Sambangi Daerah, Mbak Tutut Minta Masyarakat Turut Awasi Pemilu
A
A
A
JAKARTA - Putri sulung mantan presiden HM Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau disapa akrab Mbak Tutut dan sang adik Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto terus menyapa masyarakat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di pedalaman Indonesia.
Salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kunjungan sosialnya, mereka mengadakan kegiatan sosial berupa operasi katarak dan bibir sumbing secara gratis.
Kegiatan ini merupakan program yang telah dicanangkan oleh Pak Harto sejak tahun 1975 melalui Yayasan Dharmais. Hingga kini, sekitar 140 ribu masyarakat telah melakukan operasi katarak dan bibir sumbing.
"Banyak sekali masyarakat yang harus dibantu terkait katarak dan bibir sumbing," ujar Mbak Tutut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/4/2019).
Ada cerita menarik, Dominikus warga asal Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) harus menempuh jarak sejauh 70 kilometer menggunakan ojek motor untuk mendapatkan operasi katarak akibat penyakit yang dialaminya dua tahun silam.
Kedua matanya hanya berfungsi salah satu yaitu sebelah kiri. "Rasanya tidak sakit setelah di operasi. Hanya saja kalau melihat harus menahan (katup mata)," kata Dominikus.
Bapak dari tiga anak dan lima cucu ini merasakan lega setelah melakukan operasi katarak yang diselenggarakan oleh Yayasan Dharmais.
"Alhamdulillah sekarang sudah bisa melihat lagi. Nanti tolong disampaikan kepada teman-temannya kalau disini ada operasi bibir sumbing dan juga operasi kusta ya pak," ungkap Mbak Tutut kepada Dominikus.
Usai menyapa masyarakat, Mbak Tutut mengunjungi Rumah Sakit Katolik Mariamun Halilulik di Halilukuk Atambua Timor, NTT. Dalam safari politiknya, Mbak Tutut bersama rombongan menuju Desa Litamali, Kobalima, Kabupaten Malaka, NTT dalam rangkaian kampanye Partai Berkarya.
Selain disambut oleh Kepala Suku, Mbak Tutut dan Mbak Mamiek diberi tas & kain adat tenun. Di Malaka, Mbak Mamiek menggelorakan para caleg partai Berkarya, relawan dan masyarakat yang hadir.
Dirinya mengingatkan agar para caleg DPR RI dan DPRD berkomitmen mensejahterakan masyarakat jika terpilih. "Malaka harus lebih maju lagi. Harus berdiri di atas kaki sendiri (berdikari). Enggak boleh ada impor lagi, semua harus produk dalam negeri," tegas Mamiek.
Sementara Mbak Tutut mengingatkan, warga Malaka yang telah memiliki hak pilih, agar menggunakan hak pilihnya. "Bapak-bapak dan ibu-ibu, mau memilih yang lebih baik atau begini saja?” tanya Tutut.
Dengan kompak dijawab, "Kami ingin perubahan, Bu," jawabnya. "Kalau ingin perubahan, pilih Partai Berkarya nomor 7, dan presidennya nomor 2, ya," katanya.
Selain itu warga Malaka diminta untuk ikut mengawasi jalannya Pemilu. Baik saat proses pencoblosan maupun penghitungan suara pada 17 April mendatang. "Kalau sudah nyoblos, jangan langsung pulang. Kita ikut awasi dulu, kalau ada yang curang difoto dan laporkan," pungkasnya.
Salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kunjungan sosialnya, mereka mengadakan kegiatan sosial berupa operasi katarak dan bibir sumbing secara gratis.
Kegiatan ini merupakan program yang telah dicanangkan oleh Pak Harto sejak tahun 1975 melalui Yayasan Dharmais. Hingga kini, sekitar 140 ribu masyarakat telah melakukan operasi katarak dan bibir sumbing.
"Banyak sekali masyarakat yang harus dibantu terkait katarak dan bibir sumbing," ujar Mbak Tutut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/4/2019).
Ada cerita menarik, Dominikus warga asal Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) harus menempuh jarak sejauh 70 kilometer menggunakan ojek motor untuk mendapatkan operasi katarak akibat penyakit yang dialaminya dua tahun silam.
Kedua matanya hanya berfungsi salah satu yaitu sebelah kiri. "Rasanya tidak sakit setelah di operasi. Hanya saja kalau melihat harus menahan (katup mata)," kata Dominikus.
Bapak dari tiga anak dan lima cucu ini merasakan lega setelah melakukan operasi katarak yang diselenggarakan oleh Yayasan Dharmais.
"Alhamdulillah sekarang sudah bisa melihat lagi. Nanti tolong disampaikan kepada teman-temannya kalau disini ada operasi bibir sumbing dan juga operasi kusta ya pak," ungkap Mbak Tutut kepada Dominikus.
Usai menyapa masyarakat, Mbak Tutut mengunjungi Rumah Sakit Katolik Mariamun Halilulik di Halilukuk Atambua Timor, NTT. Dalam safari politiknya, Mbak Tutut bersama rombongan menuju Desa Litamali, Kobalima, Kabupaten Malaka, NTT dalam rangkaian kampanye Partai Berkarya.
Selain disambut oleh Kepala Suku, Mbak Tutut dan Mbak Mamiek diberi tas & kain adat tenun. Di Malaka, Mbak Mamiek menggelorakan para caleg partai Berkarya, relawan dan masyarakat yang hadir.
Dirinya mengingatkan agar para caleg DPR RI dan DPRD berkomitmen mensejahterakan masyarakat jika terpilih. "Malaka harus lebih maju lagi. Harus berdiri di atas kaki sendiri (berdikari). Enggak boleh ada impor lagi, semua harus produk dalam negeri," tegas Mamiek.
Sementara Mbak Tutut mengingatkan, warga Malaka yang telah memiliki hak pilih, agar menggunakan hak pilihnya. "Bapak-bapak dan ibu-ibu, mau memilih yang lebih baik atau begini saja?” tanya Tutut.
Dengan kompak dijawab, "Kami ingin perubahan, Bu," jawabnya. "Kalau ingin perubahan, pilih Partai Berkarya nomor 7, dan presidennya nomor 2, ya," katanya.
Selain itu warga Malaka diminta untuk ikut mengawasi jalannya Pemilu. Baik saat proses pencoblosan maupun penghitungan suara pada 17 April mendatang. "Kalau sudah nyoblos, jangan langsung pulang. Kita ikut awasi dulu, kalau ada yang curang difoto dan laporkan," pungkasnya.
(maf)