Relawan Jokowi Ingatkan Masyarakat Tak Mudah Terprovokasi
A
A
A
JAKARTA - Koordinator Nasional Relawan Milenial Komunitas Indonesia Cinta Jokowi (Kita Jokowi) Ichya Halimudin menyerukan persatuan seluruh elemen dan menghormati hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019.
“Pilpres sudah selesai, saatnya kita bersatu sama-sama bekerja memajukan Indonesia, saya mengimbau anak-anak muda khususnya mahasiswa jangan terprovokasi aksi massa yang digagas oleh elite tertentu, karena sejatinya itu kepentingan mereka yang tidak terima kekalahan dan haus kekuasaan dengan mengatasnamakan rakyat,” tuturnya, Rabu (22/5/2019).
Ichya mengatakan, dalam demokrasi modern, kekuasaan rakyat dijalankan oleh wakil yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu. People power atau kekuatan rakyat dalam demokrasi adalah menggunakan hak suara dalam pemilu untuk memilih wakilnya seperti memilih presiden.
Apabila ada elite yang menginginkan terjadi peristiwa seperti tahun 98, kata dia, itu salah besar. Karena Prasyarat terjadinya aksi massa saat era Suharto sangat terpenuhi. Salah satunya karena adanya jabatan presiden yang tak dibatasi.
"Kalau sekarang (Era Reformasi-red) kan cuma dua periode atau 10 tahun. Kalah Pemilu 2019, ya nyalon nanti di 2024. Jangan korbankan rakyat untuk aksi yang berujung chaos dan membangun narasi kecurangan tanpa bukti”, ujarnya.
Dia menolak gerakan yang justru akan mengganggu stabilita nasional. “Pak Jokowi sudah menang dengan mandat rakyat 85 juta suara lebih, Kami dukung kekuatan rakyat hasil pemilu karena suara itu sejatinya kekuatan rakyat. Bukan suara bising di jalanan meski aksi dijamin undang-undang. Kita menolak gerakan yang berteriak-teriak kedaulatan rakyat dan sebagainya hanya jargon untuk membuat stabilitas nasional terganggu.”
Menurut Ihya, seharusnya elite memberikan edukasi politik yang baik kepada generasi muda. Jangan berpolitik memaksakan ego belaka mencederai demokrasi yang sudah berjalan baik. Apalagi saat bulan suci Ramadhan.
“Dalam setiap pertandingan, ada kalah dan menang, itu hal yang biasa. Begitupun dalam pilpres harusnya yang kalah legowo memberikan contoh edukasi yang baik kepada generasi muda agar kedepan menjadi contoh kita-kita dan apalahi ini momen bulan suci Ramadhan jadi bisa lebih sabar dan menahan diri," tuturnya.
“Pilpres sudah selesai, saatnya kita bersatu sama-sama bekerja memajukan Indonesia, saya mengimbau anak-anak muda khususnya mahasiswa jangan terprovokasi aksi massa yang digagas oleh elite tertentu, karena sejatinya itu kepentingan mereka yang tidak terima kekalahan dan haus kekuasaan dengan mengatasnamakan rakyat,” tuturnya, Rabu (22/5/2019).
Ichya mengatakan, dalam demokrasi modern, kekuasaan rakyat dijalankan oleh wakil yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu. People power atau kekuatan rakyat dalam demokrasi adalah menggunakan hak suara dalam pemilu untuk memilih wakilnya seperti memilih presiden.
Apabila ada elite yang menginginkan terjadi peristiwa seperti tahun 98, kata dia, itu salah besar. Karena Prasyarat terjadinya aksi massa saat era Suharto sangat terpenuhi. Salah satunya karena adanya jabatan presiden yang tak dibatasi.
"Kalau sekarang (Era Reformasi-red) kan cuma dua periode atau 10 tahun. Kalah Pemilu 2019, ya nyalon nanti di 2024. Jangan korbankan rakyat untuk aksi yang berujung chaos dan membangun narasi kecurangan tanpa bukti”, ujarnya.
Dia menolak gerakan yang justru akan mengganggu stabilita nasional. “Pak Jokowi sudah menang dengan mandat rakyat 85 juta suara lebih, Kami dukung kekuatan rakyat hasil pemilu karena suara itu sejatinya kekuatan rakyat. Bukan suara bising di jalanan meski aksi dijamin undang-undang. Kita menolak gerakan yang berteriak-teriak kedaulatan rakyat dan sebagainya hanya jargon untuk membuat stabilitas nasional terganggu.”
Menurut Ihya, seharusnya elite memberikan edukasi politik yang baik kepada generasi muda. Jangan berpolitik memaksakan ego belaka mencederai demokrasi yang sudah berjalan baik. Apalagi saat bulan suci Ramadhan.
“Dalam setiap pertandingan, ada kalah dan menang, itu hal yang biasa. Begitupun dalam pilpres harusnya yang kalah legowo memberikan contoh edukasi yang baik kepada generasi muda agar kedepan menjadi contoh kita-kita dan apalahi ini momen bulan suci Ramadhan jadi bisa lebih sabar dan menahan diri," tuturnya.
(dam)