Menteri PPPA Dorong Perempuan dan Anak di Pulau Terluar Diperhatikan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendorong pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi dan perlindungan anak hingga Pulau terluar Indonesia salah satunya di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Hal ini disampaikan Menteri PPPA Yohana Yembise, melakukan dialog bersama perempuan dan anak, sekaligus sosialisasi dan memberikan bantuan pada kelompok Industri Rumahan ibu-ibu di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Yohana dalam sambutannya menegaskan, masa depan Indonesia ada di tangan anak-anak, untuk itu mereka harus mendapatkan hak untuk belajar sampai ke tingkat perguruan tinggi.
"Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus kita bina dengan baik agar dapat menjadi generasi emas di masa yang akan datang," ungkap Menteri Yohana, Rabu (11/9/2019).
"Jika kita selamatkan satu anak saja maka selamatlah masa depan bangsa Indonesia. Melindungi perempuan dan anak merupakan kewajiban negara. Akan tetapi seluruh elemen masyarakat terutama Pemerintah Daerah harus jadi garda terdepan untuk memenuhi hal tersebut," sambugnya.
Yohana mengatakan, perempuan di Sangihe harus bisa bangkit dan mampu menggali serta memanfaatkan potensi yang perempuan miliki. Apalagi dengan adanya peluang dan wadah yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah Sangihe untuk mendorong dan meningkatkan perekonomian perempuan.
"Saya rasa pemberdayaan perempuan di sini sudah berjalan cukup baik tinggal bagaimana masyarakatnya juga dapat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut," jelasnya.
Sementara itu Bupati Kepulauan Sangihe, Jabes Ezar Gaghana merasa sangat senang dan bangga dengan kehadiran Menteri Yohana di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
"Sebuah kebanggan ibu Menteri bisa hadir ditengah-tengah kami untuk melihat langsung kondisi perempuan dan anak di kepulauan terluar perbatasan Indonesia," ucap Jabes Ezar.
Meskipun kata Jabes, banyak ibu-ibu yang tergabung untuk menunjang perekonomian disini, tidak sedikit juga angka kekerasan dalam rumah tangga.
"Namun hal tersebut sedikit demi sedikit sudah mulai berkurang dengan banyaknya kegiatan sosisalisasi yang membangun komitmen untuk memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak yang dimulai dari keluarga. Kami percaya bahwa dengan mendorong dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hak perempuan dan anak akan mampu menurunkan angka kekerasan terhadap mereka," ungkapnya.
Jabes menambahkan bahwa tingkat partisipasi perempuan dan anak yang ada di Kab. Kepualauan Sangihe cukup baik. "Banyak kegiatan positif yang dilakukan oleh ibu-ibu di sini," kata Jabes.
"Jika anak-anak aktif dalam Forum Anak Daerah (FAD), ibu-ibu disini aktif dalam kegiatan terkait Industri Rumahan. Tentunya komitmen dari ibu-ibu ini sangat baik mengingat dampaknya akan terasa bagi pengembangan dan pembangunan ekonomi khusunya perempuan di Sangihe," jelasnya.
Hal ini disampaikan Menteri PPPA Yohana Yembise, melakukan dialog bersama perempuan dan anak, sekaligus sosialisasi dan memberikan bantuan pada kelompok Industri Rumahan ibu-ibu di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Yohana dalam sambutannya menegaskan, masa depan Indonesia ada di tangan anak-anak, untuk itu mereka harus mendapatkan hak untuk belajar sampai ke tingkat perguruan tinggi.
"Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus kita bina dengan baik agar dapat menjadi generasi emas di masa yang akan datang," ungkap Menteri Yohana, Rabu (11/9/2019).
"Jika kita selamatkan satu anak saja maka selamatlah masa depan bangsa Indonesia. Melindungi perempuan dan anak merupakan kewajiban negara. Akan tetapi seluruh elemen masyarakat terutama Pemerintah Daerah harus jadi garda terdepan untuk memenuhi hal tersebut," sambugnya.
Yohana mengatakan, perempuan di Sangihe harus bisa bangkit dan mampu menggali serta memanfaatkan potensi yang perempuan miliki. Apalagi dengan adanya peluang dan wadah yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah Sangihe untuk mendorong dan meningkatkan perekonomian perempuan.
"Saya rasa pemberdayaan perempuan di sini sudah berjalan cukup baik tinggal bagaimana masyarakatnya juga dapat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut," jelasnya.
Sementara itu Bupati Kepulauan Sangihe, Jabes Ezar Gaghana merasa sangat senang dan bangga dengan kehadiran Menteri Yohana di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
"Sebuah kebanggan ibu Menteri bisa hadir ditengah-tengah kami untuk melihat langsung kondisi perempuan dan anak di kepulauan terluar perbatasan Indonesia," ucap Jabes Ezar.
Meskipun kata Jabes, banyak ibu-ibu yang tergabung untuk menunjang perekonomian disini, tidak sedikit juga angka kekerasan dalam rumah tangga.
"Namun hal tersebut sedikit demi sedikit sudah mulai berkurang dengan banyaknya kegiatan sosisalisasi yang membangun komitmen untuk memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak yang dimulai dari keluarga. Kami percaya bahwa dengan mendorong dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hak perempuan dan anak akan mampu menurunkan angka kekerasan terhadap mereka," ungkapnya.
Jabes menambahkan bahwa tingkat partisipasi perempuan dan anak yang ada di Kab. Kepualauan Sangihe cukup baik. "Banyak kegiatan positif yang dilakukan oleh ibu-ibu di sini," kata Jabes.
"Jika anak-anak aktif dalam Forum Anak Daerah (FAD), ibu-ibu disini aktif dalam kegiatan terkait Industri Rumahan. Tentunya komitmen dari ibu-ibu ini sangat baik mengingat dampaknya akan terasa bagi pengembangan dan pembangunan ekonomi khusunya perempuan di Sangihe," jelasnya.
(maf)