Politikus Nasdem Tak Yakin Kader Gerindra Masuk Kabinet

JAKARTA - Pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di kediaman Megwati, Jalan Teuku Umar, Menteng, 24 Juli lalu dinilai tidak hanya untuk mendinginkan tensi politik.

Dalam pertemuan tersebut diyakini ada kesepakatan politik tertentu dari pertemuan tersebut. Apalagi, sebelumnya Prabowo juga sudah bertemu dengan Jokowi.

Bahkan, isu yang belakangan muncul dua kader Gerindra Fadli Zon dan Eddy Prabowo, termasuk mantan calon wakil presiden pendamping Prabowo, Sandiaga Uno masuk radar menteri Jokowi.

Mengenai hal tersebut, politikus Nasdem Taufiqulhadi mengatakan hal tersebut bisa dikatakan mustahil. Jika ketiganya masuk dalam kabinet Jokowi maka peran mereka tidak akan efektif.

”Kenapa? Karena mereka semua yang secara personal menyerang Pak Jokowi (pada Pilpres 2019). Bagaimana sekarang duduk di kabinet, jadi anak buah Pak jokowi? Menurut saya enggak ada kekuatan moral untuk melakukan hal tersebut. Jadi saya tak terlalu yakin soal itu,” ujar Taufiqulhadi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Apakah itu berarti Nasdem menolak jika ketiga tokoh yang berlawanan dalam Pilpres 2019 itu bergabung ke kubu Jokowi?

”Mungkin itu Pak Fadli Zon yang menolaknya. Kalau misalnya Pak Jokowi bicara dengan Prabowo mengenai nama-nama itu, saya yakin ketiga nama itu pasti akan menolak. Mereka pasti bilang, 'kok bicarakan saya. Kan sudah jelas posisi saya sebelumnya, masa saya dimasukan, bagaimana saya punya kekuatan moral untuk jadi anggota kabinet’. Pasti mereka akan ngomong gitu,” katanya.

Taufiqulhadi mengaku dinamika di dalam politik akan selalu dinamis. Namun, bukan berarti sikap politik bisa berubah sewaktu-waktu bahkan hanya dalam hitungan hari atau minggu.

”Dinamis, tapi rekam jejaknya ini sangat kuat di media, jadi enggak mungkin,” katanya.