Ilham Habibie: Mari Belajar dari Seorang Guru Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Putra Sulung Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie menilai ayahnya adalah sosok guru bangsa yang tak habis semangatnya untuk terus berbuat banyak bagi negara.
“Marilah kita belajar dari seorang guru bangsa. Bagaimana beliau punya sikap. Pertama sampai akhir hayat, Bapak tidak pernah mau berhenti untuk belajar. Selalu ada hal-hal baru yang harus kita mengerti. Mulai dari tantangan masalah sampai dengan solusi. Dan kemungkinan untuk mencari satu hal yang lebih baik,” katanya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Kamis (12/9/2019).
Di usia senjanya, kata dia, Habibie tetap selalu berusaha hadir di berbagai acara. ”Dalam usia yang sangat lanjut ini, Bapak menderita penyakit. Bapak tetap bersedia untuk hadir di banyak acara, memberikan masukan, terbuka untuk segala macam nasihat yang diperlukan. Namun tentu ada batasnya karena usia,” ungkapnya.
Ilham menuturkan sikap lain dari Habibie yang selalu diteladaninya adalah terbuka pada semua pihak tanpa membedakan. “Merangkul semua pihak, tidak membedakan antar pihak, kita selalu mencoba melihat yang baik kepada siapapun dan mengelola yang kurang baik,” ujarnya.
Dia juga belajar bagaimana semangat Habibie yang tak kenal lelah untuk selalu memperkuat persatuan dan kesatuan. “Meskipun sudah mau wafat, Bapak panggil keluarga untuk minta kita bagaimana pun dalam situasi apapun, bersatu. Persatuan ini saya kira bisa diterapkan di Indonesia. Keluarga Indonesia. Itu penting,” paparnya. Dita angga
“Marilah kita belajar dari seorang guru bangsa. Bagaimana beliau punya sikap. Pertama sampai akhir hayat, Bapak tidak pernah mau berhenti untuk belajar. Selalu ada hal-hal baru yang harus kita mengerti. Mulai dari tantangan masalah sampai dengan solusi. Dan kemungkinan untuk mencari satu hal yang lebih baik,” katanya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Kamis (12/9/2019).
Di usia senjanya, kata dia, Habibie tetap selalu berusaha hadir di berbagai acara. ”Dalam usia yang sangat lanjut ini, Bapak menderita penyakit. Bapak tetap bersedia untuk hadir di banyak acara, memberikan masukan, terbuka untuk segala macam nasihat yang diperlukan. Namun tentu ada batasnya karena usia,” ungkapnya.
Ilham menuturkan sikap lain dari Habibie yang selalu diteladaninya adalah terbuka pada semua pihak tanpa membedakan. “Merangkul semua pihak, tidak membedakan antar pihak, kita selalu mencoba melihat yang baik kepada siapapun dan mengelola yang kurang baik,” ujarnya.
Dia juga belajar bagaimana semangat Habibie yang tak kenal lelah untuk selalu memperkuat persatuan dan kesatuan. “Meskipun sudah mau wafat, Bapak panggil keluarga untuk minta kita bagaimana pun dalam situasi apapun, bersatu. Persatuan ini saya kira bisa diterapkan di Indonesia. Keluarga Indonesia. Itu penting,” paparnya. Dita angga
(cip)