Cerita Ganjar Soal Ketegaran Dua Putra Sutopo Purwo Nugroho
A
A
A
BOYOLALI - Di tengah suasana duka atas wafatnya Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho terselip kisah ketabahan luar biasa dua putra Sutopo, Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho, Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.
Meski bersedih, Ivanka dan Aufa terlihat tegar saat menghadiri pemakaman sang ayah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sonoloyo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019).
Ketegaran dan ketabahan putra Sutopo diakui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar yang juga hadir dalam pemakaman mengatakan, dua putra Sutopo telah mewarisi ketegaran dan ketabahan sang bapak ketika menghadapi cobaan.
"Tadi malam saat saya ke rumah duka di Depok (Kota Depok, Jawa Barat), anaknya Mas Topo ini memeluk saya. Dia berbisik, Pak Gubernur, sekarang bapak sudah tidak sakit lagi," ungkap Ganjar.
Mendengar ucapan itu, Ganjar mengaku langsung merinding. Baginya, kekuatan dan ketabahan tidak mungkin muncul dengan tiba-tiba.
"Sungguh ketabahan keluarga yang saya lihat dan dengar ini pasti diturunkan oleh Mas Topo," ucapnya.
Putra Sutopo yang berbisik kepada Ganjar adalah Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho. Ivanka cukup dekat dengan Ganjar. Beberapa kali Ivanka bertemu Ganjar saat bersama ayahnya
Ivanka mengenang momen saat dirinya bertemu Ganjar bersama ayahnya dalam acara Mata Najwa di Boyolali, Februari lalu. Usai acara, Ivanka mendampingi ayagnya nge-vlog bersama Ganjar. Vlog itu sempat diunggah Sutopo pada twitternya melalui akun @Sutopo_PN pada 24 Februari.
Dalam video, Sutopo sempat mengejek kuliah Ganjar di UGM yang lama. “Saya kenal beliau (Ganjar Pranowo-red) dengan baik dan beliau betul-betul merakyat, sejak mahasiswa di UGM pun merakyat dan saking sayangnya beliau pada UGM waktu itu kuliah delapan tahun, saya kuliah 4,5 tahun,” tulisnya waktu itu.
Selain ketabahan luar biasa, di mata Ganjar, sosok Sutopo dikenal sebagai orang yang cerdas. Bagaimana tidak, dirinya mampu menginformasikan serta mengedukasi semua hal terkait kebencanaan kepada masyarakat luas dengan bahasa yang sederhana.
"Kalau tidak smart, tentu tidak bisa. Mas Topo ini memang anaknya cerdas, saya kenal lama karena saya pernah sekolah bareng," tuturnya.
Menurut Ganjar, Sutopo banyak memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara. Hal itu terbukti atas prestasinya yang tidak hanya lokal, namun juga internasional. Dedikasinya patut dijadikan contoh semua anak bangsa.
"Sebagai profesional, Mas Topo bisa menjadi contoh, bagaimana seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengabdikan diri kepada bangsa dan negara. Dia cerdas, egaliter dan berkomitmen. Beliau orang langka, saya rasa kita semua kehilangan sosok beliau. Semoga, beliau tenang di sisi-Nya," tuturnya.
Sutopo meninggal dunia di Guangzhou, China pada Minggu 7 Juli 2019 dini hari. Dia meninggal dalam perjuanggannya melawan kanker paru-paru yang didiagnosis menjangkitinya pada Desember 2017 lalu.
Almarhum Sutopo meninggalkan seorang istri, Retno Utami Yulianingsih dan dua orang anak. Mereka adalah Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho, Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.
Dalam pemakaman tersebut, sejumlah tokoh penting juga memberikan pengormatan terakhir. Salah satunya, Kepala BNPB Doni Monardo.
Doni mengatakan, bangsa Indonesia berduka dengan kepergian Sutopo. Dia dinilai sosok yang sangat vital dalam penanggulangan kebencanaan di Indonesia.
"Terima kasih kepada Pak Topo karena telah mendedikasikan hidupnya demi kepentingan bangsa. Semoga ke depan, akan lahir Sutopo-Sutopo muda yang dapat melanjutkan perjuangan Pak Topo. Kami semua kehilangan," ucapnya.
