Ditemukan di Pasar Loak, Medali Gus Dur Akhirnya Kembali ke Keluarga
A
A
A
JAKARTA - Medali Magsaysay Award milik Presiden keempat Indonesia Almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ternyata sempat berada di toko rombeng. Kini, medali yang sempat hilang itu telah kembali ke keluarga Gus Dur.
Informasi tersebut beredar di media sosial (medsos) Facebook. Di laman akun milik Imam Syafii, dijelaskan medali tersebut diberikan Ketua INTI Jatim, Gatot Santoso kepada Putri Gus Dur, Alissa Wahid dalam acara silaturahmi Kebangsaan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis 27 Juni 2019.
Gatot mengaku dihubungi oleh salah seorang kolektor barang antik yang mendapat medali itu dari tukang rombeng di Surabaya.
"Saya dapat dari teman yang membelinya dari pasar loak (barang bekas) di Surabaya," kata Gatot seperti dikutip dari akun tersebut.
Dalam akun itu juga diposting juga foto-foto dan video acara penyerahan medali milik Gus Dur itu kepada putrinya, Alissa Wahid.
"Kembali merawat sejarah, merawat jejak gus dur dalam perjuangan mematangkan demokrasi di Indonesia dan mewujudkan persaudaraan sejati dan perdamaian di Indonesia. Saya sampaikan salam dari ibu, medali diserahkan kepada kami, terima kasih sekali dari keluarga besar Abdurrahman Wahid kami ucapkan," tutur Alissa dalam kepada Ketua INTI Jatim, Gatot Santoso dalam video di akun tersebut.
Sementara itu, asisten pribadi Yenny Wahid, Tika menjelaskan Kantor Wahid Foundation pernah disatroni maling sekitar tahun 2017.
"Maling mengambil beberapa barang berharga di ruang kerja Bu Yenny," kata Tika kepada SINDOnews, Jumat (28/6/3019).
Dia pun menyebut medali Magsaysay milik Gus Dur itu pernah hilang. "Teman saya bilang betul itu medali yang sempat hilang," ujarnya.
Sekadar informasi, Gus Dur menerima medali Magsaysay Award di Filipina pada tahun 1991. Medali tersebut diberikan ke Gus Dur untuk kategori Community Leadership.
Ramon Magsaysay Award merupakan penghargaan yang dibentuk pada bulan April 1957 oleh para wali amanat Rockefeller Brothers Fund (RBF) yang berpusat di Kota New York, Amerika Serikat.
Atas persetujuan Pemerintah Filipina, penghargaan ini diberikan untuk mengenang Ramon Magsaysay, mantan Presiden Filipina.
Informasi tersebut beredar di media sosial (medsos) Facebook. Di laman akun milik Imam Syafii, dijelaskan medali tersebut diberikan Ketua INTI Jatim, Gatot Santoso kepada Putri Gus Dur, Alissa Wahid dalam acara silaturahmi Kebangsaan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis 27 Juni 2019.
Gatot mengaku dihubungi oleh salah seorang kolektor barang antik yang mendapat medali itu dari tukang rombeng di Surabaya.
"Saya dapat dari teman yang membelinya dari pasar loak (barang bekas) di Surabaya," kata Gatot seperti dikutip dari akun tersebut.
Dalam akun itu juga diposting juga foto-foto dan video acara penyerahan medali milik Gus Dur itu kepada putrinya, Alissa Wahid.
"Kembali merawat sejarah, merawat jejak gus dur dalam perjuangan mematangkan demokrasi di Indonesia dan mewujudkan persaudaraan sejati dan perdamaian di Indonesia. Saya sampaikan salam dari ibu, medali diserahkan kepada kami, terima kasih sekali dari keluarga besar Abdurrahman Wahid kami ucapkan," tutur Alissa dalam kepada Ketua INTI Jatim, Gatot Santoso dalam video di akun tersebut.
Sementara itu, asisten pribadi Yenny Wahid, Tika menjelaskan Kantor Wahid Foundation pernah disatroni maling sekitar tahun 2017.
"Maling mengambil beberapa barang berharga di ruang kerja Bu Yenny," kata Tika kepada SINDOnews, Jumat (28/6/3019).
Dia pun menyebut medali Magsaysay milik Gus Dur itu pernah hilang. "Teman saya bilang betul itu medali yang sempat hilang," ujarnya.
Sekadar informasi, Gus Dur menerima medali Magsaysay Award di Filipina pada tahun 1991. Medali tersebut diberikan ke Gus Dur untuk kategori Community Leadership.
Ramon Magsaysay Award merupakan penghargaan yang dibentuk pada bulan April 1957 oleh para wali amanat Rockefeller Brothers Fund (RBF) yang berpusat di Kota New York, Amerika Serikat.
Atas persetujuan Pemerintah Filipina, penghargaan ini diberikan untuk mengenang Ramon Magsaysay, mantan Presiden Filipina.
(dam)