Global Qurban-Aksi Cepat Tanggap Jual Hewan Kurban Murah
A
A
A
BLORA - Melalui program "Dermawan Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia", Aksi Cepat Tanggap (ACT) meyakini Indonesia masih dipenuhi oleh masyarakat yang memiliki jiwa dermawan. Pilihan program dari Global Qurban sejatinya dapat meringankan para dermawan.
Pilihan program dari Global Qurban sejatinya dapat meringankan para dermawan menunaikan ibadah kurban setiap tahunnya. Tuntunan dan perkembangan zaman dalam menghadirkan kemudahan dalam bertransaksi menjadi ikhtiar utama yang dijalankan melalui market place, crowdfunding dan situs web globalqurban.com
Maka dari itu, Presiden Global Qurban, Hafit Timor Mas'ud mengungkapkan, pihaknya menawarkan harga daging kurban yang sangat terjangkau. Bahkan bisa dibilang di bawah harga pasar pada umumnya. "Di sini udah ada yang 30 kilogram dan 40 kilogram dengan harga Rp1,65 juta. Kenapa bisa semurah itu? Ya tadi, itu karena adanya pemberdayaan," ujar Hafit di Blora, Jawa Tengah, Kamis (11/7/2019).
Hafit menjelaskan, pemberdayaan yang dimaksud adalah dalam pengelolaan profesional Global Qurban, terdapat filantropi Islam berbentuk wakaf sebagai penggerak utama. ACT menginisiasi Global Wakaf Foundation sebagai lembaga yang khusus mengelola filantropi dan kebermanfaatan wakaf.
Salah satu program unggulannya adalah Kawasan Wakaf Terpadu (KWT) Blora. Dalam KWT ini, terdapat Lumbung Ternak Wakaf (LTW) yang mengelola implementasi wakaf dalam penyediaan hewan kurban.
"Kenapa bisa semurah itu? Ya tadi, itu karena adanya pemberdayaan. Kambing itu mungkin sama harganya. Tapi kan ada suplai dan demand. Kalau saat kurban permintaan tinggi, sehingga karena permintaan tinggi. Suplainya cuma segitu-segitu aja. Kalau kita kan peruntukkannya memang buat kurban. Jadi memang kita siapkan untuk kurban" jelas Hafit.
Sebagai pengecualian, harga kambing kurban ke Palestina dan Yaman dipatok seharga Rp4,65 juta. Harga ini berbeda tergantung dari kondisi di suatu wilayah. Adapun, Global Qurban yang merupakan program ACT ini menargetkan sebanyak 100.000 kambing yang dapat dikurbankan tahun ini. Jumlahnya kemungkinan 60% untuk luar negeri dan 40% dalam negeri.
"Tahun lalu untuk Lombok luar biasa permintaannya. Dalam negerinya jadi lebih tinggi. Kalau sekarang paling 60:40, kebanyakan memang di luar negeri," tuturnya.
Pilihan program dari Global Qurban sejatinya dapat meringankan para dermawan menunaikan ibadah kurban setiap tahunnya. Tuntunan dan perkembangan zaman dalam menghadirkan kemudahan dalam bertransaksi menjadi ikhtiar utama yang dijalankan melalui market place, crowdfunding dan situs web globalqurban.com
Maka dari itu, Presiden Global Qurban, Hafit Timor Mas'ud mengungkapkan, pihaknya menawarkan harga daging kurban yang sangat terjangkau. Bahkan bisa dibilang di bawah harga pasar pada umumnya. "Di sini udah ada yang 30 kilogram dan 40 kilogram dengan harga Rp1,65 juta. Kenapa bisa semurah itu? Ya tadi, itu karena adanya pemberdayaan," ujar Hafit di Blora, Jawa Tengah, Kamis (11/7/2019).
Hafit menjelaskan, pemberdayaan yang dimaksud adalah dalam pengelolaan profesional Global Qurban, terdapat filantropi Islam berbentuk wakaf sebagai penggerak utama. ACT menginisiasi Global Wakaf Foundation sebagai lembaga yang khusus mengelola filantropi dan kebermanfaatan wakaf.
Salah satu program unggulannya adalah Kawasan Wakaf Terpadu (KWT) Blora. Dalam KWT ini, terdapat Lumbung Ternak Wakaf (LTW) yang mengelola implementasi wakaf dalam penyediaan hewan kurban.
"Kenapa bisa semurah itu? Ya tadi, itu karena adanya pemberdayaan. Kambing itu mungkin sama harganya. Tapi kan ada suplai dan demand. Kalau saat kurban permintaan tinggi, sehingga karena permintaan tinggi. Suplainya cuma segitu-segitu aja. Kalau kita kan peruntukkannya memang buat kurban. Jadi memang kita siapkan untuk kurban" jelas Hafit.
Sebagai pengecualian, harga kambing kurban ke Palestina dan Yaman dipatok seharga Rp4,65 juta. Harga ini berbeda tergantung dari kondisi di suatu wilayah. Adapun, Global Qurban yang merupakan program ACT ini menargetkan sebanyak 100.000 kambing yang dapat dikurbankan tahun ini. Jumlahnya kemungkinan 60% untuk luar negeri dan 40% dalam negeri.
"Tahun lalu untuk Lombok luar biasa permintaannya. Dalam negerinya jadi lebih tinggi. Kalau sekarang paling 60:40, kebanyakan memang di luar negeri," tuturnya.
(whb)