Meski bersedih, Ivanka dan Aufa terlihat tegar saat menghadiri pemakaman sang ayah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sonoloyo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019).
Ketegaran dan ketabahan putra Sutopo diakui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar yang juga hadir dalam pemakaman mengatakan, dua putra Sutopo telah mewarisi ketegaran dan ketabahan sang bapak ketika menghadapi cobaan.
"Tadi malam saat saya ke rumah duka di Depok (Kota Depok, Jawa Barat), anaknya Mas Topo ini memeluk saya. Dia berbisik, Pak Gubernur, sekarang bapak sudah tidak sakit lagi," ungkap Ganjar.
Mendengar ucapan itu, Ganjar mengaku langsung merinding. Baginya, kekuatan dan ketabahan tidak mungkin muncul dengan tiba-tiba.
"Sungguh ketabahan keluarga yang saya lihat dan dengar ini pasti diturunkan oleh Mas Topo," ucapnya.
Putra Sutopo yang berbisik kepada Ganjar adalah Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho. Ivanka cukup dekat dengan Ganjar. Beberapa kali Ivanka bertemu Ganjar saat bersama ayahnya
Ivanka mengenang momen saat dirinya bertemu Ganjar bersama ayahnya dalam acara Mata Najwa di Boyolali, Februari lalu. Usai acara, Ivanka mendampingi ayagnya nge-vlog bersama Ganjar. Vlog itu sempat diunggah Sutopo pada twitternya melalui akun @Sutopo_PN pada 24 Februari.
Dalam video, Sutopo sempat mengejek kuliah Ganjar di UGM yang lama. “Saya kenal beliau (Ganjar Pranowo-red) dengan baik dan beliau betul-betul merakyat, sejak mahasiswa di UGM pun merakyat dan saking sayangnya beliau pada UGM waktu itu kuliah delapan tahun, saya kuliah 4,5 tahun,” tulisnya waktu itu.
Selain ketabahan luar biasa, di mata Ganjar, sosok Sutopo dikenal sebagai orang yang cerdas. Bagaimana tidak, dirinya mampu menginformasikan serta mengedukasi semua hal terkait kebencanaan kepada masyarakat luas dengan bahasa yang sederhana.
"Kalau tidak smart, tentu tidak bisa. Mas Topo ini memang anaknya cerdas, saya kenal lama karena saya pernah sekolah bareng," tuturnya.
Menurut Ganjar, Sutopo banyak memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara. Hal itu terbukti atas prestasinya yang tidak hanya lokal, namun juga internasional. Dedikasinya patut dijadikan contoh semua anak bangsa.
"Sebagai profesional, Mas Topo bisa menjadi contoh, bagaimana seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengabdikan diri kepada bangsa dan negara. Dia cerdas, egaliter dan berkomitmen. Beliau orang langka, saya rasa kita semua kehilangan sosok beliau. Semoga, beliau tenang di sisi-Nya," tuturnya.
Sutopo meninggal dunia di Guangzhou, China pada Minggu 7 Juli 2019 dini hari. Dia meninggal dalam perjuanggannya melawan kanker paru-paru yang didiagnosis menjangkitinya pada Desember 2017 lalu.
Almarhum Sutopo meninggalkan seorang istri, Retno Utami Yulianingsih dan dua orang anak. Mereka adalah Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho, Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.
Dalam pemakaman tersebut, sejumlah tokoh penting juga memberikan pengormatan terakhir. Salah satunya, Kepala BNPB Doni Monardo.
Doni mengatakan, bangsa Indonesia berduka dengan kepergian Sutopo. Dia dinilai sosok yang sangat vital dalam penanggulangan kebencanaan di Indonesia.
"Terima kasih kepada Pak Topo karena telah mendedikasikan hidupnya demi kepentingan bangsa. Semoga ke depan, akan lahir Sutopo-Sutopo muda yang dapat melanjutkan perjuangan Pak Topo. Kami semua kehilangan," ucapnya.
(dam)