Dianggap Jadul, Golkar Diminta Ubah Gaya Penampilan
A
A
A
JAKARTA - Partai Golkar diminta mengubah gaya penampilannya agar tidak digilas oleh perkembangan zaman. Pasalnya, partai berlambang pohon beringin itu dipandang sebagai partai jadul alias jaman dulu.
Wakil Koordinator bidang Pratama Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa pemilih milenial atau pemula di Pemilu Serentak 2019 lalu sebanyak 40%. Namun, kata dia, tidak sampai 5% pemilih milenial yang mencoblos Partai Golkar di Pemilu itu.
"Kalau kita enggak bisa baca tanda zaman dan pakai kacamata kuda, maka kita akan ditinggalkan oleh para pemilih muda," ujar Bambang Soesatyo dalam sambutannya di acara Diskusi Panel Merawat Golkar Sebagai Rumah Besar Kebangsaan (Indonesia) di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Maka itu, rebranding atau mengubah gaya penampilan dianggapnya perlu bagi Partai Golkar. "Kenapa kita enggak dipilih para milenial? Karena kita dianggap partai jadul, partai orang tua," tutur pria yang akrab disapa Bamsoet ini.
Adapun mengubah gaya penampilan itu bukan berarti mengubah lambang pohon beringin. "Kita harus rebranding. Kita harus merubah gaya penampilan kita. Bagaimana kita bisa rangkul kaum muda dengan pola pikir menonjolkan tokoh milenial yang ada," kata Ketua DPR RI ini.
Dia mengatakan, senior Partai Golkar cukup di belakang layar. "Tonjolkan yang muda. Raffi Ahmad misalnya, kita branding, dia adalah Golkar. Kalau kita tidak ingin dilindas dengan zaman," jelasnya.
Sedangkan cara mendekati kaum milenial, tambah dia, salah satunya yakni aktif di media sosial. "Kita perlu datang ke desa-desa menyapa konstituen, di sisi lain harus ada yang berselancar ke dunia maya," pungkasnya.
Wakil Koordinator bidang Pratama Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa pemilih milenial atau pemula di Pemilu Serentak 2019 lalu sebanyak 40%. Namun, kata dia, tidak sampai 5% pemilih milenial yang mencoblos Partai Golkar di Pemilu itu.
"Kalau kita enggak bisa baca tanda zaman dan pakai kacamata kuda, maka kita akan ditinggalkan oleh para pemilih muda," ujar Bambang Soesatyo dalam sambutannya di acara Diskusi Panel Merawat Golkar Sebagai Rumah Besar Kebangsaan (Indonesia) di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Maka itu, rebranding atau mengubah gaya penampilan dianggapnya perlu bagi Partai Golkar. "Kenapa kita enggak dipilih para milenial? Karena kita dianggap partai jadul, partai orang tua," tutur pria yang akrab disapa Bamsoet ini.
Adapun mengubah gaya penampilan itu bukan berarti mengubah lambang pohon beringin. "Kita harus rebranding. Kita harus merubah gaya penampilan kita. Bagaimana kita bisa rangkul kaum muda dengan pola pikir menonjolkan tokoh milenial yang ada," kata Ketua DPR RI ini.
Dia mengatakan, senior Partai Golkar cukup di belakang layar. "Tonjolkan yang muda. Raffi Ahmad misalnya, kita branding, dia adalah Golkar. Kalau kita tidak ingin dilindas dengan zaman," jelasnya.
Sedangkan cara mendekati kaum milenial, tambah dia, salah satunya yakni aktif di media sosial. "Kita perlu datang ke desa-desa menyapa konstituen, di sisi lain harus ada yang berselancar ke dunia maya," pungkasnya.
(kri)