Gerakan Moral Jadi Salah Satu Ide Dokter Terawan Atasi Defisit BPJS Kesehatan

Rabu, 06 November 2019 - 12:13 WIB
Gerakan Moral Jadi Salah...
Gerakan Moral Jadi Salah Satu Ide Dokter Terawan Atasi Defisit BPJS Kesehatan
A A A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), dr Terawan Agus Putranto bersama dengan Direksi BPJS Kesehatan dan DJSN melakukan Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR guna membahas tentang defisit BPJS Kesehatan.

Dalam paparannya, Terawan menggagas gerakan moral menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi persoalan defisit program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Langkah-langkah strategis untuk membatasi defisit JKN. kalau langkah oleh pemerintah sudah jelas dengan keluarnya PP. Langkah kami selaku Menkes maka kami membuat langkah strategis yaitu langkah strategis penguatan JKN dalam rangka mengatasi defisit,” ujar Terawan mengawali paparannya di Ruang Rapat Komisi IX DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Kemudian, Terawan melanjutkan langkah selanjutnya adalah menata kembali Fornas atau daftar penyediaan jenis dan harga obat yang menjadi acuan untuk pelayanan kesehatan JKN. Serta, meningkatkan penggunaan alat kesehatan produksi dalam negeri.

Dan strategi intervensi untuk mengatasi defisit di luar Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2019 terkait kenaikan iuran BPJS Kesehatan di antaranya membentuk tim kecil yang akan membahas tentang penanggulangan defisit JKN, gerakan moral untuk menangani masalah BPJS, mendorong keterlibatan filantropis dalam permasalahan ini, menurunkan harga obat berkoordinasi dengan BPOM dan melibatkan unicorn dalam sisi sosial dengan melepaskan sekat-sekat dinding tempat praktik tanpa melibatkan anggaran BPJS Kesehatan.

“Dokter saya di Batalion itu dibayar ayam, beras karena itu yang ada. Mungkin silakan ide yang baru keluar karena ada pendapat yang luhur. Kami akan selalu minta pendapat dari dewan yang terhormat untuk saya bisa bikin terobosannya,” jelas Terawan.

Terawan yakin bahwa gerakan moral seperti itu menjadi salah satu yang mungkin akan bisa menggerakkan dan membantu masalah defisit ini, termasuk menggerakkan akses-akses dari asuransi yang lain, sehingga asuransi yang lain bisa mewadahinya dan ikut membantu.

“Dan saya sudah janjikan punya Kemenkes. Kemenkes punya pogram konsultasi medis tanpa biaya namanya sehatpedia, aplikasinya itu milik Kemenkes itu bisa saya sambungkan dengan para unicorn. Sehatpedia ini sudah terjadi dan tidak ada pemungutan biaya sama sekali,” paparnya.

Kemudian, lanjut dokter penemu metode cuci otak itu, sudah ada 638 dokter yang bergabung dan dengan nyata mau memberikan informasi tanpa meminta bayaran.

“Artinya, sisi luhur kearifan kita masih ada dan itulah yang mau saya dorong bahwa segala sesuatu tidak bisa didorong dari skala materi saja,” tambah Terawan.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1758 seconds (0.1#10.140)