1.300 Jamaah Mulai Diberangkatkan ke Mekkah
A
A
A
MADINAH - Sebanyak 1.300 jamaah haji Indonesia gelombang I diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah, kemarin. Jamaah itu tergabung dalam 3 kelompok terbang (kloter).
“Ada 3 kloter, sekitar 1.300 jamaah diberangkatkan hari ini (kemarin) yakni kloter SUB (Surabaya) 1, BTH (Batam) 1 dan 2, hari berikutnya pasti bertambah terus sesuai batas masa tinggal jamaah di Madinah,” ungkap Kepala Daker Madinah Akhmad Jauhari di Madinah, kemarin.
Akhmad Jauhari menyebutkan, untuk jamaah haji yang sakit atau sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit, maka tidak akan diberangkatkan bersama dengan rombongan. Kecuali bila secara medis jamaah tersebut mampu melakukan perjalanan jauh. Mengingat jarak Madinah ke Mekkah yang cukup jauh sekitar 400 km lebih yang akan ditempuh dalam waktu 6 sampai dengan 7 jam. “Kondisi jamaah haji menjadi perhatian dan akan dilakukan evakuasi tersendiri terhadap jamaah yang sakit tersebut,” katanya.
Akhmad Jauhari menyebutkan, bahwa dokumen para jamaah sudah lengkap sebagai persyaratan mutlak saat jamaah diberangkatkan dari Madinah menuju Mekkah. “Alhamdulillah untuk pemberangkatan hari ini (kemarin) sampai dengan tiga hari ke depan, seluruh dokumen sudah dilakukan pengecekan baik oleh petugas PPIH Arab Saudi Daker Madinah maupun ketua kloter masing-masing yang akan diberangkatkan,” ungkapnya.
Untuk kesiapan transportasi untuk mengangkut jamaah, PPIH telah berkoordinasi dengan pihak Naqabah Ammah Lis-Sayyarad (organda Arab Saudi) dan Muassasah Adila (lembaga di bawah naungan Kementerian Haji Arab Saudi di Madinah) untuk menyiapkan armada yang akan digunakan saat pemberangkatan jamaah Madinah ke Mekkah. “Karena ada pembatasan jumlah tertentu pada jam-jam tertentu, karena itu koordinasi ini harus dilakukan sejak awal, sehingga jumlah jamaah yang akan kita berangkatkan itu masih bisa terkover sesuai dengan batasan kuota yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi,” paparnya.
Akhmad Jauhari menambahkan bahwa PPIH juga telah melakukan persiapan dan koordinasi, termasuk dengan memberlakukan pos atau sektor Bir Ali di kawasan Dzul Hulaifa sebagai tempat transit jamaah saat pergerakan dari Madinah ke Mekkah. Masjid Bir Ali merupakan miqat (tempat niat berihram) sebelum berangkat ke Mekkah.
Jamaah akan diistirahatkan di Masjid Bir Ali untuk persiapan awal proses ibadah umrahnya menuju Mekkah. Jamaah akan melakukan salat sunah dan niat umrah di lokasi itu. Sekaligus, petugas melakukan pengecekan terakhir apakah syarat-syarat terkait ibadah umrah sudah dipenuhi jamaah.
Namun, karena kapasitas Masjid Bir Ali di kawasan Dzul Hulaifa terbatas, maka kebijakan Daker Madina menetapkan proses persiapan menggunakan kain ihram bagi jamaah dilakukan di hotel sebelum berangkat menuju Dzul Hulaifa. Sehingga ketika sampai Dzul Hulaifa, jamaah tinggal melakukan salat sunah dan kemudian diberangkatkan ke Mekkah.
Menurut dia, kemarin diberangkatkan 449 jamaah haji (termasuk petugas pendamping jamaah) dari embarkasi Surabaya kloter 1 (SUB 1) dari hotel Isyraq Al Bustan sekitar pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Mereka akan diangkut dengan menggunakan 10 bus dari perusahaan transportasi Rawahil dan dijadwalkan akan tiba di Mekkah pada pukul 20.00 WAS serta menginap di Hotel Mahbas Jin.
Sedangkan 896 jamaah haji embarkasi Batam kloter 1 dan 2 akan diberangkatkan dari hotel tempat mereka menginap sekitar pukul 16.00 WAS dengan menggunakan bus yang disediakan oleh perusahaan bus Abusarhad. Kedua kloter ini dijadwalkan akan tiba di Hotel Syisyih 1 pada pukul 22.00 WAS.
