Palapa Ring Akan Menghubungkan Nusantara dengan Internet
A
A
A
JAKARTA - Terhubungnya infrastruktur digital di Tanah Air diharapkan memperkuat ekosistem perdagangan tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga meluas ke pasar global. Kendati demikian masih perlu beberapa perbaikan agar konektivitas berbasis teknologi internet bisa memperkuat struktur industri lokal.
Penetrasi digital yang sedang digarap pemerintah juga diharapkan tidak terbatas hanya di wilayah kabupaten/kota, tetapi harus didorong hingga ke level kecamatan dan desa. Dengan demikian program mengoneksikan satu wilayah dengan yang lain melalui backbone internet bisa memacu pemerataan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Untuk memperkuat perdagangan kita menghubungkan produk-produk UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) ke jaringan pasar nasional, bahkan pasar global. Kalau nanti ini bisa kita koneksikan, dari daerah disambungkan ke marketplace nasional, masuk lagi ke marketplace global. Keinginan kita semua. Ini juga untuk memperkuat industri kita agar semakin kompetitif,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan proyek Palapa Ring di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia. Proyek Palapa Ring menggunakan fiber optic sepanjang 12.148 km dengan total 55 hops microwaves links. Untuk program ini pemerintah mengeluarkan alokasi anggaran untuk hingga Rp22 triliun.
Proyek yang juga disebut sebagai Tol Langit itu terdiri atas Palapa Ring Barat, Tengah dan Timur. Jaringan backbone Palapa Ring Barat menghubungkan sejumlah kabupaten/kota di Pulau Sumatera dan Kalimantan dengan bentangan kabel serat optik 1.980 km.
Adapun Palapa Ring Tengah menjangkau 27 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Kalimantan Timur dengan kabel serat optik darat sepanjang 1.326,22 km dan kabel laut 1.787,06 km.
Sedangkan Palapa Ring Timur menjangkau 51 kabupaten/kota yang melewati empat provinsi, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat, terdiri atas 35 kabupaten/kota layanan dan 16 kabupaten/kota interkoneksi.
Jokowi menegaskan, Palapa Ring di kawasan Indonesia Barat dan Tengah sebenarnya sudah selesai lebih dulu. Untuk Indonesia Barat telah selesai sejak tahun lalu. Sementara Indonesia bagian Tengah telah selesai awal tahun ini. Untuk Indonesia Timur tuntas Agustus tahun ini.
“Memang kemarin yang paling berat, agak mundur di Indonesia Timur. Karena medannya cukup berat terutama di Papua. Tidak semua yang ada di Papua menggunakan fiber optic, baik di laut maupun di darat. Banyak yang menggunakan antena besar microwave, yaitu beberapa kabupaten. Membawanya itu ke tempat tempat yang ingin didirikan, menaranya juga tidak mudah. Inilah kesulitan lapangan di Indonesia,” ungkap.
Jokowi berharap, nantinya konektivitas digital dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Selain itu juga untuk menguatkan persatuan dan persaudaraan di antara anak bangsa. Selain itu, yang tak kalah penting adalah untuk memperkuat pendidikan dan memfasilitasi lalu lintas ilmu pengetahuan yang menembus seluruh pelosok Nusantara.
Butuh Tiga Satelit Lagi
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technologies (ICT) Indonesia dibandingkan negara tetangga memang masih tertinggal. Salah satunya dapat dilihat alokasi belanja ICT dari masing-masing negara.
“Kita hanya membelanjakan 0,1% dari PDB (produk domestik bruto). Thailand 0,3% dari PDB, Malaysia 0,6% dari PDB. Kalau dihitung per kapita. Pemerintah Malaysia itu membelanjakan 18–19 kali lebih besar bagi warga negaranya daripada Indonesia,” tuturnya. Dia mengatakan, besaran alokasi belanja ICT ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia.
Apalagi pembangunan ICT merupakan pembangunan jangka panjang yang tidak bisa langsung jadi seketika. Rudiantara menambahkan, Indonesia masih membutuhkan tiga satelit untuk meng-cover semua fasilitas pubik yang ada di Nusantara. “Setelah akhir 2022 itu yang pertama. Kita harus punya dua satelit lagi,” katanya.
