas Jazuli.
Jazuli mengungkapkan, pertama, kepahlawanan adalah tentang persatuan. "Indonesia merdeka karena persatuan. Tidak ada cara lain. Sebaliknya penjajah pasti kerjaannya memecah belah dan melemahkan persatuan," ungkap Jazuli.
"Eksperimentasi itulah yang dipraktekkan para penjajah hingga mampu bertahan puluhan bahkan ratusan tahun di Indonesia," sambungnya.
Untuk itu menurut Jazuli, setiap komponen bangsa (siapapun mereka) jika cinta dengan kemerdekaan, cinta kepada pahlawan, jaga betul persatuan. Jangan mengelurakan pernyataan, sikap, dan perbuatan yang membuat ikatan persatuan kita koyak.
"Jangan asal bicara yang membuat rakyat tidak nyaman, saling curiga, merasa didiskriminsi dan diperlakukan tidak adil. Ini benih-benih yang merusak persatuan bahkan bisa menjadi sumber konflik vertikal maupun horisontal," ungkap Jazuli.
Kedua, kepahlawanan adalah tentang kepedulian kepada rakyat. "Tujuan utama negara Indonesia merdeka adalah mensejahterakan rakyat. Begitu amanat pembukaan UUD 1945. Maka, menjadi pahlawan di era sekarang adalah dengan menunjukkan kepedulian dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat," ungkap Jazuli.
Menurutnya, masyarakat yang peduli, gemar membantu, menjadi relawan kemanusiaan, menumbuhkan semangat gotong royong mereka adalah pahlawan. Pemerintahan dan DPR yang menghadirkan kebijakan prorakyat, meringankan beban ekonomi rakyat, menjamin akses kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan juga layak disematkan mewarisi spirit kepahlawanan.
Kita semua mesti instrospeksi apakah selama ini kita benar-benar menghormati para pahlawan dan mewarisi spirit kepahlawanan mereka.
"Tugas kita sekarang untuk menjaga persatuan dan semaksimal mungkin merawat kepedulian kepada rakyat. Inilah cara kita menghormati para pahlawan," pungkas Jazuli.
(maf)