Bus Salawat Siap Layani Jamaah
Jamaah haji yang tiba di Mekkah bakal langsung disambut oleh Bus Shalawat. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sudah menyiapkan sekitar 200-an personel untuk memberikan pelayanan pada Bus Shalawat ini. “Alhamdulillah tahun ini Bus Shalawat yang disiapkan juga baru, ini keluaran tahun 2019,” tandas Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Arab Saudi Hery Saripudin.
Dia mengingatkan para petugas untuk dapat menjaga kesehatan. “Saya ingin mengingatkan bapak-bapak agar tetap sehat. Waktunya makan, ya makan. Waktunya istirahat, ya istirahat. Atur di tim masing-masing. Karena kalau bapak-bapak sakit, bagaimana bapak akan memberikan pelayanan optimal bagi jamaah haji kita?” tandasnya.
Bukan tanpa alasan Hery berpesan demikian. Sekitar 200-an petugas transportasi ini akan bertugas di tiga terminal yang disiapkan sebagai tempat perhentian Bus Salawat. Tapi, jangan bayangkan bentuk terminal yang ada serupa dengan terminal bus di Indonesia. Tidak ada bentuk halte panjang berderet seperti terminal bus di Indonesia.
Ada tiga terminal yang disediakan yakni Syib Amir, Bab Ali, maupun Jiad yang hanya berupa sebuah lapangan terbuka beralas aspal dan beratap langit. Tidak ada papan nama yang menunjukkan itu terminal. Penandanya hanya sepasang bendera negara Indonesia dan Arab Saudi yang dipasang berjejer di satu titik. Begitu juga di halte-halte yang ada di sepanjang jalur rute Bus Salawat.
Kabid Transportasi PPIH Asep Subhana juga menyampaikan hal serupa. Dia meminta para petugas juga memperhatikan cairan tubuh yang masuk untuk memastikan mereka tidak mengalami dehidrasi ketika bekerja di bawah terik matahari. Para petugas juga harus melengkapi dirinya dengan alat perlindungan diri seperti kacamata hitam, topi, dan penyemprot wajah. “Pada masing-masing halte nanti ada dua petugas, yang dibagi dalam dua shift. Jadi setiap petugas melayani 12 jam dan total pelayanan selama 24 jam,” ungkap Asep. (Abdul Malik Mubarok)
“Ada 3 kloter, sekitar 1.300 jamaah diberangkatkan hari ini (kemarin) yakni kloter SUB (Surabaya) 1, BTH (Batam) 1 dan 2, hari berikutnya pasti bertambah terus sesuai batas masa tinggal jamaah di Madinah,” ungkap Kepala Daker Madinah Akhmad Jauhari di Madinah, kemarin.
Akhmad Jauhari menyebutkan, untuk jamaah haji yang sakit atau sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit, maka tidak akan diberangkatkan bersama dengan rombongan. Kecuali bila secara medis jamaah tersebut mampu melakukan perjalanan jauh. Mengingat jarak Madinah ke Mekkah yang cukup jauh sekitar 400 km lebih yang akan ditempuh dalam waktu 6 sampai dengan 7 jam. “Kondisi jamaah haji menjadi perhatian dan akan dilakukan evakuasi tersendiri terhadap jamaah yang sakit tersebut,” katanya.
Akhmad Jauhari menyebutkan, bahwa dokumen para jamaah sudah lengkap sebagai persyaratan mutlak saat jamaah diberangkatkan dari Madinah menuju Mekkah. “Alhamdulillah untuk pemberangkatan hari ini (kemarin) sampai dengan tiga hari ke depan, seluruh dokumen sudah dilakukan pengecekan baik oleh petugas PPIH Arab Saudi Daker Madinah maupun ketua kloter masing-masing yang akan diberangkatkan,” ungkapnya.
Untuk kesiapan transportasi untuk mengangkut jamaah, PPIH telah berkoordinasi dengan pihak Naqabah Ammah Lis-Sayyarad (organda Arab Saudi) dan Muassasah Adila (lembaga di bawah naungan Kementerian Haji Arab Saudi di Madinah) untuk menyiapkan armada yang akan digunakan saat pemberangkatan jamaah Madinah ke Mekkah. “Karena ada pembatasan jumlah tertentu pada jam-jam tertentu, karena itu koordinasi ini harus dilakukan sejak awal, sehingga jumlah jamaah yang akan kita berangkatkan itu masih bisa terkover sesuai dengan batasan kuota yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi,” paparnya.
