Cerita Jamaah Belia Asal Blora, Naik Haji Bermodal Hafiz Alquran
A
A
A
MADINAH - Dari ratusan ribu jamaah haji Indonesia tahun ini, ada segelintir yang masih berusia cukup belia. Salah satunya Malih Muayyadah, jamaah haji asal Kabupaten Blora, Jawa Tengah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 55 Embarkasi Solo (SOC).
Umurnya masih 19 tahun. Dia kini duduk di bangku kelas 3 Madrasah Aliyah (MA) Pondok Pesantren Matholi'ul Falah, Kabupaten Pati. "Sejak dari kelas 6 (SD) sudah didaftarin," kata Muayyadah saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) di Bandara Prince Mohammed Bin Abdul Aziz Madinah, Senin (2/9/2019).
Muayyadah menuturkan, kedua orang tuanya berjanji memberangkatkan haji anak-anaknya yang hafal Alquran. Karena itu, sejak umur 12 tahun, dia mulai menghafal Alquran dan sukses menjadi hafizah 30 juz pada umum 14 tahun.
"Dulu di pesantren satu hari nambah (hafalan) 1 lembar, jadi dua halaman. Kalau di pondok harus istikamah, kalau (setoran hafalan) 1 lembar ya 1 lembar terus, enggak boleh kurang," tutur anak ke-7 pasangan Muharrom dan Umi Hanik ini.
(Baca juga: Pemerintah Jamin Urus Jamaah Sakit hingga Pulang ke Tanah Air)
Muayyadah mengaku, senang bisa berhaji di usia muda. Banyak doa yang dipanjatkan selama di Tanah Suci tapi dia malu untuk mengungkapkannya. "Dia kalau berdoa lama, setengah jam," tutur Muharrom meledek anaknya.
Umi Hanik menambahkan, dia dan suami memang menjanjikan kepada 8 anaknya naik haji jika bisa menghafal Alquran. Saat ini tinggal anak terakhir yang belum berangkat haji. "Tahun besok insyaAllah anak bungsu bareng saya berangkat haji," tutur warga Jalan Iskandar Blora ini.
Umi Hanik mengungkapkan, dia dan suaminya, Muharrom mengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Khozinatul Ulum Blora. Karena itu, anak-anaknya dididik menghafal Alquran sejak kecil. Saat ini dari 8 anaknya, hanya satu yang belum menjadi hafiz Alquran.
Umurnya masih 19 tahun. Dia kini duduk di bangku kelas 3 Madrasah Aliyah (MA) Pondok Pesantren Matholi'ul Falah, Kabupaten Pati. "Sejak dari kelas 6 (SD) sudah didaftarin," kata Muayyadah saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) di Bandara Prince Mohammed Bin Abdul Aziz Madinah, Senin (2/9/2019).
Muayyadah menuturkan, kedua orang tuanya berjanji memberangkatkan haji anak-anaknya yang hafal Alquran. Karena itu, sejak umur 12 tahun, dia mulai menghafal Alquran dan sukses menjadi hafizah 30 juz pada umum 14 tahun.
"Dulu di pesantren satu hari nambah (hafalan) 1 lembar, jadi dua halaman. Kalau di pondok harus istikamah, kalau (setoran hafalan) 1 lembar ya 1 lembar terus, enggak boleh kurang," tutur anak ke-7 pasangan Muharrom dan Umi Hanik ini.
(Baca juga: Pemerintah Jamin Urus Jamaah Sakit hingga Pulang ke Tanah Air)
Muayyadah mengaku, senang bisa berhaji di usia muda. Banyak doa yang dipanjatkan selama di Tanah Suci tapi dia malu untuk mengungkapkannya. "Dia kalau berdoa lama, setengah jam," tutur Muharrom meledek anaknya.
Umi Hanik menambahkan, dia dan suami memang menjanjikan kepada 8 anaknya naik haji jika bisa menghafal Alquran. Saat ini tinggal anak terakhir yang belum berangkat haji. "Tahun besok insyaAllah anak bungsu bareng saya berangkat haji," tutur warga Jalan Iskandar Blora ini.
Umi Hanik mengungkapkan, dia dan suaminya, Muharrom mengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Khozinatul Ulum Blora. Karena itu, anak-anaknya dididik menghafal Alquran sejak kecil. Saat ini dari 8 anaknya, hanya satu yang belum menjadi hafiz Alquran.
(maf)