Madinah Kosong, Seluruh Jamaah Indonesia Bergeser ke Mekkah

Senin, 29 Juli 2019 - 09:15 WIB
Madinah Kosong, Seluruh...
Madinah Kosong, Seluruh Jamaah Indonesia Bergeser ke Mekkah
A A A
MADINAH - Seluruh jamaah haji Indonesia gelombang pertama yang masih berada di Madinah kemarin diberangkatkan ke Mekkah al-Mukarramah. Mereka akan menjalani fase kedua ibadah sebelum puncak haji Agustus nanti. Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Akhmad Jauhari mengatakan kemarin adalah batas pendorongan jamaah haji gelombang satu dari Madinah ke Mekkah.

Ada sebanyak 14 kelompok terbang (kloter) yang diberangkatkan kemarin. Masing-masing kloter 39, 40, 41 Embarkasi Solo (SOC), kloter 13 Embarkasi Palembang (PLM), Kloter 15 Embarkasi Batam (BTH), Kloter 37, 38, 39, 40 Embarkasi Surabaya (SUB), Kloter 24 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Kloter 14 Embarkasi Padang (PDG), kloter 1 Embarkasi Balikpapan (BPN), Kloter 7 Embarkasi Banjarmasin (BDJ), dan Kloter 17 Embarkasi Ujung Pandang (UPG).

"Sampai dengan kemarin (Sabtu, 27/7/2019) sudah diberangkatkan 215 kloter, dan hari ini (kemarin) menyusul 14 kloter," kata Jauhari kepada tim Media Center Haji (MCH) kemarin. Menurutnya, kloter terakhir diberangkatkan ke Mekkah pada pukul 14.00 waktu Arab Saudi (WAS), kecuali mereka yang sakit.

Hingga kemarin tercatat 10 jamaah haji masih harus dirawat di rumah sakit Arab Saudi. Jauhari memastikan pihaknya akan terus memonitor kondisi jamaah haji secara intens. "Seandainya sudah ada izin dari rumah sakit, kita akan evakuasi," katanya. Namun seandainya hingga 8 Zulhijah kondisi jamaah belum memungkinkan, pihak rumah sakit biasanya yang akan memberangkatkannya dalam safari wukuf.

Mereka akan diberangkatkan ke Mekkah dengan ambulans yang dilengkapi peralatan memadai. Jauhari menyatakan bahwa sudah tidak ada jamaah haji Indonesia yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah. "Ada 57 jamaah yang diberangkatkan dengan proses evakuasi, tidak bersamaan dengan kloter, dengan menggunakan kendaraan khusus milik KKHI," katanya.

Sementara itu hingga kemarin hampir 70% jamaah haji Indonesia telah tiba di Arab Saudi. Dari total sebanyak 231.000 orang, sebanyak 159.017 di antaranya telah berada di Tanah Suci. Mereka tergabung dalam 394 kloter dari 13 embarkasi.

Kepala Seksi Data dan Informasi Daker Mekkah Nurhanudin mengatakan, berdasarkan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, total jumlah kloter yang diberangkatkan pada musim haji 1440 H/2019 M ini sebanyak 529 kelompok terbang. Itu sudah ada termasuk kloter yang menampung 10.000 kuota tambahan. "Ini artinya masih ada 135 kloter yang akan diterbangkan dari Indonesia," sebutnya.

Menurutnya, 358 kloter jamaah haji saat ini telah berada di Mekkah. Sebanyak 151 kloter berasal dari Jeddah dan 207 kloter dari Madinah. Pemerintah Tak Fasilitasi Sunah Tarwiah
Pada bagian lain, Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Subhan Cholid menegaskan bahwa pemerintah tidak memfasilitasi pelaksanaan sunah tarwiah oleh jamaah haji. Sebab waktunya sangat pendek dan membutuhkan energi besar untuk bisa melakukannya.

"Sehingga berpotensi ada jamaah yang tidak bisa melanjutkan perjalanan atau kesulitan melaksanakan wukuf di Arafah," katanya. Sunah tarwiah adalah berdiam di Mina pada 8 Zulhijah lalu menuju Arafah pada 9 Zulhijah. Jamaah yang akan melaksanakan tarwiah berangkat dari hotel menuju Mina pada 7 Zulhijah.

Sunah ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW riwayat Abu Dawud dan Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah SAW salat zuhur pada hari tarwiah dan salat subuh pada hari Arafah dari Mina." Dari hadis ini diketahui, Rasulullah menunaikan salat zuhur, asar, magrib, isya, dan subuh di Mina pada hari tarwiah (8 Zulhijah), lalu menuju Arafah sebelum matahari terbenam.

Menurut Subhan, pemerintah berkonsentrasi untuk memfasilitasi pelaksanaan wukuf di Arafah. Jamaah haji akan memulai perjalanannya mulai 8 Zulhijah langsung menuju Arafah. Pelaksanaan sunah tarwiah adalah pilihan jamaah masing-masing. Apabila mengambil pilihan itu, tanggung jawab ditanggung jamaah itu sendiri.

Jika dilaksanakan berkelompok, pimpinan rombongan bertanggung jawab terhadap rombongannya. "Kami sudah membuat surat edaran kepada semua ketua sektor pemondokan jamaah di Mekkah. Bahwa setiap jemaah atau rombongan yang akan melaksanakan tarwiah harus membuat pernyataan tertulis, bertanggung jawab baik terhadap pribadi maupun rombongan yang akan dibawa melaksanakan tarwiah," katanya.

Kepada jamaah yang mengambil pilihan melaksanakan tarwiah, Subhan mengimbau untuk lebih waspada dan hati-hati. Sebab penyelenggaraan haji tahun ini bertepatan dengan musim panas dan diperkirakan cuaca akan sangat terik. "Proses ibadah haji memerlukan energi besar dan stamina prima. Imbauan kami, lebih prioritaskan yang rukun terlebih dahulu, lalu wajibnya, dan terakhir sunah," kata Subhan. (abdul malik mubarok)
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4547 seconds (0.1#10.140)