Sambut Ramadhan, ACT Aktifkan Dapur Ramadhan dan Paket Pangan di Palestina

Jum'at, 03 Mei 2019 - 18:39 WIB
Sambut Ramadhan, ACT Aktifkan Dapur Ramadhan dan Paket Pangan di Palestina
Sambut Ramadhan, ACT Aktifkan Dapur Ramadhan dan Paket Pangan di Palestina
A A A
JAKARTA - Lebih dari 11 tahun belakangan, warga Palestina di Tanah Gaza mengalami keterbatasan akses, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ramadhan tahun lalu, warga Palestina terpaksa sahur dan berbuka dalam kegelapan.

Aksi Cepat Tanggap (ACT) pun terus berupaya meringankan beban warga Palestina. Mengusung tema Marhaban Yaa Dermawan, ACT akan menjalankan program spesial Ramadhan di Palestina. ACT mengadakan Dapur Ramadhan dan Paket Pangan Ramadhan untuk menyediakan makanan siap santap ketika sahur dan berbuka.

Dapur Ramadhan dan Paket Pangan Ramadhan tidak hanya menyasar mereka yang tinggal di rumah sementara. Juga pasien dan petugas medis di sejumlah rumah sakit hingga para pejuang kemerdekaan yang rutin mengikuti aksi Great Return March setiap Jumat.

“Paket Pangan Ramadhan yang dibagikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bangsa Palestina. Bahkan Paket Pangan juga ada yang dibagikan di ujung Ramadhan dengan tujuan melengkapi kebahagiaan Lebaran,” kata Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response ACT.

Selama ini Ramadhan identik sebagai momentum mempererat tali persaudaraan. Termasuk antara masyarakat Indonesia dengan Palestina. Pada Ramadhan 1440 H ini, seluruh program bantuan selama Ramadhan terangkum dalam tema Marhaban Yaa Dermawan. Semangat kedermawanan ini menjadi nilai utama yang akan disebarkan oleh ACT tidak hanya secara lokal namun juga global.

ACT pun mengajak para dermawan, di dalam ataupun luar negeri bersama-sama meringankan beban bangsa Palestina di bulan Ramadhan mendatang. “Insya Allah akan ada kesempatan bagi kita untuk mewujudkan kebahagiaan Ramadhan kepada bangsa Palestina. Sebagai sesama manusia adalah kewajiban kita untuk meredam duka mereka,” tandasnya.

Tahun lalu, momen paling menyayat tampak ketika bangsa Palestina melakukan sahur dan iftar dalam kegelapan. Di Gaza, pasokan listrik tidak sampai 5 jam per hari.

Kondisi ini tentu memberatkan, terutama bagi keluarga yang tidak mampu menebus 1 atau 2 liter bensin untuk menyalakan generator sebagai pengganti sumber listrik. Penderitaan bagi masyarakat Palestina juga datang akibat langkanya rasa tenang saat menjalankan ibadah Ramadhan. Di Bulan Suci itu, serangan demi serangan malah semakin digencarkan zionis Israel.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6160 seconds (0.1#10.140)