Pesan Khatib Salat Id di Masjid Istiqlal: Menebar Maaf Membangun Kebersamaan

Rabu, 05 Juni 2019 - 10:59 WIB
Pesan Khatib Salat Id di Masjid Istiqlal: Menebar Maaf Membangun Kebersamaan
Pesan Khatib Salat Id di Masjid Istiqlal: Menebar Maaf Membangun Kebersamaan
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melaksanakan Salat Idul Fitri 1440 Hijriah di Masjid Istiqlal, Sawah Besar, Jakarta, Rabu (5/6/2019). Dalam pelaksanaan ibadah Salat Id ini mantan Menteri Agama Said Agil Husin Al Munawar didapuk menjadi khatib.

Said Agil mengatakan kepada jamaah agar dapat saling meminta dan memberi maaf. Pesan ini sesuai tema tausiah 'Idul Fitri Menebar Maaf Membangun Kebersamaan'.

Mantan Menteri Agama ini mengungkapkan, meminta maaf bukanlah hal yang dapat merendahkan harga diri seseorang. Namun justru merupakan sebuah bentuk kemenangan tersendiri.

"Sebenarnya memulai meminta maaf pada orang lain bukanlah hal yang merugikan. Karena sesungguhnya dengan meminta maaf, sama saja kita sudah menang melawan ego pribadi," ujarnya, Rabu (5/5/2019).

Said Agil juga menjelaskan saling memaafkan merupakan sikap yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Dengan meminta dan memberi maaf, maka penyakit hati seperti dendam dan sakit hati akan hilang.

"Maaf merupakan kata ajaib yang mampu menguraikan masalah hidup. Kata inilah yang menjadi senjata ampuh menghapus dendam, sakit hati dan kesalahpahaman. Maaf dapat menyambung kembali tali silaturahmi," kata Guru Besar Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqh Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir hadist UIN Syarif Hidayatullah tersebut.
Lebih lanjut dalam khotbahnya, Said juga menyampaikan nilai kebersamaan dalam sebuah negara. Dia menegaskan Islam merupakan agama yang menganjurkan umatnya untuk selalu menebar maaf dan membangun kebersamaan.

"Tentunya agar kita semua pada Hari Raya Idul Fitri ini berada dalam fitrah dan kesucian lahir batin. Sekaligus membangun ketenangan jiwa dan kebahagiaan hidup dunia akhirat," ucapnya.

Said menuturkan, Islam mengajarkan untuk memaafkan, sehingga umat Islam hendaknya saling memaafkan di momen Idul Fitri. Memaafkan merupakan bentuk ucapan tulus yang menenangkan.

“Dengan memaafkan, berarti kita telah berhasil meredam amarah. Mampu mengendalikan amarah dan bersikap bijaksana menjadi tolak ukur keimanan kita kepada-Nya," tuturnya.

Menurutnya, bijaksana di sini dalam artian mampu mempertimbangkan baik dan buruknya dari keputusan yang akan dilakukan. Namun pada kenyataannya, akhlak mulia ini seringkali diabaikan manusia, apalagi ketika emosi amarah telah menguasai jiwa dan pikiran. Tidak sedikit orang yang menyesali perbuatannya setelah melakukan tindakan fatal karena tak mampu mengendalikan amarah.

“karena itu kita harus bisa mengelola amarah sehingga menjadi energi positif dalam hidup,” katanya.

Dalam menghadapi masalah yang memancing kemarahan, Rasulullah pun senantiasa mengajarkan kepada umatnya untuk berlemah lembut dan memaafkan. Karena hal itu merupakan obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan kemarahan, emosi dan juga dendam akibat kezaliman yang dilakukan seseorang.

"Dengan memaafkan kita bisa menguraikan dendam di hati yang timbul akibat amarah yang tidak terkendali," ujarnya.

Diketahui Salat Idul Fitri di Majid Istiqlal dihadiri Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Sejumlah menteri Kabinet Kerja juga tampak menunaikan Salat Idul Fitri di masjid Istiqlal, di antaranya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menkominfo Rudiantara dan Mentri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8889 seconds (0.1#10.140)