Bamsoet Bertemu Jokowi, Kecil Kemungkinan Pemilihan Ketum Golkar Aklamasi
A
A
A
JAKARTA - Pertemuan Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin 15 Juli lalu dinilai memiliki makna tersendiri.
Mantan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Lalu Mara Satriawangsa menilai pertemuan tersebut pasti menyinggung tentang persaingan perebutan pucuk pimpinan Partai Golkar.
"Setelah Bambang Soesatyo diterima Presiden Jokowi, sinyal kuatnya adalah pemilihan ketua umum Partai Golkar dipastikan akan diikuti lebih dari satu calon ketua umum," kata Lalu Mara dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/7/2019).
Saat ini, ada dua kandidat yang disebut-sebut akan maju dalam Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar, yaitu Airlangga Hartarto dan Bamsoet. (Baca juga: Bertemu Jokowi, Airlangga dan 34 DPD Golkar Ucapkan Selamat )
Sebelumnya, ada kekhawatiran, Munas nanti diarahkan untuk aklamasi. Sebab, banyak DPD II yang mendukung Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, dipecat dan kemudian diganti dengan pelaksana tugas (Plt).
Dengan adanya pertemuan Jokowi dengan Bamsoet, kata Lalu Mara, kecil kemungkinan munas akan berlangsung secara aklamasi. Dalam munas akan dilaksanakan pemilihan secara langsung sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).
"Pemilihan secara langsung diikuti pemilik suara. Yaitu DPD II, DPD I, serta Ormas yang mendirikan dan didirikan," tuturnya.
Lalu Mara mengakui, sampai sekarang, belum ada jadwal rapat pimpinan nasional (rapimnas) untuk menetapkan tempat dan jadwal Munas. Sebab, rapat pleno harian juga belum ada. Namun, dapat dipastikan Munas Partai Golkar akan berlangsung Desember 2019. Hal ini sesuai saran Dewan Pembina.
Lalu Mara melihat ada sinyal tertentu dari pertemuan Jokowi dengan Bamsoet. Dalam pertemuan itu, Jokowi mengemukakan harapan agar Golkar kembali menjadi rumah besar bagi purnawirawan keluarga besar TNI/Polri.
"Yang menarik, Bamsoet adalah dari unsur keluarga ABRI (TNI). Sementara Arilangga dari unsur birokrat,” tuturnya.
Mantan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Lalu Mara Satriawangsa menilai pertemuan tersebut pasti menyinggung tentang persaingan perebutan pucuk pimpinan Partai Golkar.
"Setelah Bambang Soesatyo diterima Presiden Jokowi, sinyal kuatnya adalah pemilihan ketua umum Partai Golkar dipastikan akan diikuti lebih dari satu calon ketua umum," kata Lalu Mara dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/7/2019).
Saat ini, ada dua kandidat yang disebut-sebut akan maju dalam Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar, yaitu Airlangga Hartarto dan Bamsoet. (Baca juga: Bertemu Jokowi, Airlangga dan 34 DPD Golkar Ucapkan Selamat )
Sebelumnya, ada kekhawatiran, Munas nanti diarahkan untuk aklamasi. Sebab, banyak DPD II yang mendukung Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, dipecat dan kemudian diganti dengan pelaksana tugas (Plt).
Dengan adanya pertemuan Jokowi dengan Bamsoet, kata Lalu Mara, kecil kemungkinan munas akan berlangsung secara aklamasi. Dalam munas akan dilaksanakan pemilihan secara langsung sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).
"Pemilihan secara langsung diikuti pemilik suara. Yaitu DPD II, DPD I, serta Ormas yang mendirikan dan didirikan," tuturnya.
Lalu Mara mengakui, sampai sekarang, belum ada jadwal rapat pimpinan nasional (rapimnas) untuk menetapkan tempat dan jadwal Munas. Sebab, rapat pleno harian juga belum ada. Namun, dapat dipastikan Munas Partai Golkar akan berlangsung Desember 2019. Hal ini sesuai saran Dewan Pembina.
Lalu Mara melihat ada sinyal tertentu dari pertemuan Jokowi dengan Bamsoet. Dalam pertemuan itu, Jokowi mengemukakan harapan agar Golkar kembali menjadi rumah besar bagi purnawirawan keluarga besar TNI/Polri.
"Yang menarik, Bamsoet adalah dari unsur keluarga ABRI (TNI). Sementara Arilangga dari unsur birokrat,” tuturnya.
(dam)