Usai Pilpres 2019, Alumni ITS Ajak Masyarakat Bersatu Lagi

Sabtu, 04 Mei 2019 - 22:25 WIB
Usai Pilpres 2019, Alumni ITS Ajak Masyarakat Bersatu Lagi
Usai Pilpres 2019, Alumni ITS Ajak Masyarakat Bersatu Lagi
A A A
JAKARTA - Relawan Alumni Institut Sepuluh November (ITS) ingin masyarakat merajut kembali perbedaan pilihan politik dalam Pemilu 2019, termasuk sesama alumni ITS. Memang, banyak juga alumni ITS yang pro Jokowi, sehingga pantas bila alumni ITS berkontribusi ingin mendukung program Jokowi.

"Kita menggelar acara ini juga sebagai syukuran karena kita telah menyelenggarakan Pilpres dengan aman. Karena pilpres telah selesai maka kita terus merajut kebhinekaan. Kita tetap berkawan,” ujar Joseph Setiawan, tokoh Alumni ITS dalam acara Tasyakuran Pipres 2019 untuk Calon Presiden (capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin di Century Hotel Jakarta, Sabtu (4/5/2019).

Menyinggung soal perayaan kemenangan Pilpres 2019, di hadapan para alumni ITS yang hadir, Joseph mengatakan bahwa bagaimana pun proses perhitungan masih berjalan. "Kita tetap menghormati proses penghitungan suara yang sedang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)," katanya.

Acara tasyakuran alumni ITS, selain diisi dengan doa, program peduli berupa pemberian santunan bagi petugas KPPS yang meninggal. Tokoh alumni ITS lainnya, Irnanda Laksanawan, mengatakan bahwa, saatnya alumni ITS memberikan sesuatu, seperti blue paper bagi Jokowi-Amin. Karena hingga saat ini, begitu banyak kendala inovasi yang dihadapi negeri ini.

Ia berharap, Alumni ITS harus memiliki sebuah usulan kepada pemerintah seputar inovasi. "Setidaknya, saat ini RUU inovasi yang yang usulkan bisa segera teralisasi," katanya di hadapan alumni Alumni ITS.

"Alumni ITS perlu membuat blue paper, ITS mempunyai keberpihakan yang besar pada pengembangan teknologi dan inovasi. Mudah-mudahan dari syukuran ini bisa menghasilkan sesuatu usulan dari Alumni ITS untuk Pak Jokowi. Pak Jokowi nggak suka teoritis tapi yang kongkret," ujarnya.

Irnanda Laksanawan mengatakan, tren ekonomi yang memperluas ruang lingkup analisis ekonomi dengan mengkonstruksikan model-model yang menjelaskan bagaimana ekonomi pasar berinteraksi dengan lingkungan dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang menghasilkan inovasi, tengah gencar dilakukan di Indonesia dan menjadi sesuatu yang menarik untuk didiskusikan. Sebab, prediksi-prediksi ke depan dalam membuat sebuah inovasi akan menjadi sebuah kunci untuk pembangunan ekonomi.

"Kita alumi ITS perlu mendorong agar dalam amandemen Undang-Undang nomor 18 tahun 2002 melalui RUU tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SISNAS IPTEK). Inovasi dapat dimasukkan dan dapat diperbesar perannya sehingga nanti Dewan Riset Nasional dapat diperluas menjadi Dewan Riset dan Inovasi Nasional," kata Irnanda.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9983 seconds (0.1#10.140)