Golkar Perlukan Sosok Kandidat Ketua Umum yang Progresif
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Jember, Jawa Timur Muhammad Ikbal menilai posisi Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam pencalonan Ketua Umum Partai Golkar semakin kuat. Menurut Ikbal, kuatnya posisi Bamsoet ini tak lebih disebabkan sikap Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang menonaktifkan beberapa pengurus DPD yang kabarnya mendukung pencalonan Bamsoet.
"Jika benar sikap Airlangga tersebut, maka memberikan dampak positif bagi Bamsoet untuk naik menjadi Golkar-1," ujar Ikbal dalam keterangannya kepada SINDOnews, Kamis (11/7/2019).
Selain itu, Ikbal menganalisa sikap Airlangga itu diduga karena ketakutan Airlangga terhadap Bamsoet yang solid di akar rumput maupun DPD dan senior. "Bisa juga itu bentuk kekhawatiran Airlangga," ucap Ikbal.
Diketahui, Ketua DPD yang dinonaktifkan itu di antaranya Ketua DPD Kota Ambon, Kabupaten Tual, Kabupaten Buru, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Buru Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Aru.
Sementara, Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai Golkar harus lebih progresif agar bisa tetap kuat bersaing dengan parpol lain menghadapi Pemilu 2024. Karenanya, dalam Munas mendatang diperlukan sosok kandidat Ketua Umum yang progresif. Menurut Surokim sosok ada dalam Bambang Soesatyo.
"Bamsoet punya keunggulan yakni lebih progresif dan bisa komunikasi dengan kader senior juga elite politik lain dan Presiden Jokowi," jelas Surokim dalam keterangannya, Kamis (11/7/2019).
Surokhim juga mengatakan nilai plus Bamsoet ada dia sosok milenial dan energik sehingga bisa menyasar pemilih pemula yang jumlahnya cukup besar. "Ini modal besar Bamsoet," tegas Surokim.
Diketahui, Bamsoet sudah santer terdengar untuk maju menjadi pesaing petahana Airlangga Hartarto dalam Munas Golkar. Hingga saat ini, Bamsoet belum juga melakukan deklarasi karena jadwal Munas belum juga ditentukan.
Sesuai rencana, Munas partai berlambang pohon beringin tersebut akan digelar pada Desember mendatang. Soal dinamika yang terjadi akhir-akhir ini dalam kontestasi Golkar-1, Surokim menyayangkan jika terjadi penonaktifan beberapa pengurus Golkar yang mendukung salah satu calon.
"Harusnya demokrasi dicontohkan oleh Golkar. Dengan tujuan agar Golkar kuat," demikian Surokim.
"Jika benar sikap Airlangga tersebut, maka memberikan dampak positif bagi Bamsoet untuk naik menjadi Golkar-1," ujar Ikbal dalam keterangannya kepada SINDOnews, Kamis (11/7/2019).
Selain itu, Ikbal menganalisa sikap Airlangga itu diduga karena ketakutan Airlangga terhadap Bamsoet yang solid di akar rumput maupun DPD dan senior. "Bisa juga itu bentuk kekhawatiran Airlangga," ucap Ikbal.
Diketahui, Ketua DPD yang dinonaktifkan itu di antaranya Ketua DPD Kota Ambon, Kabupaten Tual, Kabupaten Buru, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Buru Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Aru.
Sementara, Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai Golkar harus lebih progresif agar bisa tetap kuat bersaing dengan parpol lain menghadapi Pemilu 2024. Karenanya, dalam Munas mendatang diperlukan sosok kandidat Ketua Umum yang progresif. Menurut Surokim sosok ada dalam Bambang Soesatyo.
"Bamsoet punya keunggulan yakni lebih progresif dan bisa komunikasi dengan kader senior juga elite politik lain dan Presiden Jokowi," jelas Surokim dalam keterangannya, Kamis (11/7/2019).
Surokhim juga mengatakan nilai plus Bamsoet ada dia sosok milenial dan energik sehingga bisa menyasar pemilih pemula yang jumlahnya cukup besar. "Ini modal besar Bamsoet," tegas Surokim.
Diketahui, Bamsoet sudah santer terdengar untuk maju menjadi pesaing petahana Airlangga Hartarto dalam Munas Golkar. Hingga saat ini, Bamsoet belum juga melakukan deklarasi karena jadwal Munas belum juga ditentukan.
Sesuai rencana, Munas partai berlambang pohon beringin tersebut akan digelar pada Desember mendatang. Soal dinamika yang terjadi akhir-akhir ini dalam kontestasi Golkar-1, Surokim menyayangkan jika terjadi penonaktifan beberapa pengurus Golkar yang mendukung salah satu calon.
"Harusnya demokrasi dicontohkan oleh Golkar. Dengan tujuan agar Golkar kuat," demikian Surokim.
(kri)