Pekan Kebudayaan Nasional Bakal Diramaikan Segudang Seniman
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) akan menggelar Pekan Budaya Nasional (PKN) untuk pertama kalinya pada 7-13 Oktober di Istora Senayan. PKN ini nantinya akan diisi segudang seniman dan kekayaan tradisi budaya Indonesia. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, sampai saat ini persiapannya sudah matang 80%.
PKN akan diramaikan oleh artis, musisi, dan atau pelaku seni. “Segala persiapan kita jalankan, tentunya agar PKN dapat menjadi ruang interaksi untuk berbagai komunitas dan juga membentuk kebudayaan inklusif,” ungkap Hilmar di Jakarta, kemarin. Ada empat panggung utama yang disiapkan oleh Kemendikbud dalam acara tersebut. Yakni Panggung Nusantara, Panggung Kaebauk, Panggung Siger, dan Panggung Guyub.
Selama enam hari, area Istora akan disulap menjadi penuh warna. Selain menggelar pameran dan kompetisi permainan tradisional, PKN 2019 juga akan menyuguhkan beragam pertunjukan mulai dari eksibisi kebudayaan, pergelaran karya budaya bangsa, hingga konferensi pemajuan kebudayaan.
Sederet pegiat seni dan musisi yang akan hadir di antaranya Didi Kempot, Danilla Riyadi, Barasuara, Navicula, Glen Fredly, hingga Ras Muhammad. PKN dilaksanakan karena saat ini ruang interaksi bagi berbagai komunitas sangat minim akibat acap kali terjadi ketegangan sosiokultural.
Semua itu dikarenakan sedikitnya kesempatan orang untuk berinteraksi dengan bebas dan dalam bahasa kebudayaan. Kebanyakan ruang-ruang diisi oleh ketegangan yang sifatnya sosial ekonomi. Nah, dengan kebudayaan, kami harap ada pola komunikasi yang lebih fleksibel, leluasa, dan basisnya kebersamaan,” tandasnya.
Sesdirjen Kebudayaan Sri Hartini mengatakan, pihaknya akan meningkatkan kegiatan-kegiatan di ruang publik untuk memunculkan para seniman-seniman muda. Salah satunya melalui kegiatan Basoeki Abdullah Art Award #3:Re-Mitologisasi yang digelar di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta, kemarin. Kegiatan ini sangat mendukung dan memberi ruang kepada seniman muda untuk berkompetisi bakat dan idenya masing-masing.
“Kita ingin menciptakan manusia-manusia yang unggul itu tidak hanya melalui pengetahuan. Tetapi keterampilan melalui perupa-perupa muda yang memiliki bakat dan kemampuan untuk mengekspresikan ide dan gagasan dalam rangka menciptakan manusia unggul,” katanya. Sri menerangkan, kementerian akan lebih banyak menyiapkan ruang-ruang publik untuk memberi kesempatan kepada para milenial agar bisa berekspresi.
Menurut dia, kebudayaan itu berbagai macam bentuknya. Tidak hanya seni namun juga pengetahuan tradisional, permainan tradisional, olahraga tradisional, ritus, upacara, hingga bahasa. “Yang semua ini kami harus wajib menciptakan ruang-ruang publik untuk mereka di bidang masing-masing agar bisa menyalurkan bakat ekspresinya itu,” paparnya.
PKN akan diramaikan oleh artis, musisi, dan atau pelaku seni. “Segala persiapan kita jalankan, tentunya agar PKN dapat menjadi ruang interaksi untuk berbagai komunitas dan juga membentuk kebudayaan inklusif,” ungkap Hilmar di Jakarta, kemarin. Ada empat panggung utama yang disiapkan oleh Kemendikbud dalam acara tersebut. Yakni Panggung Nusantara, Panggung Kaebauk, Panggung Siger, dan Panggung Guyub.
Selama enam hari, area Istora akan disulap menjadi penuh warna. Selain menggelar pameran dan kompetisi permainan tradisional, PKN 2019 juga akan menyuguhkan beragam pertunjukan mulai dari eksibisi kebudayaan, pergelaran karya budaya bangsa, hingga konferensi pemajuan kebudayaan.
Sederet pegiat seni dan musisi yang akan hadir di antaranya Didi Kempot, Danilla Riyadi, Barasuara, Navicula, Glen Fredly, hingga Ras Muhammad. PKN dilaksanakan karena saat ini ruang interaksi bagi berbagai komunitas sangat minim akibat acap kali terjadi ketegangan sosiokultural.
Semua itu dikarenakan sedikitnya kesempatan orang untuk berinteraksi dengan bebas dan dalam bahasa kebudayaan. Kebanyakan ruang-ruang diisi oleh ketegangan yang sifatnya sosial ekonomi. Nah, dengan kebudayaan, kami harap ada pola komunikasi yang lebih fleksibel, leluasa, dan basisnya kebersamaan,” tandasnya.
Sesdirjen Kebudayaan Sri Hartini mengatakan, pihaknya akan meningkatkan kegiatan-kegiatan di ruang publik untuk memunculkan para seniman-seniman muda. Salah satunya melalui kegiatan Basoeki Abdullah Art Award #3:Re-Mitologisasi yang digelar di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta, kemarin. Kegiatan ini sangat mendukung dan memberi ruang kepada seniman muda untuk berkompetisi bakat dan idenya masing-masing.
“Kita ingin menciptakan manusia-manusia yang unggul itu tidak hanya melalui pengetahuan. Tetapi keterampilan melalui perupa-perupa muda yang memiliki bakat dan kemampuan untuk mengekspresikan ide dan gagasan dalam rangka menciptakan manusia unggul,” katanya. Sri menerangkan, kementerian akan lebih banyak menyiapkan ruang-ruang publik untuk memberi kesempatan kepada para milenial agar bisa berekspresi.
Menurut dia, kebudayaan itu berbagai macam bentuknya. Tidak hanya seni namun juga pengetahuan tradisional, permainan tradisional, olahraga tradisional, ritus, upacara, hingga bahasa. “Yang semua ini kami harus wajib menciptakan ruang-ruang publik untuk mereka di bidang masing-masing agar bisa menyalurkan bakat ekspresinya itu,” paparnya.
(don)