Dia mengakui, saat ini masih ada sekitar ada 90.000 spot dari 214.000 sekolah yang belum terhubung internet. Dengan kehadiran satelit tambahan, ke depan semua puskesmas di seluruh Indonesia, rumah sakit, kantor desa akan terhubung internet kecepatan tinggi. Pengamat ICT Heru Sutadi mengapresiasi peresmian proyek Palapa Ring meskipun terlambat dari yang ditargetkan.
Menurut dia, dalam pembangunan infastruktur telekomunikasi, operator telekomunikasi sebelumnya telah banyak membangun jaringan serat optik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Dia juga sependapat bahwa masih ada pekerjaan rumah untuk mengatasi ketertinggalan infrastruktur di bidang ICT agar sejajar dengan negara lain. “Di Asia Tenggara saja kita tertinggal," terangnya.
Sementara itu Praktisi dan Pengamat ICT Hasnil Fajri mengatakan, dampak Palapa Ring akan sangat signifikan untuk akselerasi internet di daerah. Pasalnya selama ini banyak daerah di Indonesia yang belum tersambung dengan infrastruktur internet.
Kalaupun ada masih terbatas di kota-kota besar dan kecepatannya masih rendah serta tarifnya tinggi. "Apalagi untuk tingkat kecamatan dan kelurahan hingga pedesaan sangat terbatas sekali dan banyak blank spot," ujar Hasnil.
Dia berharap, setelah peresmian Palapa Ring oleh Presiden Jokowi, pengembangan infrastruktur ICT dapat terus dilanjutkan hingga ke kecamatan, kelurahan bahkan hingga ke perumahan penduduk. Dengan demikian, semua fasilitas umum dan sosial seperti sekolah, rumah sakit, taman baca, taman bermain, gelanggang olahraga, pasar tradisional, dan tempat wisata bisa terjangkau internet.
“Ini (internet) akan berkontribusi langsung dalam pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang berkelanjutan. Akhirnya akan berujung pada penurunan tingkat kemiskinan, meningkatnya transaksi produk UMKM di daerah,” katanya. Ke depan dia pun berharap, setelah infrastruktur ICT ini menembus wilayah perdesaan, maka ekspor produk daerah yang dilewati Palapa Ring bisa meningkat melalui platform e-commerce.
“Selain itu harapannya juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara dan meningkatkan pendapatan ekonomi daerah setempat," ujarnya. Lebih lanjut dia juga melihat ada potensi pengembangan startup dan talenta SDM teknologi informasi di daerah apabila internet sudah merata.
Penetrasi digital yang sedang digarap pemerintah juga diharapkan tidak terbatas hanya di wilayah kabupaten/kota, tetapi harus didorong hingga ke level kecamatan dan desa. Dengan demikian program mengoneksikan satu wilayah dengan yang lain melalui backbone internet bisa memacu pemerataan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Untuk memperkuat perdagangan kita menghubungkan produk-produk UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) ke jaringan pasar nasional, bahkan pasar global. Kalau nanti ini bisa kita koneksikan, dari daerah disambungkan ke marketplace nasional, masuk lagi ke marketplace global. Keinginan kita semua. Ini juga untuk memperkuat industri kita agar semakin kompetitif,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan proyek Palapa Ring di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia. Proyek Palapa Ring menggunakan fiber optic sepanjang 12.148 km dengan total 55 hops microwaves links. Untuk program ini pemerintah mengeluarkan alokasi anggaran untuk hingga Rp22 triliun.
Proyek yang juga disebut sebagai Tol Langit itu terdiri atas Palapa Ring Barat, Tengah dan Timur. Jaringan backbone Palapa Ring Barat menghubungkan sejumlah kabupaten/kota di Pulau Sumatera dan Kalimantan dengan bentangan kabel serat optik 1.980 km.
Adapun Palapa Ring Tengah menjangkau 27 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Kalimantan Timur dengan kabel serat optik darat sepanjang 1.326,22 km dan kabel laut 1.787,06 km.
Sedangkan Palapa Ring Timur menjangkau 51 kabupaten/kota yang melewati empat provinsi, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat, terdiri atas 35 kabupaten/kota layanan dan 16 kabupaten/kota interkoneksi.
Jokowi menegaskan, Palapa Ring di kawasan Indonesia Barat dan Tengah sebenarnya sudah selesai lebih dulu. Untuk Indonesia Barat telah selesai sejak tahun lalu. Sementara Indonesia bagian Tengah telah selesai awal tahun ini. Untuk Indonesia Timur tuntas Agustus tahun ini.
