Ilham Akbar Habibie: Bersatu di Akhirat Didambakan Bapak sejak Ibu Wafat

Jum'at, 13 September 2019 - 08:31 WIB
Ilham Akbar Habibie:...
Ilham Akbar Habibie: Bersatu di Akhirat Didambakan Bapak sejak Ibu Wafat
A A A
Presiden Ketiga Republik Indonesia BJ Habibie telah tenang di peristirahatan terakhirnya tepat di samping sang istri tercinta-Ainun Habibie (alm)-di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta. Bagi keluarga dan bangsa Indonesia yang mencintainya, kepergiannya tentu meninggalkan duka mendalam.

Tapi bagi bapak teknologi Indonesia tersebut, justru momen inilah yang telah lama dinantikannya, yakni sejak Ainun Habibie meninggal pada 2010 atau sembilan tahun lalu. Penantian panjang Habibie untuk bersatu kembali dengan Ainun disampaikan anak sulung Habibie, Ilham Akbar Habibie.

Habibie yang wafat di RSPAD Gatot Subroto pada Rabu (11/9) pukul 18.05 WIB akibat penyakit jantung yang dideritanya dimakamkan di kaveling 120, tepat di samping makam Ainun yang berada di kaveling 121 TMP Kalibata.

Keinginan Habibie untuk bersanding dengan Ainun pernah diungkapkannya dalam suatu kesempatan wawancara dengan Najwa Shihab. Kala itu dia mengungkapkan alasannya mengizinkan Ainun dimakamkan di TMP Kalibata karena dia tahun di samping kaveling 121 atau kaveling 120 masih kosong.

Tempat itulah yang dia incar kelak menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. “Ini satu hal yang menghilangkan duka ini. Mereka sekarang bisa bersatu. Bersatu dalam akhirat, sesuatu hal yang didamba-dambakan oleh bapak semenjak ibu wafat,” ujar Ilham Akbar Habibie.

Ilham sempat mengenang sembilan tahun lalu dengan upacara yang sama dan di tempat yang sama Ainun pergi terlebih dahulu. Dia pun yakin bahwa ke duanya telah bersatu selamanya. “Insyaallah mudahmudahan mereka untuk selamanya bersama. Berdua di sisi Allah SWT, di surga, di akhirat, di alam baka,” tuturnya.

Dia lantas menuturkan betapa dalam cinta sang ayah terhadap ibundanya. Menurutnya, sejak Ainun wafat, Habibie begitu setia berdoa dan berkunjung ke makam. “Bayangkan bapak itu tiap hari tahlilan. Setiap hari Jumat atau lebih ke makam untuk berdoa. Begitu setia bapak dengan ibu sampai wafat.

Dan sekarang pun dikuburkan di sebelah ibu,” ungkapnya. Di matanya, kedua orang tuanya adalah contoh nyata eksistensi sebuah cinta. Baik cinta suami-istri, cinta kepada sanak saudara, cinta pada pekerjaan, cinta kepada bangsa dan negara, serta cinta pada dunia. “Cinta seluas-luasnya. Itu lah bapak, Pak Habibie.

Namanya adalah Habibie yang mencintai, yang dicintai,” tuturnya. Ilham kemudian mengungkapkan rasa bahagiannya sang ayah dikelilingi begitu banyak orang, mulai saat sakit hingga kepergiannya. Menurutnya, kondisi itu merupakan gambaran bagaimana Habibie hidup.

“Bapak dikelilingi keluarga, sahabat, teman seperjuangan, teman pada umumnya. Dan semua berdoa untuk bapak. Dan satu demi satu mencium pada waktu beliau mulai wafat,” katanya. Pemandangan ini menunjukkan Habibie meninggalkan dunia ini dengan rasa cinta di hati banyak orang.

“Rasa cinta itulah yang mempunyai makna besar dalam hidup bapak. Hidup bapak dapat digambarkan seperti ini, adalah perjuangan untuk kebaikan,” ungkapnya. Dia pun mengajak semua anak bangsa untuk meneladaninya. Menurut dia, ayahnya adalah sosok guru bangsa yang tak habis semangatnya untuk terus berbuat banyak bagi negara.

“Bagaimana beliau punya sikap. Pertama sampai akhir hayat bapak tidak pernah mau berhenti untuk belajar. Selalu ada hal-hal baru yang harus kita mengerti. Mulai dari tantangan masalah sampai dengan solusi. Dan kemungkinan untuk mencari satu hal yang lebih baik,” turutnya.

Habibie menjadi presiden pertama yang dimakamkan di TMP Kalibata. Sebagai informasi, Presiden Pertama RI Soekarno dimakamkan di Blitar, Jawa Timur (Jatim), Presiden Kedua RI Soeharto dimakamkan di Solo, Jawa Tengah (Jateng), dan Presiden Keempat RI Abdurahman Wahid dimakamkan di Jombang Jatim.

Pemakaman dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam momen tersebut tampak pula Presiden Kelima RI Megawati Soeakarnoputri, Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Istri Presiden Keempat RI Sinta Nuriyah, Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah, dan sejumlah anggota kabinet.

Kepergiannya Habibie dilepas ribuan masyarakat yang menjejali sepanjang menuju TMP Kalibata. Setiba di pemakaman, jenazah Habibie di sambut kalimat tauhid oleh masyarakat yang hadir. Tepat pukul 13.45, upacara pemakaman dimulai. Prosesi militer mewarnai upacara pemakaman sebelum jenazah dikebumikan.

Prosesi pemakaman semakin terasa khidmat dengan lantunan lagu Gugur Bunga saat prosesi penaburan bunga. Bahkan para warga juga ikut menyanyikan lagu tersebut. Jokowi saat menyampaikan sambutannya dalam upacara pemakaman mengungkapkan akan selalu mengingat pesan-pesan Presiden Ketiga RI BJ Habibie.

Salah satu pesannya adalah agar tidak cengeng.”Kami akan selalu ingat pesanmu: Jangan terlalu banyak diskusi, jangan cengeng. Tapi terjunkan diri ke proses nilai tambah secara konsisten. Pasti Indonesia akan terkemuka di Asia Tenggara dan dunia,” ujar dia.

Baginya kepergian Habibie adalah kehilangan Indonesia atas salah satu putra terbaiknya. Kehadiran banyaknya komponen masyarakat dalam upacara pemakaman menunjukkan bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasanya kepada bangsa dan negara.

Menurut dia, salah satu jasanya yang saat ini masih dinikmati rakyat adalah demokrasi di Indonesia. Seperti diketahui, Habibie merupakan presiden era transisi dari Orde Baru ke Reformasi. “Kita juga tidak akan pernah lupa jasa beliau ketika menjadi presiden.

Almarhum dengan cepat telah meletakkan serta menguatkan fondasi demokrasi Indonesia yang kita semua turut nikmati sekarang ini,” kata Jokowi. Di mata Jokowi, Habibie adalah sosok yang tak kenal lelah untuk berbakti kepada bangsa dan negara. Bahkan di usia senjanya kontribusinya tidak pernah berhenti.

“Almarhum tanpa kenal lelah terus mengingatkan kita semua untuk menjadi manusia-manusia terbaik bagi Indonesia. Menjadi manusia-manusia yang selalu berhati Indonesia. Beliau terus ingatkan pentingnya SDM. SDM Indonesia untuk diisi dan dikuatkan dengan agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan,” paparnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7169 seconds (0.1#10.140)