Fenomena Artis Jadi Anggota DPR, Dede Yusuf: Setop Diskriminasi

Jum'at, 04 Oktober 2019 - 20:42 WIB
Fenomena Artis Jadi Anggota DPR, Dede Yusuf: Setop Diskriminasi
Fenomena Artis Jadi Anggota DPR, Dede Yusuf: Setop Diskriminasi
A A A
JAKARTA - Hadirnya kalangan artis di perpolitikan Tanah Air selalu menarik perhatian publik. Tak jarang, publik memandang sinis artis yang beralih menjadi politikus.

Hal ini karena beberapa artis yang melompat ke panggung politik kurang terdengar gaungnya. Namun, beberapa artis justru berhasil membuktikan kiprahnya di dunia politik dan mendapat pengakuan publik.

Dalam pelantikan anggota DPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 1 Oktober 2019 lalu, sederet nama atris resmi menghiasi kursi Parlemen.

Mereka antara lain Mulan Jameela, Krisdayanti, Nurul Arifin, Rieke Diah Pitaloka, Desy Ratnasari, Arzetti Bilbina, Rachel Maryam, Rano Karno, Primus Yustisio, Eko Hendro Purnomo, Dede Yusuf Macan Effendi, Tommy Kurniawan, Muhammad Farhan, dan Nico Siahaan.

Dalam deretan nama tersebut, ada nama Dede Yusuf Macan Effendi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Dede Yusuf. Dia merupakan salah satu artis yang sudah cukup lama malang melintang di panggung perpolitikan Tanah Air.

Karir politik terus digelutinya hingga pada puncaknya, Dede Yusuf terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat berpasangan dengan Ahmad Heryawan. Dede Yusuf kemudian kembali ke Parlemen lagi lewat Partai Demokrat. Pada Periode 2014-2019, Dede Yusuf didapuk sebagai Ketua Komisi IX. Kini, Dede Yusuf kembali dilantik sebagai anggota DPR bersama sederet nama artis lainnya.

Ditanya mengenai banyaknya artis yang terpilih sebagai anggota Parlemen dan pandangan publik terhadap artis yang berganti baju sebagai politikus, pemeran serial Jalan Makin Membara ini mengaku sebenarnya enggan bicara mengenai keartisan.

”Sudah 15 tahun saya berkarir di politik. Dalam 15 tahun itu juga saya harus membuktikan kepada publik bahwa latarbelakang artis itu hanya kebetulan saja,” ujar Dede Yusuf.

Menurutnya, sebenarnya politikus berlatarbelakang seni seperti dirinya tidak ada beda dengan mereka yang berlatarbelakang pengacara, pedagang, aktivis atau profesi lainnya.

”Yang penting kan kapasistas, kualitas, integritas, kemampuan dibuktikan melalui yang disebut media-media publik. Pertemuan apapun yang dilakukanlah. Jadi (saat ini) saya nggak bisa mengatakan kawan-kawan artis bagaimana, sudah nggak tahu saya,” tuturnya.

Dede Yusuf membeberkan, di DPR sebenarnya ada politikus yang selama lima tahun tidak pernah memegang mix atau tidak pernah bicara di forum-forum kepartaian maupun legislasi.

”Itu bukan dari kalangan artis. Jadi tolong setop diskriminasi terhadap artis. Saya juga menghormati profesi kawan-kawan artis. Jangan menggeneralisasikan dengan…, banyak artis di kita yang hebat-hebat. Jadi tunggu saja dulu. Kasih mereka waktu,” katanya.

Menurutnya, setiap anggota DPR dipilih dan ditunggu janji dan performanya oleh pemilihnya. ”Jadi tunggu saja dulu. Nggak usah dikira-kira saat ini, tuturnya.

Dikatakan Dede Yusuf, ketika seorang memasuki kancah politik, dia harus memiliki sejumlah kriteria. Antara lain popularitas, elektabilitas, kapasitas, dan isi tas atau modal uang.

”Kalau dia tidak memiliki popularitas dan elektabilitas, dia harus memiliki kapasitas, memiliki jaringan, dan dia memilik isi tas. Jadi yang muncul saat ini pasti adalah mereka-mereka yang memilki satu dari empat hal tersebut,” urainya.

Karena itu, dirinya mengaku tidak bisa menjelaskan apakah semua yang masuk ke Parlemen kemudian otomatis mampu mengadopsi dinamika yang terjadi. ”Butuh proses. Kalau memang mereka akan mewakili pemilihnya, kita lihat. Atau akankah dia hanya sebagaimana persepsi publik, hanya datang, duduk, diam, tidur dan sebagainya, itu juga bisa dibikin kriteria,” paparnya.

Ditanya sarannya kepada para artis yang baru terjun ke panggung politik, Dede Yusuf menceritakan awal mula ketika dirinya pertama kali masuk Senayan dan kemudian harus menduduki posisi Ketua Komisi IX.

”Itu sesuatu yang jauh pemahaman saya dari dunia itu. Dunia ketenagakerjaan, dunia kesehatan, dunia macam-macam,” urainya.

Dirinya menyarankan kepada para selebriti yang baru terjun ke panggung politik siapapun orangnya, agar secepat mungkin bisa belajar.
”Galilah ilmu secepat mungkin di luar. Sidang (di DPR) itu kan cuma 2-3 jam. Isinya hanya paparan, pertanyaan, tapi diskusi yang in-depth itukan jarang sekali. Kadang-kadang kawan-kawan DPR itu disuplai data oleh TA (tenaga ahli), hanya membacakan. Jadi artinya perdebatan yang sesungguhnya itu tidak akan terjadi,” katanya
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5548 seconds (0.1#10.140)