Hasanudin Wahid Dipinang Cak Imin Jadi Sekjen PKB, Siapakah Dia?

Selasa, 27 Agustus 2019 - 13:33 WIB
Hasanudin Wahid Dipinang...
Hasanudin Wahid Dipinang Cak Imin Jadi Sekjen PKB, Siapakah Dia?
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar semula hendak menghapus jabatan sekretaris jenderal (sekjen), namun keinginan itu urung dilakukan karena terbentur undang-undang.

Pada Sabtu malam, 24 Agustus 2019, Cak Imin atau yang kini mempopulerkan namanya dengan sebutan Gus AMI sejak Muktamar VI di Bali, menggelar rapat tertutup dengan para kiai dan Dewan Syuro PKB di sebuah pesantren di Jakarta untuk menggodok nama sekjen. Spekulasi nama yang muncul adalah nama-nama yang selama ini memang sudah berada di jajaran teras PKB. Seperti Ida Fauziyah, Hanif Dhakiri, Jazilul Fawaid, Faisol Reza hingga Lukmanul Khakim.

Hingga akhirnya pada Senin sore, 26 Agustus 2019, Ida Fauziyah yang ternyata didapuk sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Kesra dan Perekonomian PKB mengumumkan nama Muhammad Hasanuddin Wahid sebagai sekjen menggantikan Hanif Dhakiri yang memegang pos baru sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi dan Kaderisasi.

Selama ini, nama M Hasanuddin Wahid belum cukup populer di kalangan media. Siapakah dia?

Pada Senin malam, SINDOnews berhasil menemui sosok ini di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat. Ternyata, Hasan bukan orang baru di DPP PKB. Selama ini, pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 2 April 1975 ini merupakan salah satu wakil sekjen.

"Saya Wakil Sekjen sejak 2012, sampai sekarang sudah 7 tahun. Jadi, emang gak (tampil) di publik, (tugasnya) ngerapin partai. Dari 2012 sampai 2019 ya lumayan. Sejak Imam Nahrawi sekjennya, 2014 Mas Hanif, kemudian Mas Karding, kemudian Mas Hanif lagi. Baru sekarang ini Sekjen," tuturnya.

"Jadi, memang orang gak tahu. Kan PKB dibagi. Ada wasekjen yang ngurusi internal. Jadi, memang orang gak tahu kalau saya sudah 7 tahun jadi wasekjen," tambahnya.

Memegang posisi wasekjen bidang internal selama tujuh tahun, lulusan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang kemudian melanjutkan pendidikan magister filsafat di Universitas Indonesia (UI) ini mengaku sudah cukup memahami seluk belum kepartaian, khususnya PKB.

"Saya sudah mengikuti dua kali verifikasi faktual di KPU, mengikuti dua kali pileg, dua Muktamar ini," tutur Hasan yang sebelum menjabat di kepengurusan DPP PKB juga pernah menjadi Sekjen Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa (Garda Bangsa).

Bidang organisasi sangat lekat dengan sosok Hasan. Sebelum aktif di PKB, Hasan pernah menjadi Ketua Lembaga Kaderisasi Pengurus Besar Persatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (PB PMII) era kepemimpinan Abdul Malik Haramain (2003-2005). Jauh sebelumnya Hasan juga pernah menjabat Ketua PMII Malang.

Sebagai sekjen, Hasan bersama jajaran DPP PKB lainnya siap menjadikan partai yang identik dengan basis massa nahdliyin ini semakin maju. Dikatakan Hasan, budaya di PKB adalah kepemimpinan kolektif kolegial. "Jadi bahwa kita terdeferensi menjadi ada waketum, ada ketua, ada wasekjen, ada departemen dan lain sebagainya, ini menjadi satu kesatuan petugas partai yang diberi mandat oleh mandataris mukmatar untuk bekerja secara kolektif, mewujudkan menerjemahkan yang sudah ditetapkan di Muktamar kemarin," katanya.

Hasan meyakini PKB akan terus membesar. Keyakinan itu didasari atas tren yang terjadi dari beberapa pemilu terakhir. "Berkaca dari tren PKB pada Pemilu 2019, kesini kan sudah reborn. Kami yakin bahwa partai ini akan terus membesar. 2019 kita sudah melampaui perolehan 1999," katanya.

Hasan mengklaim di bawah kepemimpinan Gus AMI, PKB semakin matang. "Kita gak melihat hiruk pikuk seperti di partai lain dan lain sebagainya. Kalau mau jujur. PKB ini konfliknya duluan, setelah itu adem," katanya.

Menurutnya, saat ini PKB sudah mengarah menjadi partai modern berbasis teknologi informasi (IT). "Masa depan itu IT. Partai yang tidak melek di medsos tidak terdigitalisasi dan lain sebagainya, itu pasti lewat dengan sendiri. Nah, PKB ini harus bergerak ke arah sana makanya sejak 2004 PKB menjadi partai modern," urainya.

Modernisasi partai itu ditunjukkan dengan menerapkan data center berupa e-KTA dan e-office. "Bahkan waktu verifikasi partai waktu zaman menjelang Pemilu 2014 itu menurut KPU, kita data terbaik karena kita (menggunakan) e-KTA. Dikonfirmasi langsung ke sistem KPU langsung nyambung," paparnya.

"Perintah Ketua Umum adalah semaksimal mungkin kita sudah paperless. Semua perintah dan sebagainya itu sudah pakai IT dan sebagainya. Nah, itulah hal-hal yang gak nampak di permukaan yang menjadi backround salah satu fondasi kekuatan PKB untuk selalu naik suaranya," pungkasnya.

BIODATA


Nama: Muhammad Hasanudi Ali
Jabatan: Sekjen DPP PKB Periode 2019-2024
Tempat dan tanggal lahir: Malang, 2 April 1975

Pendidikan:
S 1 Jurusan Pendidikan Agama UIN Malang
S2 Jurusan Filsafat Universitas Indonesia

Pengalaman Organisasi:
IPNU Kota Batu (1987-1999)
Ketua Umum Himpunan Jurusan STAIN Malik Ibrahim, Malang (sekarang UIN Malik Ibrahim Malang (1996-1997)
Wakil Ketua Komisariat PMII Sunan Ampel Malang (1996-1997 dan 1997-1998)
Ketua Umum Senat Mahasiswa UIN Malang (1998-1999)
Ketua Umum PC PMII kota Malang 1999-2000
Ketua lembaga Kaderisasi Pengurus Besar PMII (2003-2005).
Ketua I PB PMII (2005-2007)
Ketua Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa (Garda Bangsa) 2009-2011
Wakil Sekjen DPP PKB (2012-2019)
Ketua PP Pagar nusa (2012-2017)
Sekretaris Umum Pagar Nusa (2017-2022)
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0848 seconds (0.1#10.140)