Produk Kreatif Narapidana Banyak Diburu Pengunjung di Pameran HANI 2019
A
A
A
JAKARTA - Produk Unggulan Narapidana Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) berhasil menarik perhatian banyak pengunjung Pameran Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2019 di The Tribrata, Jakarta Selatan, Rabu (26/6).
Acara ini diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) yang diikuti oleh beberapa kementerian dan BNN Provinsi seluruh Indonesia serta dibuka langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla.
Produk kreatif seperti batik, tas, mukena hingga kaligrafi menjadi incaran para pengunjung karena harganya yang terjangkau dengan kualitas tinggi. Para pengunjunga juga berkesempatan untuk mencicipi roti dan kue buatan narapidana Lapas Klas III Bekasi (Lapas Cikarang) secara gratis.Keikutsertaan Ditjenpas merupakan perwakilan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Dewi Motik, salah satu pengusaha terkemuka dan mantan model ternama Indonesia, mengungkapkan bahwa ia sering membeli produk buatan narapidana.
“Saya berusaha langsung beli karena saya tahu uang tersebut akan dikembalikan kepada orang yang membuat dan dia akan menikmati hasilnya. Sehingga, nanti kalau dia keluar dari penjara, dia bisa melakukan sesuatu untuk kehidupan masa depannya. Saya beli sesuatu betul-betul bukan karena kasihan, tapi karena saya betul-betul menghargai produk mereka,” ujar Dewi usai berbelanja.
Tak hanya itu, Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat, juga mengunjungi stand Kemenkumham dan berbelanja produk buatan narapidana. “Kalau dari karya sudah bagus. Yang penting nanti bagaimana setelah narapidana itu keluar, mereka merasakan manfaat ketika dilakukan pembinaan kerja terhadap mereka. Karena jangan mereka hanya mengisi waktu, tapi betul-betul sebuah keterampilan yang setelah mereka keluar bermanfaat apakah menjadi sebuah usaha,” ujar Henry.
Sementara itu, selain berbelanja, pengunjung stand Kemenkumham juga dapat menyaksikan tayangan berupa testimoni narapidana yang telah mengikuti program rehabilitasi, profil lembaga pemasyarakatan (lapas) khusus narkotika dan info grafis mengenai narapidana dan program rehabilitasi terkini.
Produk Unggulan Narapidana yang dihasilkan merupakan wujud hasil pembinaan narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas). Narapidana yang memenuhi persyaratan mengikuti berbagai pelatihan salah satunya adalah kewirausahaan. Hal ini sebagai bagain dalam tahapan rehabilitasi after-care.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa Ditjenpas sungguh-sungguh dalam memberikan pembinaan kepada narapidana. Terbukti, hasil karya narapidana sangat beragam dan diminati masyarakat.
Bahkan, banyak lapas yang produknya masuk ke pasar internasional dan menjadi eksportir berkelanjutan. “Selain dilakukan rehabilitasi medis dan sosial, Narapidana kasus narkotika juga diberi bekal keterampilan di berbagai bidang.
Terlabih, sebagian besar dari mereka memiliki kreatiftas dan jiwa seni yang tinggi. Mereka telah berhasil menghasilkan karya-karya indah yang berkualitas dan bernilai jual. Diharapkan setelah mereka bebas nanti, mereka akan mandiri dan tidak mengulangi perbuatannya lagi,” ujar Utami.
Meskipun pameran hanya diselenggarakan selama satu hari, Produk Unggulan Narapidana berhasil meraup omzet hingga jutaan rupiah.
Acara ini diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) yang diikuti oleh beberapa kementerian dan BNN Provinsi seluruh Indonesia serta dibuka langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla.
Produk kreatif seperti batik, tas, mukena hingga kaligrafi menjadi incaran para pengunjung karena harganya yang terjangkau dengan kualitas tinggi. Para pengunjunga juga berkesempatan untuk mencicipi roti dan kue buatan narapidana Lapas Klas III Bekasi (Lapas Cikarang) secara gratis.Keikutsertaan Ditjenpas merupakan perwakilan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Dewi Motik, salah satu pengusaha terkemuka dan mantan model ternama Indonesia, mengungkapkan bahwa ia sering membeli produk buatan narapidana.
“Saya berusaha langsung beli karena saya tahu uang tersebut akan dikembalikan kepada orang yang membuat dan dia akan menikmati hasilnya. Sehingga, nanti kalau dia keluar dari penjara, dia bisa melakukan sesuatu untuk kehidupan masa depannya. Saya beli sesuatu betul-betul bukan karena kasihan, tapi karena saya betul-betul menghargai produk mereka,” ujar Dewi usai berbelanja.
Tak hanya itu, Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat, juga mengunjungi stand Kemenkumham dan berbelanja produk buatan narapidana. “Kalau dari karya sudah bagus. Yang penting nanti bagaimana setelah narapidana itu keluar, mereka merasakan manfaat ketika dilakukan pembinaan kerja terhadap mereka. Karena jangan mereka hanya mengisi waktu, tapi betul-betul sebuah keterampilan yang setelah mereka keluar bermanfaat apakah menjadi sebuah usaha,” ujar Henry.
Sementara itu, selain berbelanja, pengunjung stand Kemenkumham juga dapat menyaksikan tayangan berupa testimoni narapidana yang telah mengikuti program rehabilitasi, profil lembaga pemasyarakatan (lapas) khusus narkotika dan info grafis mengenai narapidana dan program rehabilitasi terkini.
Produk Unggulan Narapidana yang dihasilkan merupakan wujud hasil pembinaan narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas). Narapidana yang memenuhi persyaratan mengikuti berbagai pelatihan salah satunya adalah kewirausahaan. Hal ini sebagai bagain dalam tahapan rehabilitasi after-care.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa Ditjenpas sungguh-sungguh dalam memberikan pembinaan kepada narapidana. Terbukti, hasil karya narapidana sangat beragam dan diminati masyarakat.
Bahkan, banyak lapas yang produknya masuk ke pasar internasional dan menjadi eksportir berkelanjutan. “Selain dilakukan rehabilitasi medis dan sosial, Narapidana kasus narkotika juga diberi bekal keterampilan di berbagai bidang.
Terlabih, sebagian besar dari mereka memiliki kreatiftas dan jiwa seni yang tinggi. Mereka telah berhasil menghasilkan karya-karya indah yang berkualitas dan bernilai jual. Diharapkan setelah mereka bebas nanti, mereka akan mandiri dan tidak mengulangi perbuatannya lagi,” ujar Utami.
Meskipun pameran hanya diselenggarakan selama satu hari, Produk Unggulan Narapidana berhasil meraup omzet hingga jutaan rupiah.
(pur)