Luhut: Bakamla Harus Berperan sebagai Coast Guard
A
A
A
JAKARTA - Menko Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan menyatakan pentingnya peran Badan Keamanan Laut (Bakamla) dalam menjaga sumber daya maritim dan segala aktivitas kemaritiman.
"Bakamla ke depan harus benar-benar berfungsi sebagai coast guard berdasarkan Hukum Laut Internasional 1982 dan Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 1985," ujar Luhut saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional Dies Natalis ke-57 Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Kamis (31/10/2019).
Selain itu, kata Luhut, struktur organisasi dan kewenangan Bakamla juga perlu ditingkatkan agar fungsi coast guard dapat dilaksanakan sepenuhnya.
Dalam seminar tersebut, mantan Dansat Gultor 81 Kopassus ini juga secara komprehensif menyampaikan berbagai capaian pembangunan kemaritiman pada periode kabinet yang lalu dengan proyeksi lima tahun ke depan.
Termasuk berbagai investasi sumber daya maritim dan infrastruktur Tol Laut dalam program pembangunan dengan membandingkan pada kebijakan pembangunan beberapa negara di kawasan.
Sementara itu, Komandan Seskoal Laksda TNI Amarulla Octavian menyampaikan pentingnya seminar nasional kali ini untuk memberi kontribusi akademis kepada pemerintah.
"Manajemen kemaritiman yang tepat dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional dalam memanfaatkan bonus demografi di era Revolusi Industri 4.0. Untuk itu dibutuhkan para ahli kemaritiman dan kelautan yang nantinya dapat dihasilkan oleh Universitas Maritim Indonesia yang akan segera dibentuk oleh pemerintah," ujarnya.
Menurut Octavian, seminar nasional yang berlangsung dua hari berturut-turut pada 30-31 Oktober 2019 di Auditorium Jos Soedarso, Seskoal ini menghadirkan para pembicara dan narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi. Seminar Nasional yang mengambil tema “Lima Tahun Kedua Visi Poros Maritim Dunia Untuk Bangun Maritim Indonesia Menuju SDM Unggul Indonesia Maju” terbagi ke dalam lima sesi sesuai dengan lima pilar Poros Maritim Dunia.
Octavian menyebut, para akademisi dari lebih 30 perguruan tinggi nasional memaparkan hasil penelitian kelautan dan rekayasa teknologi kemaritiman yang dapat dikembangkan, seperti dari Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, Universitas Pertahanan (Unhan), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan sebagainya.
"Para rektor dan guru besar datang dari seluruh penjuru Tanah Air sesuai kepakaran masing-masing untuk lebih menggali potensi kemaritiman Indonesia demi kesejahteraan masyarakat dan dunia," kata Octavian.
Hadir juga sebagai narasumber dalam seminar tersebut para pejabat dari Kemenko Polhukam, Kemhan, Kemlu, Mabes TNI, Mabesal dan para Pangkotama.
"Bakamla ke depan harus benar-benar berfungsi sebagai coast guard berdasarkan Hukum Laut Internasional 1982 dan Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 1985," ujar Luhut saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional Dies Natalis ke-57 Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Kamis (31/10/2019).
Selain itu, kata Luhut, struktur organisasi dan kewenangan Bakamla juga perlu ditingkatkan agar fungsi coast guard dapat dilaksanakan sepenuhnya.
Dalam seminar tersebut, mantan Dansat Gultor 81 Kopassus ini juga secara komprehensif menyampaikan berbagai capaian pembangunan kemaritiman pada periode kabinet yang lalu dengan proyeksi lima tahun ke depan.
Termasuk berbagai investasi sumber daya maritim dan infrastruktur Tol Laut dalam program pembangunan dengan membandingkan pada kebijakan pembangunan beberapa negara di kawasan.
Sementara itu, Komandan Seskoal Laksda TNI Amarulla Octavian menyampaikan pentingnya seminar nasional kali ini untuk memberi kontribusi akademis kepada pemerintah.
"Manajemen kemaritiman yang tepat dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional dalam memanfaatkan bonus demografi di era Revolusi Industri 4.0. Untuk itu dibutuhkan para ahli kemaritiman dan kelautan yang nantinya dapat dihasilkan oleh Universitas Maritim Indonesia yang akan segera dibentuk oleh pemerintah," ujarnya.
Menurut Octavian, seminar nasional yang berlangsung dua hari berturut-turut pada 30-31 Oktober 2019 di Auditorium Jos Soedarso, Seskoal ini menghadirkan para pembicara dan narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi. Seminar Nasional yang mengambil tema “Lima Tahun Kedua Visi Poros Maritim Dunia Untuk Bangun Maritim Indonesia Menuju SDM Unggul Indonesia Maju” terbagi ke dalam lima sesi sesuai dengan lima pilar Poros Maritim Dunia.
Octavian menyebut, para akademisi dari lebih 30 perguruan tinggi nasional memaparkan hasil penelitian kelautan dan rekayasa teknologi kemaritiman yang dapat dikembangkan, seperti dari Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, Universitas Pertahanan (Unhan), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan sebagainya.
"Para rektor dan guru besar datang dari seluruh penjuru Tanah Air sesuai kepakaran masing-masing untuk lebih menggali potensi kemaritiman Indonesia demi kesejahteraan masyarakat dan dunia," kata Octavian.
Hadir juga sebagai narasumber dalam seminar tersebut para pejabat dari Kemenko Polhukam, Kemhan, Kemlu, Mabes TNI, Mabesal dan para Pangkotama.
(pur)