Pandangan Fokal IMM Terkait Kondisi Perpolitikan Nasional

Jum'at, 31 Mei 2019 - 18:33 WIB
Pandangan Fokal IMM Terkait Kondisi Perpolitikan Nasional
Pandangan Fokal IMM Terkait Kondisi Perpolitikan Nasional
A A A
JAKARTA - Koordinator Nasional Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Kornas Fokal IMM) sebagai wadah berhimpun alumni IMM dalam mencermati kondisi perpolitikan nasional dan efeknya terhadap persyarikatan Muhammadiyah, menyampaikan sejumlah pandangan.

Ketua Umum Kornas Fokal IMM Armyn Gultoum mengatakan, pihaknya prihatin atas kondisi sosial politik bangsa yang mengalami degradasi akibat perbedaan pendapat dan pilihan politik pada Pilpres 2019, serta menyerukan seluruh komponen bangsa untuk saling menahan diri dan menjaga persatuan bangsa.

"Alumni IMM mendesak penyelesaian dugaan kecurangan dan pelanggaran pemilu dilakukan melalui mekanisme demokrasi yang telah disediakan," kata Armyn Gultom, Jumat (31/5/2019).

Fokal IMM menurut Armyn, mendukung langkah Muhammadiyah menjadi perekat dan penyambung polarisasi elite politik, sebagai perwujudan Muhammadiyah sebagai tenda besar bangsa yang keberadaannya mesti melampaui kepentingan politik kekuasaan dan agenda elektoral lima tahunan.

"Alumni IMM sebagai bagian integral dari persyarikatan Muhammadiyah mendukung langkah Bapak Haedar Nashir dan Bapak Abdul Mukti, Ketua Umum dan Sekjen PP Muhammadiyah mengambil prakarsa pencerahan dalam kondisi karut marut politik Indonesia saat ini," ucapnya.

Selain itu pihaknya meminta seluruh alumni dan kader IMM yang jumlahnya sangat signifikan dari ratusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Agama Islam negeri (PTAIN), Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) serta Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lainnya, juga melakukan langkah serupa menjadi aktor pencerah dan jembatan bagi pulihnya kohesi sosial dan politik yang terbelah pasca Pilpres 2019.

"Mengingatkan seluruh warga dan pengurus Muhammadiyah agar tidak membawa polarisasi politik ke dalam Muhammadiyah, karena dapat membawa perpecahan dan merugikan persyarikatan Muhammadiyah dalam menjalankan agenda dakwah dan sosialnya," tuturnya.

"Sebagaimana adagium yang populer di tengah kita, bahwa politik itu cenderung merenggangkan, sedangkan dakwah dan amal sholeh justru mempersatukan. Demikian pernyataan ini kami sampaikan, sebagai bagian tanggung jawab kebangsaan yang kita emban bersama sebagai kader persyarikatan, kader ummat dan kader bangsa," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7708 seconds (0.1#10.140)