Survei SMRC: 43% Rakyat Takut Bicara Politik Pasca Kerusuhan 21-22 Mei

Minggu, 16 Juni 2019 - 20:19 WIB
Survei SMRC: 43% Rakyat...
Survei SMRC: 43% Rakyat Takut Bicara Politik Pasca Kerusuhan 21-22 Mei
A A A
JAKARTA - Direktur Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojuddin Abbas mengatakan, berdasarkan hasil survei sebanyak 43 persen masyarakat Indonesia takut berbicara politik usai kerusuhan 21-22 Mei 2019.

"Pertanyaannya apakah masyarakat sekarang takut berbicara politik. Saat ini, ada peningkatan, itu menyebabkan publik takut untuk berbicara politik," ujar Sirojuddin di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (16/6/2019).

Abbas menjelaskan, tren mulai takutnya masyarakat Indonesia berbicara politik sejak tahun 2009. Pada era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sebanyak 16 persen masyarakat takut berbicara politik sementara di tahun 2014 di awal kepemimpinan Jokowi sebanyak 17 persen masyarakat takut berbicara politik.

"Ini perlu kita catat bahwa saat ini ada tren kenaikan perasaan takut di masyarakat untuk berbicara politik. Ada penurunan kualitas," jelasnya.

Namun, Abbas mengatakan saat ini mayoritas masyarakat Indonesia masih sering berbicara politik. Dalam temuannya, 35 persen masyarakat Indonesia masih sering bicara politik. Jarang bicara politik 25 persen, tidak, Pernah bicara politik 26 persen selalu bicara politik 8 persen, dan tidak menjawab sebesar 7 persen.

"Sebagian besar jarang atau tidak pernah merasa takut (bicara politik)," tuturnya.

Survei dilakukan pada warga yang berusia 17 tahun atau lebih atau yang sudah menikah dalam rentang waktu 20 Mei-1 Juni 2019.

Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan 1.220 responden. Namun responden yang dapat diwawancarai secara valid 1078 atau 88 persen. Margin of error kurang lebih 3,05 % dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6840 seconds (0.1#10.140)