IPW: Irjen Pol Antam Lolos 40 Besar Capim KPK Melalui Seleksi Ketat
A
A
A
JAKARTA - Indonesian Police Watch (IPW) menilai lolosnya Wakil Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, Irjen Pol Antam Novambar dalam tahapan seleksi calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui proses yang ketat oleh Pansel.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan, lolosnya alumni Akademi Polisi (Akpol) tahun 1985 ini setelah melalui proses seleksi yang ketat Pansel KPK terhadap Capim KPK. Sebab dari 104 capim, pansel berhasil menyisihkan 64 dan menyisakan 40 orang, termasuk menyisihkan tiga jenderal senior Polri. Minggu depan akan ditetapkan 20 capim, sebelum penyaringan 10 besar.
Terkait adanya tudingan melakukan intimidasi terhadap Direktur Penyidik KPK oleh jenderal bintang dua yang pernah diganjar penghargaan Bintang Bhayangkara Pratama oleh Presiden Joko Widodo pada 2017 ini, Neta menuturkan, sejauh ini belum ada pengaduan terkait tuduhan tersebut. "Artinya sepanjang belum ada pengaduan, dan belum ada proses hukum, tudingan itu hanya sekadar isu yang tidak perlu ditanggapi," kata Neta, Selasa (13/8/2019).
Neta menyarankan, jika korban memang pernah diintimidasi sebaiknya lapor ke pansel agar diklarifikasi. IPW berharap, pada tahapan seleksi berikutnya Pansel KPK bisa menyaring secara ketat capim yang tersisa hingga menyisakan empat polisi dan dua jaksa dan 14 figur lainnya yang punya kompetensi untuk ikut seleksi tahap akhir 10 besar Capim KPK.
Neta menambahkan, ke depan KPK harus diisi oleh dua Pati Polri sebagai pimpinan agar pimpinan KPK bisa tegas dan tidak takut pada bawahan. Selama ini ketidaktegasan pimpinan KPK dan sikap takut mereka pada bawahan menjadi sumber kacaunya KPK.
Untuk diketahui, perhatian Antam dalam pemberantasan praktik korupsi sudah dimulainya sejak menjadi Kapolres Ketapang, Kalimantan Barat pada 2005. Antam dinilai mampu menghapus praktik pungutan liar (pungli). Selama 33 tahun berkarir, aktivitas Antam di Polri didominasi kegiatan di bidang reserse.
Meski berpangkat Irjen, Antam diklaim jarang terlihat menggunakan fasilitas kedinasan. Bahkan Pati Polri ini sering terlihat mengendarai sepeda motor pribadi ke kantornya di Bareskrim Polri tanpa pengawalan dan ajudan.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan, lolosnya alumni Akademi Polisi (Akpol) tahun 1985 ini setelah melalui proses seleksi yang ketat Pansel KPK terhadap Capim KPK. Sebab dari 104 capim, pansel berhasil menyisihkan 64 dan menyisakan 40 orang, termasuk menyisihkan tiga jenderal senior Polri. Minggu depan akan ditetapkan 20 capim, sebelum penyaringan 10 besar.
Terkait adanya tudingan melakukan intimidasi terhadap Direktur Penyidik KPK oleh jenderal bintang dua yang pernah diganjar penghargaan Bintang Bhayangkara Pratama oleh Presiden Joko Widodo pada 2017 ini, Neta menuturkan, sejauh ini belum ada pengaduan terkait tuduhan tersebut. "Artinya sepanjang belum ada pengaduan, dan belum ada proses hukum, tudingan itu hanya sekadar isu yang tidak perlu ditanggapi," kata Neta, Selasa (13/8/2019).
Neta menyarankan, jika korban memang pernah diintimidasi sebaiknya lapor ke pansel agar diklarifikasi. IPW berharap, pada tahapan seleksi berikutnya Pansel KPK bisa menyaring secara ketat capim yang tersisa hingga menyisakan empat polisi dan dua jaksa dan 14 figur lainnya yang punya kompetensi untuk ikut seleksi tahap akhir 10 besar Capim KPK.
Neta menambahkan, ke depan KPK harus diisi oleh dua Pati Polri sebagai pimpinan agar pimpinan KPK bisa tegas dan tidak takut pada bawahan. Selama ini ketidaktegasan pimpinan KPK dan sikap takut mereka pada bawahan menjadi sumber kacaunya KPK.
Untuk diketahui, perhatian Antam dalam pemberantasan praktik korupsi sudah dimulainya sejak menjadi Kapolres Ketapang, Kalimantan Barat pada 2005. Antam dinilai mampu menghapus praktik pungutan liar (pungli). Selama 33 tahun berkarir, aktivitas Antam di Polri didominasi kegiatan di bidang reserse.
Meski berpangkat Irjen, Antam diklaim jarang terlihat menggunakan fasilitas kedinasan. Bahkan Pati Polri ini sering terlihat mengendarai sepeda motor pribadi ke kantornya di Bareskrim Polri tanpa pengawalan dan ajudan.
(whb)