“Memang kemarin yang paling berat, agak mundur di Indonesia Timur. Karena medannya cukup berat terutama di Papua. Tidak semua yang ada di Papua menggunakan fiber optic, baik di laut maupun di darat. Banyak yang menggunakan antena besar microwave, yaitu beberapa kabupaten. Membawanya itu ke tempat tempat yang ingin didirikan, menaranya juga tidak mudah. Inilah kesulitan lapangan di Indonesia,” ungkap.
Jokowi berharap, nantinya konektivitas digital dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Selain itu juga untuk menguatkan persatuan dan persaudaraan di antara anak bangsa. Selain itu, yang tak kalah penting adalah untuk memperkuat pendidikan dan memfasilitasi lalu lintas ilmu pengetahuan yang menembus seluruh pelosok Nusantara.
Butuh Tiga Satelit Lagi
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technologies (ICT) Indonesia dibandingkan negara tetangga memang masih tertinggal. Salah satunya dapat dilihat alokasi belanja ICT dari masing-masing negara.
“Kita hanya membelanjakan 0,1% dari PDB (produk domestik bruto). Thailand 0,3% dari PDB, Malaysia 0,6% dari PDB. Kalau dihitung per kapita. Pemerintah Malaysia itu membelanjakan 18–19 kali lebih besar bagi warga negaranya daripada Indonesia,” tuturnya. Dia mengatakan, besaran alokasi belanja ICT ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia.
Apalagi pembangunan ICT merupakan pembangunan jangka panjang yang tidak bisa langsung jadi seketika. Rudiantara menambahkan, Indonesia masih membutuhkan tiga satelit untuk meng-cover semua fasilitas pubik yang ada di Nusantara. “Setelah akhir 2022 itu yang pertama. Kita harus punya dua satelit lagi,” katanya.
Dia mengakui, saat ini masih ada sekitar ada 90.000 spot dari 214.000 sekolah yang belum terhubung internet. Dengan kehadiran satelit tambahan, ke depan semua puskesmas di seluruh Indonesia, rumah sakit, kantor desa akan terhubung internet kecepatan tinggi. Pengamat ICT Heru Sutadi mengapresiasi peresmian proyek Palapa Ring meskipun terlambat dari yang ditargetkan.
Menurut dia, dalam pembangunan infastruktur telekomunikasi, operator telekomunikasi sebelumnya telah banyak membangun jaringan serat optik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Dia juga sependapat bahwa masih ada pekerjaan rumah untuk mengatasi ketertinggalan infrastruktur di bidang ICT agar sejajar dengan negara lain. “Di Asia Tenggara saja kita tertinggal," terangnya.
Sementara itu Praktisi dan Pengamat ICT Hasnil Fajri mengatakan, dampak Palapa Ring akan sangat signifikan untuk akselerasi internet di daerah. Pasalnya selama ini banyak daerah di Indonesia yang belum tersambung dengan infrastruktur internet.
Kalaupun ada masih terbatas di kota-kota besar dan kecepatannya masih rendah serta tarifnya tinggi. "Apalagi untuk tingkat kecamatan dan kelurahan hingga pedesaan sangat terbatas sekali dan banyak blank spot," ujar Hasnil.
Dia berharap, setelah peresmian Palapa Ring oleh Presiden Jokowi, pengembangan infrastruktur ICT dapat terus dilanjutkan hingga ke kecamatan, kelurahan bahkan hingga ke perumahan penduduk. Dengan demikian, semua fasilitas umum dan sosial seperti sekolah, rumah sakit, taman baca, taman bermain, gelanggang olahraga, pasar tradisional, dan tempat wisata bisa terjangkau internet.
“Ini (internet) akan berkontribusi langsung dalam pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang berkelanjutan. Akhirnya akan berujung pada penurunan tingkat kemiskinan, meningkatnya transaksi produk UMKM di daerah,” katanya. Ke depan dia pun berharap, setelah infrastruktur ICT ini menembus wilayah perdesaan, maka ekspor produk daerah yang dilewati Palapa Ring bisa meningkat melalui platform e-commerce.
“Selain itu harapannya juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara dan meningkatkan pendapatan ekonomi daerah setempat," ujarnya. Lebih lanjut dia juga melihat ada potensi pengembangan startup dan talenta SDM teknologi informasi di daerah apabila internet sudah merata.
(don)