Kelelahan di Jabal Rahmah, Jamaah Haji Embarkasi Surabaya Wafat
A
A
A
MEKKAH - Jamaah haji Indonesia diminta untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Saat ini cuaca di Kota Mekkah sangat panas yang bisa membuat jamaah cepat kelelahan.
"Kurangi atau bahkan jangan lakukan aktivitas-aktivitas yang dapat terkena paparan sinar matahari langsung," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Subhan Cholid, Rabu (31/7/2019).
Subhan menyarankan, jamaah untuk menyiapkan staminanya untuk wukuf di Arafah pada 10 Agustus mendatang. Istirahat dan makan yang cukup adalah cara terbaik bagi jamaah haji, terutama yang berusia lanjut, untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
Anjuran ini merespons adanya jamaah haji asal Embarkasi Surabaya, Siti Aminah Takrip Abu yang meninggal dunia karena kelelahan saat mendaki Jabal Rahmah, Rabu (31/7/2019) siang Waktu Arab Saudi (WAS). Almarhumah sempat dilarikan ke Klinik Kesehatan haji Indonesia (KKHI) Mekkah dan Rumah Sakit Arab Saudi, tapi tidak tertolong.
Siti Aminah ditemukan tak sadarkan diri saat mendaki Jabal Rahmah. Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) yang melihatnya sempat membantu dan memberikan pertolongan pertama.
"Seorang dokter sempat melakukan CPR dengan pompa jantung dan napas buatan. Ibu ini sempat bernapas, lalu tidak sadarkan diri," kata salah satu anggota MCH, Fajar Hernanto.
Setelah itu, Siti Aminah lalu digotong turun dan dilarikan ke KKHI Mekkah dengan menggunakan mobil dinas MCH. Oleh KKHI, Siti kemudian dilarikan ke RS Arab Saudi.
"Kondisinya sudah apnea, napasnya tersengal. Kami tidak menunda lagi pasien untuk mendapat pertolongan, tindakannya harus sudah dibawa ke rumah sakit. Listrik jantungnya masih terdeteksi, tapi nadinya tidak ada. Pasien tidak tertolong, meninggal di rumah sakit," kata penanggung jawab medis KKHI, dr Meity Ardiana.
Menurutnya, pasien kelelahan karena mendaki Jabal Rahmah di tengah cuaca yang sangat panas, sekitar 40 derajat Celcius. "Pasien kecapekan. Cuaca di sini berbeda dengan di Indonesia, panasnya sangat terik," ujarnya.
Meity mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk mementingkan ibadah wajib pada puncak haji 9-14 Agustus 2019. Dari mulai wukuf di Arafah hingga melempar jumrah. "Jamaah risti (berisiko tinggi, lansia) diimbau untuk mementingkan ibadah wajib dibanding ziarah," kata Meity.
Hingga saat ini, jamaah haji yang meninggal dunia di Tanah Suci sebanyak 43 orang. Mayoritas telah berusia lanjut yang mengalami dehidrasi sehingga memicu penyakit bawaan.
"Kurangi atau bahkan jangan lakukan aktivitas-aktivitas yang dapat terkena paparan sinar matahari langsung," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Subhan Cholid, Rabu (31/7/2019).
Subhan menyarankan, jamaah untuk menyiapkan staminanya untuk wukuf di Arafah pada 10 Agustus mendatang. Istirahat dan makan yang cukup adalah cara terbaik bagi jamaah haji, terutama yang berusia lanjut, untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
Anjuran ini merespons adanya jamaah haji asal Embarkasi Surabaya, Siti Aminah Takrip Abu yang meninggal dunia karena kelelahan saat mendaki Jabal Rahmah, Rabu (31/7/2019) siang Waktu Arab Saudi (WAS). Almarhumah sempat dilarikan ke Klinik Kesehatan haji Indonesia (KKHI) Mekkah dan Rumah Sakit Arab Saudi, tapi tidak tertolong.
Siti Aminah ditemukan tak sadarkan diri saat mendaki Jabal Rahmah. Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) yang melihatnya sempat membantu dan memberikan pertolongan pertama.
"Seorang dokter sempat melakukan CPR dengan pompa jantung dan napas buatan. Ibu ini sempat bernapas, lalu tidak sadarkan diri," kata salah satu anggota MCH, Fajar Hernanto.
Setelah itu, Siti Aminah lalu digotong turun dan dilarikan ke KKHI Mekkah dengan menggunakan mobil dinas MCH. Oleh KKHI, Siti kemudian dilarikan ke RS Arab Saudi.
"Kondisinya sudah apnea, napasnya tersengal. Kami tidak menunda lagi pasien untuk mendapat pertolongan, tindakannya harus sudah dibawa ke rumah sakit. Listrik jantungnya masih terdeteksi, tapi nadinya tidak ada. Pasien tidak tertolong, meninggal di rumah sakit," kata penanggung jawab medis KKHI, dr Meity Ardiana.
Menurutnya, pasien kelelahan karena mendaki Jabal Rahmah di tengah cuaca yang sangat panas, sekitar 40 derajat Celcius. "Pasien kecapekan. Cuaca di sini berbeda dengan di Indonesia, panasnya sangat terik," ujarnya.
Meity mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk mementingkan ibadah wajib pada puncak haji 9-14 Agustus 2019. Dari mulai wukuf di Arafah hingga melempar jumrah. "Jamaah risti (berisiko tinggi, lansia) diimbau untuk mementingkan ibadah wajib dibanding ziarah," kata Meity.
Hingga saat ini, jamaah haji yang meninggal dunia di Tanah Suci sebanyak 43 orang. Mayoritas telah berusia lanjut yang mengalami dehidrasi sehingga memicu penyakit bawaan.
(maf)