Akhmad Jauhari menambahkan bahwa PPIH juga telah melakukan persiapan dan koordinasi, termasuk dengan memberlakukan pos atau sektor Bir Ali di kawasan Dzul Hulaifa sebagai tempat transit jamaah saat pergerakan dari Madinah ke Mekkah. Masjid Bir Ali merupakan miqat (tempat niat berihram) sebelum berangkat ke Mekkah.
Jamaah akan diistirahatkan di Masjid Bir Ali untuk persiapan awal proses ibadah umrahnya menuju Mekkah. Jamaah akan melakukan salat sunah dan niat umrah di lokasi itu. Sekaligus, petugas melakukan pengecekan terakhir apakah syarat-syarat terkait ibadah umrah sudah dipenuhi jamaah.
Namun, karena kapasitas Masjid Bir Ali di kawasan Dzul Hulaifa terbatas, maka kebijakan Daker Madina menetapkan proses persiapan menggunakan kain ihram bagi jamaah dilakukan di hotel sebelum berangkat menuju Dzul Hulaifa. Sehingga ketika sampai Dzul Hulaifa, jamaah tinggal melakukan salat sunah dan kemudian diberangkatkan ke Mekkah.
Menurut dia, kemarin diberangkatkan 449 jamaah haji (termasuk petugas pendamping jamaah) dari embarkasi Surabaya kloter 1 (SUB 1) dari hotel Isyraq Al Bustan sekitar pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Mereka akan diangkut dengan menggunakan 10 bus dari perusahaan transportasi Rawahil dan dijadwalkan akan tiba di Mekkah pada pukul 20.00 WAS serta menginap di Hotel Mahbas Jin.
Sedangkan 896 jamaah haji embarkasi Batam kloter 1 dan 2 akan diberangkatkan dari hotel tempat mereka menginap sekitar pukul 16.00 WAS dengan menggunakan bus yang disediakan oleh perusahaan bus Abusarhad. Kedua kloter ini dijadwalkan akan tiba di Hotel Syisyih 1 pada pukul 22.00 WAS.
Bus Salawat Siap Layani Jamaah
Jamaah haji yang tiba di Mekkah bakal langsung disambut oleh Bus Shalawat. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sudah menyiapkan sekitar 200-an personel untuk memberikan pelayanan pada Bus Shalawat ini. “Alhamdulillah tahun ini Bus Shalawat yang disiapkan juga baru, ini keluaran tahun 2019,” tandas Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Arab Saudi Hery Saripudin.
Dia mengingatkan para petugas untuk dapat menjaga kesehatan. “Saya ingin mengingatkan bapak-bapak agar tetap sehat. Waktunya makan, ya makan. Waktunya istirahat, ya istirahat. Atur di tim masing-masing. Karena kalau bapak-bapak sakit, bagaimana bapak akan memberikan pelayanan optimal bagi jamaah haji kita?” tandasnya.
Bukan tanpa alasan Hery berpesan demikian. Sekitar 200-an petugas transportasi ini akan bertugas di tiga terminal yang disiapkan sebagai tempat perhentian Bus Salawat. Tapi, jangan bayangkan bentuk terminal yang ada serupa dengan terminal bus di Indonesia. Tidak ada bentuk halte panjang berderet seperti terminal bus di Indonesia.
Ada tiga terminal yang disediakan yakni Syib Amir, Bab Ali, maupun Jiad yang hanya berupa sebuah lapangan terbuka beralas aspal dan beratap langit. Tidak ada papan nama yang menunjukkan itu terminal. Penandanya hanya sepasang bendera negara Indonesia dan Arab Saudi yang dipasang berjejer di satu titik. Begitu juga di halte-halte yang ada di sepanjang jalur rute Bus Salawat.
Kabid Transportasi PPIH Asep Subhana juga menyampaikan hal serupa. Dia meminta para petugas juga memperhatikan cairan tubuh yang masuk untuk memastikan mereka tidak mengalami dehidrasi ketika bekerja di bawah terik matahari. Para petugas juga harus melengkapi dirinya dengan alat perlindungan diri seperti kacamata hitam, topi, dan penyemprot wajah. “Pada masing-masing halte nanti ada dua petugas, yang dibagi dalam dua shift. Jadi setiap petugas melayani 12 jam dan total pelayanan selama 24 jam,” ungkap Asep. (Abdul Malik Mubarok)
(nfl)